Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Soal Perang Tarif Amerika, Pengamat: Momentum Emas Dunia Islam Bangkit Sebagai Kekuatan Global

Sabtu, 26 April 2025 | 05:26 WIB Last Updated 2025-04-25T22:26:46Z
TintaSiyasi.id -- Merespons perang tarif Amerika Serikat versus Cina, Direktur Indonesia Justice Monitor Ustaz Agung Wisnuwardana mengatakan, momentum emas bagi dunia Islam untuk bangkit sebagai kekuatan global. 

"Perang tarif Amerika Serikat versus Cina semakin memanas tetapi tahukah Anda, ini bisa menjadi momentum emas bagi dunia Islam untuk bangkit sebagai kekuatan global," ungkapnya di akun TikTok agung.wisnuwardana, Rabu (23/4/2025).

Ia menjelaskan, dua raksasa ekonomi dunia saling mode menghancurkan imbas cipratannya akan kemana-mana dan beresiko besar terhadap dunia termasuk Indonesia.

"Sejak 2 April 2025 Donal Trump terus menaikkan tarif barang impor dari Cina 34 persen, 104 persen, 124 persen, saat ini 245 persen, Cina pun membalas balik dengan menaikkan tarif semua impor dari Amerika Serikat 34 persen, jadi 84 persen, 125 persen dan siap mode perang dagang," jelasnya. 

"Cina kemudian mengancam negara-negara yang melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat termasuk di dalamnya Indonesia. Kondisi ini tentu memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global IMF mencatat proyeksi pertumbuhan global akan turun jadi 2,8 persen untuk tahun 2025," tambahnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, potensi ini berpeluang besar untuk bangkitnya dunia Islam. "Bayangkan jika dunia Islam yang membentang dari Maroko sampai Merauke itu bersatu, minyak, gas, sumber daya alam melimpah, potensi pangan, logistik, teknologi akan dikuasai," jelasnya.

"Dunia Islam menguasai 60 persen cadangan minyak dunia, populasi muslim 2 milyar jiwa dan mayoritas usia produktif, dunia Islam memiliki potensi agrikultur dan laut yang luar biasa, posisi geostrategis di middle rate rute dengan terusan Sueznya dan juga choke point pentingnya timur yaitu selat Malaka tetapi kenapa belum terjadi?" Tanyanya.

Sehingga, ia mengatakan Dunia Islam bisa bangkit dengan caranya sendiri 

Pertama, dunia Islam bisa membangun kemandirian ekonomi dan perdagangan yang kuat. "Dengan bentangan dari Balkan sampai Afrika Utara, dari Maroko hingga Indonesia bentangan dunia Islam di tiga benua Asia, Afrika, Eropa itu luar biasa," terangnya.

Kedua, dinar dan dirham diterapkan akan membebaskan dunia Islam dari dolar Amerika Serikat. "Dinar dirham akan menjadi alat tukar kuat dalam perdagangan di dunia Islam, setting digital untuk Dinar dan dirham dapat dilakukan dengan tetap underlying emas dan perak," jelasnya.

Ketiga, kemandirian pangan dan energi di dunia Islam yang potensinya luar biasa dan sangat mungkin.

Keempat, persatuan geopolitik dunia Islam yaitu khilafah islamiah sebagai pengganti ketergantungan Barat Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. "Kita tidak butuh hegemoni Amerika Serikat atau Cina, kita butuh persatuan Islam saatnya bangkit dari Maroko sampai Merauke dari semenanjung Balkan sampai Afrika Utara dalam naungan khilafah Islamiah," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update