Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Penjajahan Palestina, AMMI: Kirimkan Militer dan Putuskan Hubungan Diplomatik

Minggu, 20 April 2025 | 12:36 WIB Last Updated 2025-04-20T13:02:57Z

Tintasiyasi.ID -- Gustar Umam, Lc., Ketua Aliansi Mahasiswa Muslim Indonesia (AMMI), menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan penjajahan dan genosida di Al-Aqsa dan Palestina dengan mengirimkan pasukan militer dan memutuskan hubungan diplomatik serta ekonomi dengan negara yang mendukung agresi Israel, termasuk Amerika Serikat.

 

“Di tengah diamnya dunia, kami mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muslim Indonesia (AMMI) menyerukan terhadap pemerintah Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim untuk segera mengambil langkah nyata, yakni,” serunya di hadapan sekitar 500 massa aksi.

 

Pertama, mengirimkan pasukan militer dalam rangka membela Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina dari penjajahan.

 

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ

 

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. (QS Al-Baqarah: 216)

 

Kedua, mereka sebagai mahasiswa Indonesia juga mendorong pemerintah Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim untuk segera memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara yang mendukung agresi Israel, termasuk Amerika Serikat.

 

“Sesungguhnya hubungan tersebut kontradiktif dengan prinsip politik yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan perdamaian dunia,” tegasnya dalam orasi berbahasa Arab tersebut.

 

Lanjut membacakan tuntutannya, mereka mahasiswa Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat, aktivis, akademisi, dan pemuka agama untuk turut serta atau mendukung aksi ini. “Karena Palestina adalah cerminan dari wajah keimanan dan kemanusiaan kita sendiri,” tuturnya mengingatkan.

 

Gustar menukil Al-Qur’an surah An-Nisaa ayat 75:

 

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ

 

Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah.

 

“Sejak awal 2024 hingga pertengahan April 2025, lebih dari 51.000 warga Gaza telah terbunuh akibat serangan militer Israel. Ledakan rudal dan bom menghantam rumah-rumah penduduk, sekolah, fasilitas kesehatan, hingga kamp-kamp pengungsian. Tidak ada tempat yang aman,” ungkapnya, Ahad (20/04/2025).

 

Ia menyebutkan bahwa ribuan nyawa telah melayang. “Ratusan ribu lainnya hidup dalam ketakutan, tanpa akses terhadap air bersih, listrik, makanan, maupun rasa aman. Gaza, wilayah kecil di tepi Laut Tengah itu, kini tak ubahnya puing-puing sejarah yang bersimbah darah,” ujarnya di depan patung kuda, silang Monas, Jakarta.

 

Ironisnya, lanjutnya, gencatan senjata yang berulang kali disuarakan oleh negara-negara besar, khususnya Amerika Serikat, tidak pernah benar-benar terjadi. “Justru selama bulan suci Ramadan dan perayaan Idulfitri, kekerasan meningkat. Di balik retorika "solusi dua negara", pembantaian tetap berlangsung, bahkan semakin brutal,” sesalnya.

 

Gustar pun menyitat sebuat hadis yang berbunyi:

 

من لم يهتم بأمر المسلمين فليس منهم

 

Siapa saja yang tidak perhatian terhadap urusan kaum Muslim, maka tidak termasuk bagian dari mereka.

 

Gustar mengingatkan bahwa permasalahan Palestina bukanlah persoalan kemanusiaan biasa, melainkan isu penjajahan terhadap tanah umat Islam. Solusi jangka pendek seperti diplomatik terbukti tidak cukup.

 

“Oleh karena itu umat Islam butuh kepemimpinan yang satu, yang mampu menyatukan kekuatan militer, politik, dan ekonomi umat,” lugasnya menyodorkan solusi.

 

Ia menyebutkan, “Itulah Khilafah Islamiyah, sistem pemerintahan Islam yang mempersatukan negeri-negeri Muslim di bawah satu kepemimpinan, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dan para Khulafaur Rasyidin.”

 

“Hanya khilafah yang mampu menggerakkan kekuatan militer umat untuk membebaskan Al-Aqsa dan seluruh tanah yang terjajah, serta melindungi kaum Muslim di mana pun mereka berada,” serunya meyakinkan.

 

Kembali Gustar menukil sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

 

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

 

Sesungguhnya imam (khalifah) adalah perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.

 

“Dengan khilafah, tentara dari Mesir, Turki, Pakistan, Indonesia, dan negeri-negeri Muslim lainnya dapat bersatu dalam satu komando jihad fi sabilillah. Tidak lagi terpecah oleh batas nasionalisme yang diwariskan oleh penjajah Barat,” tandasnya.[] Rere

 

 

 

Opini

×
Berita Terbaru Update