×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Indonesia kini Menghilangkan Narasi Israel Penjajah

Jumat, 25 April 2025 | 16:05 WIB Last Updated 2025-04-25T09:06:31Z
TintaSiyasi.id -- Cendekiawan muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai kini pemerintah Indonesia tidak lagi menarasikan Israel sebagai penjajah, hal itu tampak dari hilangnya narasi tersebut di website Kementerian Luar Negeri. 

"Dulu masih ada narasi yang keluar secara resmi dari pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Luar Negeri yang mengatakan bahwa Israel itu penjajah atau disana terjadi penjajahan tetapi ini hari narasi itu hilang," ujarnya di kanal YouTube UIY official; Prabowo ke Timur Tengah, Apa Hasilnya?, Kamis (17/4/2025).

UIY mengingatkan penting untuk narasi tersebut dikembalikan lantaran penjajahan merupakan inti dari persoalan di Palestina. Terlebih Indonesia sebagai salah satu negeri muslim terbesar tidak boleh tinggal diam melihat tragedi yang terjadi di Gaza, Palestina.  

"Tetapi ada satu hal penting untuk dikedepankan adalah bagaimana standing point Indonesia terhadap peristiwa itu atau tragedi itu, ini sangat penting, kenapa? Itu akan menentukan langkah-langkah berikutnya termasuk peran apa yang akan diambil oleh Indoensia," jelasnya. 

Adapun, ia menjelaskan standing point yang dimaksud yakni Indonesia harus mengatakan dengan tegas bahwasanya di Gaza, Palestina telah terjadi Genosida. Dikarenakan hal itu merupakan implikasi langsung dari penjajahan dan penguasaan oleh Zionis Yahudi. 

"Dari sana kemudian akan ditentukan langkah-langkah seperti apa, tentu langkah pertama adalah meminta kepada Israel untuk menghentikan penyerangan itu, ini paling mendasar," terangnya.

Adapun terkait bantuan kemanusiaan terhadap Palestina yang digaungkan Presiden Prabowo, ia menilai memang bantuan kemanusiaan saat ini sangat diperlukan mengingat warga Gaza sangat membutuhkan bahan makanan, obat-obatan dan kebutuhan dasar untuk melanjuktan hidup mereka. Serta pemukiman rumah sudah hancur apalagi suasana musim dingin, air bersih dan sebagainya sangat diperlukan.

"Tetapi persoalan bagaimana bantuan itu bisa sampai kesana, mengingat pintu Rafah kembali ditutup dan Israel tidak mengizinkan bantuan internasional sekalipun untuk masuk wilayah Gaza," ungkapnya.

Meski demikian, pria kelahiran Yogyakarta ini mengingatkan jika bantuan kemanusiaan diperuntukkan untuk yang dalam posisi diserang. Lantas apa langkah yang harus dilakukan untuk yang menyerang. 

"Sebab kalau hanya fokus pada korban sementara yang melakukan tindakan kezaliman itu tidak ada langkah apa-apa itu seperti halnya kita melihat ada orang yang dipukuli kemudian setelah luka kita kasih dia obat, kemudian membiarkan lagi untuk dipukuli lagi, ini tidak masuk akal," keluhnya. 

"Karena itu Presiden Prabowo harus menyentuh sisi kedua, sisi penyerangnya, sisi penjajahnya ini," pungkasnya. [] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update