Tintasiyasi.id.com -- Rencana presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi warga Palestina ke Indonesia diungkapkannya sebelum berkunjung ke Timur Tengah. Tentu saja, statement kepala negara ini menuai pro dan kontra dari masyarakat dalam negeri.
Pasalnya, negara Arab sendiri menentang adanya relokasi terhadap warga palestina. Bahkan jika ditinjau secara teritorial, Indonesia sangat jauh jaraknya dari wilayah Palestina. Jika negara tetangga saja ditentang oleh negara arab untuk dilakukan relokasi, terlebih lagi Indonesia.
Sebab keinginan untuk mengevakuasi korban tetap sama substansinya yakni mengosongkan wilayah Palestina. yang akan memberikan peluang bagi penjajah untuk mencaplok wilayah tersebut (Republika, 12/4/2025).
Kebiadaban zionis Israel laknatullah yang telah memporak porandakan wilayah Gaza Palestina, hingga telah menghilangkan banyak nyawa penduduk disana semakin membuat wilayah Palestina kian mencekam dan tidak kondusif.
Tidak ada lagi tempat yang layak untuk ditinggali, puing-puing reruntuhan adalah saksi bisu kebrutalan yang diciptakan oleh kaum kafir penjajah. Kemalangan yang menimpa warga Palestina sukses memantik rasa iba dihati masyarakat dunia tak terkecuali presiden Indonesia yakni Prabowo Subianto dengan adanya usulan evakuasi korban sebanyak 1.000 orang pada gelombang pertama.
Lantas, benarkah evakuasi warga Palestina ke Indonesia merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan?
Ambisi Negara Adidaya dan Sekutunya
Ambisi yang dimiliki oleh Trump untuk menguasai wilayah Palestina, membuatnya kian gelap mata. Demi melancarkan Proyek Riviera Timur Tengah, berbagai macam strategi pun dilakukan oleh Trump.
Termasuk rencana terkait rekontruksi Gaza secara total. Namun sebelumnya, merelokasi warga Palestina ke negara tetangga adalah langkah awal yang mesti dilakukan.
Faktanya, hingga saat ini negara tetangga enggan untuk menerima tawaran tersebut dan menolak keinginan Trump dengan berbagai alasan. Meskipun demikian, Trump tetap bersikukuh terhadap ambisinya.
Bahkan dikutip dari Metro TV (14/3/2025), Amerika dan Israel telah melakukan kontak terhadap tiga pemerintah Afrika Timur. Sebab, wilayah tersebut berpotensi untuk untuk menjadi pemukiman warga Palestina yang terusir dari jalur Gaza.
Tak hanya Afrika dan negara lainnya, Indonesia pun tak luput dari perhatian Amerika Serikat. Bahkan negara dengan mayoritas muslim ini, digadang-gadang termasuk dalam daftar wilayah destinasi relokasi warga Gaza Palestina.
Statement Berbahaya
Jika menelisik ungkapan presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu terkait rencana evakuasi warga Palestina ke Indonesia, statement tersebut dikaitkan dengan sikap yang diambil oleh Amerika yang mengumumkan adanya pemberlakuan tarif impor perdagangan sebanyak 32% untuk berbagai negara temasuk diantaranya Indonesia.
Tentu hal ini membuat pemerintah kalang kabut. Pasalnya, fenomena tersebut akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri.
Sehingga diperkirakan, Prabowo mengeluarkan statement tersebut sebagai trik untuk membujuk Trump agar mengurangi besaran angka tarif impor perdagangan seperti upaya yang telah dilakukan oleh negara lain seperti Inggris untuk melobi Trump dengan harapan mau menurunkan tarif Impor perdagangan melalui tawaran pemotongan pajak pada beberapa miliarder teknologi AS yang memiliki hubungan dekat dengan Trump.
Jika trik tersebut terbukti benar, maka sangat disayangkan. Karena sama halnya Indonesia memberikan dukungan terhadap Amerika dan sekutunya dalam membantu pengusiran warga Palestina dengan dalih relokasi.
