TintaSiyasi.id -- Idulfitri menjadi momen menggembirakan yang dinantikan tiap Muslimin di seluruh penjuru dunia setelah ditunaikannya ibadah puasa di bulan Ramadhan. Yang sayangnya kebahagiaan tersebut belum dapat dirasakan oleh semua umat Islam, terutama Muslimin Palestina dan Muslimin lainnya yang masih terkekang dalam rantai kebiadaban para musuhnya.
Mau tak mau mereka harus berhadapan dengan penjajah yang kian brutal dan tak kenal belas kasihan sehingga mengharuskan mereka terusir dari tanah kelahiran atau tetap bertahan tetapi menghadapi siksaan yang tak ringan.
Di momen yang berbahagia ini, berita-berita berseliweran, bergantian menunjukkan realita yang menampik kesadaran bahwa kebahagiaan umat Islam belumlah sempurna, karena sejatinya sebagian umat Islam, terlebih Palestina masih dalam kesengsaraan. Mereka terancamnya nyawanya di bawah kebiadaban Israel yang terus menerus meluncurkan aksi genosida nya, sejak jauh sebelum bulan Ramadhan 1445H tiba, hingga saat ini di bulan Syawal 1446H.
Belum lama ini, pada 4 April 2025, viral di platform jagat maya, seorang pengguna X menggunggah postingan yang menunjukkan keterkejutannya menyoal hujan jenazah yang berada di Gaza. "Baru saja liat video terbaru keadaan di Gaza, dan u know what? Ada hujan jenazah! Ada! Hujan! Jenazah! Sekali lagi! Ada! Hujan! Jenazah!!!". Pernyataannya tersebut merujuk pada video unggahan TRT World.
Jumat, di akun media sosial lainnya, outlet itu menulis, "Para saksi mata menyaksikan dengan ngeri saat pemboman Israel melemparkan tubuh warga Palestina ke udara di Gaza yang terkepung." Brigade Al-Qassam, selaku sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina Hamas, telah memperingatkan bahwa nyawa tawanan Israel terancam karena Israel memerintahkan semua warga Palestina melarikan diri dari daerah tersebut (liputan6.com, 05/04/2025).
Tak hanya itu, sebagian Muslimin Palestina terpaksa harus merayakan momen lebaran tahun ini di kamp Wihdat, Yordania (metrotvnews.com, 30/04/2025). Tepat di hari idul Fitri pula, Israel juga menewaskan 9 orang, termasuk 5 masih kanak-kanak (tempo.com, 30/4/2025).
Ironis. Di tengah gegap gempitanya Muslimin penjuru dunia merayakan Idulfitri, Palestina justru menikmati dengan tangis dan duka cita. Berita lalu lalang yang ada, seakan menjadi postingan viral semata tanpa adanya kesadaran dari umat bahwa mereka membutuhkan solusi nyata.
Meski dunia mengecam Israel dan PBB telah memberi solusi abal-abal bertajuk two state solution (yang membagi dua tanah Palestina untuk Israel dan Palestina) serta kawan-kawannya, namun nyatanya tak kuasa untuk menghentikan genosida Palestina. Muslimin Palestina terus dibombardir habis-habisan.
Kasus genosida Palestina hari ini tak lain buah dari sistem sekuler-kapitalis yang juga sebagai induk dari nasionalisme. Yang imbasnya, umat Islam teralihkan pandangannya untuk mencari solusi hakiki. Di tengah gempuran Barat yang menjejali pemikiran umat Muslim dengan food, fashion, fun, mereka juga menanamkan ide nasionalis, sehingga wajar umat hari ini merasa lebih mengutamakan kepentingan berasas sekat nasionalisme alias kepentingan negara masing-masing. Negara Muslim banyak yang memilih bungkam di hadapan dunia.
Kondisi umat Islam yang makin sengsara, terjepit dan terpuruk hari ini sudah seyogyanya membuka hati dan mata manusia, utamanya umat Islam, bahwa sistem yang dianut oleh mayoritas negara penjuru dunia ini tidak layak menjadi sandaran dan rujukan kehidupan manusia dalam membangun peradaban manusia mulia, juga sadar bahwa sistem ini tak menyelesaikan masalah.
Sebagai Muslimin, sudah semestinya kembali pada fitrahnya untuk tetap berada tetap di koridor syariat, kembali hidup dengan aturan Allah melalui penerapan sistem Islam. Di mana penerapan sistem Islam, sudah terbukti menghantarkan umat Islam pada kegemilangan dan kemajuan luar biasa.
Sistem Islam yang bersumber langsung dari Kalamullah dan Sunnah Nabi, memberi solusi tuntas dan satu-satunya terhadap persoalan Palestina saat ini, yakni mewujudkan jihad melawan entitas Yahudi. Dan hal ini tidak dapat terwujud jika tidak ada kepemimpinan Daulah Islam, yakni khilafah. Dengan diterapkannya sistem Islam, khilafah akan mengirimkan pasukan untuk melawan zionis Israel yang berstatus sebagai kafir harbi fi’lan, yang memusuhi Islam dan umatnya secara nyata.
Selain itu, dengan tegaknya khilafah, seluruh negeri Muslim akan diurus dengan syariat Islam yang mampu mengantarkan untuk mendapatkan kesejahteraan dan menjadi Rahmat bagi seluruh alam.
Tegaknya kepemimpinan Islam, khilafah tentunya berdasar dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan sumber yang terpercaya, yang salah satunya yakni firman Allah
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً…
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi khalifah.’ ….” (QS Al-Baqarah [2]: 30).
Dan untuk menegakkan khilafah, umat Islam harus bahu membahu dalam memperjuangkannya dan menjadikannya sebagai agenda utama. Untuk itu, Muslimin perlu untuk bergabung pada jamaah dakwah ideologis yang menjembatani dan mengarahkan untuk berjuang meneladani jalan dakwah Rasulullah SAW.
Dan ini seharusnya menjadikan umat Islam bersatu dan bangkit menerapkan Islam secara kaffah demi terwujudnya Islam sebagai Rahmatan lil alamin. Dengan begitu pula isu Palestina mampu diredam dan tidak hanya sebagai warta belaka. Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Darisa Mahdiyah
(Aktivis Muslimah)