TintaSiyasi.id-- Cendekiawan muslim ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengatakan umat Islam tidak punya dasar sama sekali baik secara teologis atau secara historis untuk menjadi sekuler.
"Umat islam tidak punya dasar sama sekali, baik secara teologis atau secara historis untuk menjadi sekuler," ujarnya di kanal Youtube One Ummah: Membumikan Al-Quran Dalam Kehidupan Bernegara, Ahad (23/3/2025).
Lanjutnya, ia menjelaskan secara historis disebutkan bahwasanya sekulerisme awalnya terjadi pada masyarakat barat dengan hubungannya dengan agama nasrani. Dimana persoalan ini tidak luput mengenai otentitas injil, teologi, hubungan injil dengan sains, trauma rezim agama.
"Kita tidak punya persoalan menyangkut empat hal ini, entitas Al-Quran terjaga dari awal sampai akhir yang menjaga Allah swt. karena otentitas Al-Quran terjaga, teologi-nya juga terjaga," ungkapnya.
Sehingga, ia menegaskan Islam tidak memiliki alasan untuk menjadi sekuler. Terlebih di dalam surah Al-Baqarah ayat 85 jelas sekali bahwa Allah swt. mengecam mereka yang memiliki pandangan sekuleristik.
"Apakah engkau beriman kepada Al-Kitab sebagaian dan kufur kepada sebagian yang lain, ayat ini memang berkenaan kelakuan orang Yahudi yang satu sisi ketika dia itu bertikai melanggar taurat tapi ketika sampai tawanan perang dia minta disesuaikan dengan taurat, turunlah ayat itu," jelasnya.
"Tidak boleh kita sekuler, tidak boleh ada penolakan agama, tidak boleh turut campur dari kehidupan. Agama ini mengatur, kalau tidak ikut campur anda ini mau diatur oleh apa? Pasti oleh sesuatu yanx XDg tidak bersumber dari Al-Quran, kalau Al-Quran akan mengangkat derajatnya dan mengangkat dari kegelapan, maka sesuatu yang selain Al-Quran akan kebalikan," sambungnya.
Alhasil, ia memandang kalau umat muslim berfikir secara jernih dan rasional, maka umat muslim akan paham bagaimana Islam bisa mengatur terkait bidang ekonomi. Terlebih umat sangat ingin pertumbuhan ekonomi sebuah negara stabil dan adil.
"Kalau kita membaca sejarah ekonomi ketika Islam berjaya dulu menggunakan mata uang dinnar di bawah Khilafah Ustmani itu stabil. Indeks harga penting karena indeks harga menentukan daya beli terjaga, seperti sekarang ini daya beli kita akan tergerus tiap hari, setiap waktu oleh karena inflasi," terangnya.
Sehingga ia menegaskan, jika ingin memeiliki keadaan ekonomi yang tumbuh, adil dan stabil, mau tidak mau harus mengikuti tuntunan Islam. "Diantaranya melalui penggunaan mata uang benar," tandasnya. [] Taufan