Sehingga statement tersebut dianggap sangat berbahaya. Sebab umat Muslim di Palestina selama ini telah mati-matian dalam menjaga dan mempertahankan tanah yang merupakan hak seluruh umat muslim.
Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh umat muslim diseluruh dunia untuk menjaga tanah Palestina. Oleh karenanya, evakuasi bukanlah langkah yang tepat untuk dilakukan saat ini.
Sebab, rencana evakuasi tentu akan kian mempermulus agenda penjajah untuk mengosongkan wilayah Gaza Palestina. Sehingga dengan mudah akan diambil alih serta dikuasai oleh Amerika dan sekutunya.
Kepemimpinan Islam Solusi Hakiki
Sejak runtuhnya daulah khilafah Islamiyah lebih dari satu abad silam, umat muslim bak anak ayam yang kehilangan induknya. Tak hanya itu, kemunduran yang terjadi pada umat muslim hari ini tak lepas dari campur tangan ideologi asing yang telah menjadi sumber pemecah belah persatuan umat.
Kemunculan paham nasionalisme pun telah membuat umat muslim tersekat-sekat oleh garis imaginer nation state. Sehingga, bantuan militer tak kunjung dikerahkan. Ketiadaan sosok khalifah, menyebabkan kekacauan hingga hilangnya rasa cinta dan ukhuwah yang pernah terjalin lama ditubuh umat muslim seperti saat Islam berjaya.
Sejatinya, Menghadirkan sosok khalifah dibawah naungan khilafah adalah sebuah perihal urgen karena merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi berbagai problematika yang terjadi hingga genozida yang tak kunjung usai menimpa masyarakat Palestina.
Dimana, hanya dengan keberadaan institusi khilafah dan sosok khalifah yang mampu melindungi umat muslim dari berbagai bentuk penindasan dan penjajahan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., "Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu adalah perisai (pelindung), orang-orang yang berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya). (HR. Muttafaq Alaihi).
Maka, untuk menyelamatkan Palestina dari kekejaman kafir penjajah bukanlah dengan melakukan evakuasi, melainkan dengan Jihad dan Khilafah. Oleh karena Keberadaan institusi khilafahlah yang akan mendorong adanya jihad fisabilillah untuk menyelamatkan hak-hak kaum muslim dari cengkraman zionis Yahudi dan sekutunya.
Adapun mengabaikan kondisi umat muslim di Gaza Palestina, tentu merupakan sebuah bentuk kezaliman. Bungkamnya para penguasa muslim dengan tidak mengirimkan bala bantuan kekuatan militer pun dianggap sebuah kezaliman.
Karena telah membiarkan darah umat muslim tumpah membasahi bumi Allah. Padahal Allah Swt., telah memerintahkan agar umat muslim senantiasa saling tolong-menolong. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Anfal Ayat 72:
"Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan membela agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan."
Perjuangan umat muslim tak boleh gentar. Melalui gerakan partai Islam ideologis, sudah saatnya umat hari ini memperjuangkan tegaknya khilafah yang akan mempersatukan dan memberikan kekuatan yang tidak akan terkalahkan seperti pada masa kejayaaan Islam.
Sudah saatnya Islam bangkit kembali memimpin dunia. Tentu saja, melalui metode seperti yang pernah ditempuh oleh Rasulullah Saw., dengan menggencarkan dakwah dan memberikan pemahaman serta membangun kesadaran umat bahwa Islam tidak hanya sekedar Ibadah ritual semata.
Lebih dari itu, Islam adalah sebuah ideologi yang dapat memberikan solusi tuntas atas segala permasalahan dalam kehidupan umat, dan sangat layak untuk menggantikan ideologi kapitalisme yang saat ini telah membawa banyak kerusakan dan kesengsaraan bagi umat manusia. Wallahu a'lam Bisshawwab.[]
Oleh: Ayu Ummu Umar
(Aktivis Dakwah Nisa Morowali)