Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keutamaan Manusia Adalah Akalnya

Selasa, 15 April 2025 | 09:16 WIB Last Updated 2025-04-15T02:16:59Z
TintaSiyasi.id -- Benar sekali, ungkapan "Keutamaan manusia adalah akalnya" menggambarkan bahwa yang membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah akal atau kemampuan berpikirnya. Dengan akal, manusia bisa:
• Membedakan antara baik dan buruk
• Membuat keputusan yang bijak
• Mengembangkan ilmu pengetahuan
• Mengelola emosi dan nafsu
• Menjalin hubungan sosial yang harmonis

Dalam banyak tradisi filsafat dan agama, akal dianggap sebagai anugerah tertinggi yang diberikan kepada manusia. Bahkan dalam Islam misalnya, banyak ayat Al-Qur’an yang menyeru manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal.

Manusia yang paling utama adalah Manusia yang berakal dalam Al-Quran.
Ya, dalam Al-Qur'an, akal memiliki posisi yang sangat tinggi. Meskipun kata "akal" (عقل) sendiri dalam bentuk kata benda tidak sering muncul secara langsung. Al-Qur’an sangat sering menggunakan bentuk-bentuk kata kerja yang mengacu pada berpikir, memahami, dan merenung. Seperti:
• يَعْقِلُونَ (ya‘qilūn) – mereka yang menggunakan akal
• يَتَفَكَّرُونَ (yatafakkarūn) – mereka yang berpikir
• أُولِي الْأَلْبَابِ (ulū al-albāb) – orang-orang yang memiliki inti akal (orang cerdas)
Berikut beberapa ayat yang menunjukkan keutamaan orang yang berakal:

1. Surah Az-Zumar (39:9)

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

"Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya hanya orang yang berakal (Ulul Albab) yang dapat menerima pelajaran."
Makna: Orang yang berilmu dan berakal memiliki kedudukan yang lebih tinggi karena merekalah yang dapat mengambil pelajaran dan hikmah.

2. Surah Al-Baqarah (2:269)

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa diberi hikmah, sungguh, dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal."
Makna: Hikmah (kebijaksanaan) adalah anugerah besar, dan hanya orang berakal yang bisa memanfaatkannya.

3. Surah Ali Imran (3:190-191)

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal."
Makna: Alam semesta menjadi bahan renungan bagi mereka yang berpikir. Bukti bahwa akal adalah alat utama memahami tanda-tanda kebesaran Tuhan.

Kesimpulan

Manusia paling utama dalam pandangan Al-Qur’an adalah yang menggunakan akalnya untuk mencari kebenaran, mengenal Tuhan, dan berbuat kebajikan. Akal bukan sekadar alat berpikir, tetapi juga tanggung jawab.
Ciri-ciri manusia yang disebut dalam Al-Quran Ulul Albab.
Pertanyaan yang bagus banget! Dalam Al-Qur'an, "Ulul Albab" (أُولُو الْأَلْبَابِ) adalah sebutan istimewa bagi orang-orang yang memiliki akal yang jernih, tajam, dan dipakai untuk merenung serta mendekat kepada Allah. Mereka ini bukan cuma cerdas intelektual, tetapi juga cerdas spiritual dan moral.

Berikut ini adalah ciri-ciri Ulul Albab berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an:

1. Selalu Mengingat Allah dalam Segala Keadaan. Surah Ali Imran (3:191):
"Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi."
Ciri: Hati mereka selalu terhubung dengan Allah, zikir dalam semua kondisi.

2. Merenungi dan Memikirkan Tanda-Tanda Kebesaran Allah (Tadabbur). Masih di Ali Imran (3:191):
"...seraya berkata: 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'"
Ciri: Mereka suka berpikir mendalam tentang alam, kehidupan, dan makna di balik ciptaan Allah.

3. Mau Belajar dan Mengambil Pelajaran
Surah Az-Zumar (39:9):
"...Sesungguhnya hanya orang yang berakal (Ulul Albab) yang dapat menerima pelajaran."
Ciri: Terbuka terhadap ilmu dan nasehat, bukan keras kepala atau sombong.

4. Meminta Perlindungan dari Neraka dan Mengharapkan Surga. Ali Imran (3:191-194) menggambarkan doa mereka:
"...Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendengar orang yang menyeru kepada iman... maka ampunilah dosa-dosa kami."
Ciri: Hatinya lembut, sadar akan akhirat, dan selalu memohon ampun.

5. Berusaha Menjadi Orang Baik dalam Amal Perbuatan. Surah Az-Zumar (39:18):
"Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah Ulul Albab."
Ciri: Selektif dalam menerima informasi dan selalu memilih jalan terbaik, bukan ikut-ikutan.

6. Menepati Janji dan Sabar dalam Ujian
Surah Ar-Ra'd (13:19-22):
"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan rezeki."
Ciri: Konsisten, sabar, amanah, dan dermawan.

Kesimpulan

Ulul Albab adalah pribadi yang seimbang: akalnya tajam, hatinya bersih, dan amalnya nyata. Mereka bukan hanya pintar, tetapi bijak. Bukan hanya tahu, tetapi paham. Dan bukan hanya paham, tetapi bertindak.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update