Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jihad Melawan Isra*l Butuh Kekuasaannya Negara

Sabtu, 12 April 2025 | 05:53 WIB Last Updated 2025-04-11T22:54:00Z

TintaSiyasi.id -- Sejak mengingkari kesepakatan gencatan senjata, Israel menewaskan lebih dari 1.200 orang Palestina, termasuk ratusan anak-anak. Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.

Pada Jumat, pasukan Israel terus menggempur daerah kantong itu, menewaskan sedikitnya 30 orang sejak fajar. Bahkan gelombang pengeboman terbaru menargetkan sekolah, tempat penampungan, rumah sakit, pusat makanan, zona aman yang ditetapkan Israel, dan pabrik desalinasi air.

Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf Al-Qaradawi, Ali Al-Qaradaghi, menyerukan kepada semua negara Muslim pada Jumat (4/4), untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh sesuai dengan mandat mereka.

Pernyataannya, yang juga didukung oleh 14 ulama Muslim terkemuka lain, menyerukan kepada semua negara Muslim untuk meninjau perjanjian damai mereka dengan Israel dan bagi umat Muslim di Amerika Serikat untuk menekan Presiden Donald Trump agar memenuhi janji kampanyenya untuk menghentikan agresi dan membangun perdamaian.(mediaindonesia.com, 6/4/2025)

Sungguh, seruan, kecaman atau bahkan fatwa ulama level dunia sekalipun, tidak akan pernah membuahkan hasil. Serangan zionis Israel terhadap fasilitas umum, seperti pusat makanan, tempat penampungan, sekolah, pabrik desalinasi air dan rumah sakit menegaskan bahwa mereka bukan saja membidik Hamas, tetapi sengaja menargetkan pembantaian warga sipil yang korban terbesarnya justru dari kalangan perempuan dan anak-anak. Alasan serangan kepada Hamas hanya sekadar tameng agar bisa terus melakukan pembantaian kepada warga sipil Palestina. Walaupun sangat jelas dalam peraturan perang bahwa nakes, jurnalis dan warga sipil tidak boleh diserang, namun zionis Israel secara terang-terangan melanggarnya. 

Melihat kondisi Gaza maupun Palestina seluruhnya yang semakin menggenaskan, kaum Muslim tidak bisa mengharapkan solusi dari dunia internasional. Umat juga harus mengingat PBB adalah lembaga internasional yang mengeluarkan Resolusi Majelis umum PBB 181/1947 di mana aturan tersebut semakin menambah bercokolnya penjajahan zionis atas Palestina.

Jadi, jika sekarang mereka menyerukan kecaman terhadap zionis, bukankah tindakan itu hanya hipokrit? Tak hanya itu, umat juga harus tahu bahwa Amerika Serikat memiliki hak veto di PBB sekalipun beberapa perwakilan negara menyuarakan dukungan kepada Palestina, menyuarakan penghentian genosida di sana, menyuarakan penangkapan Benjamin Netanyahu, semua itu akan sirna dengan hak veto Amerika Serikat yang menolak itu semua. Sejak awal kemunculannya, PBB bukan lembaga netral, namun dia hadir untuk menjaga kepentingan ideologi kapitalisme.

Oleh karena itu, kaum Muslim harus memiliki agenda sendiri, yaitu dengan menyatukan pemikiran dan perasaan seluruh dunia Islam. Serta berusaha membangkitkan pemikiran dan kebutuhan mereka akan penerapan syariat Islam kaffah melalui cita-cita tegaknya Daulah Khilafah.

Karena jihad melawan Israel harus dengan kekuatan negara, tidak bisa oleh individu atau kelompok. Tentara harus dilawan dengan tentara. Senjata canggih harus dilawan dengan senjata canggih. Artinya, harus ada kekuatan negara yang sepadan dengan kekuatan Amerika Serikat dan Eropa yang menjadi pelindung Israel dan negara tersebut adalah negara Daulah Khilafah.

Khalifah sebagai pemimpinnya akan menggerakkan pemuda-pemuda terkhusus di Timur Tengah untuk bangkit melawan rezim di negeri mereka masing-masing agar bergerak mengirimkan tentara ke Palestina untuk membebaskan wilayah tersebut dari pendudukan zionis Israel.

Khalifah yang akan mengatur pergerakan pasukan kaum Muslim yang terhimpun di berbagai negeri Islam, seperti Turki, Iran, Arab Saudi, Yordania dan negeri Muslim lainnya. Di bawah bendera ar-rayah para tentara akan dikerahkan khalifah untuk berjihad membebaskan Palestina dari penjajah zionis Israel beserta Amerika Serikat dan para sekutunya.

Inilah solusi syar'i untuk Palestina, yakni kehadiran khalifah di bawah institusi negara Daulah Khilafah. Di mana kehadiran khilafah akan menjadi kekuatan politik sekaligus junnah, atau pelindung bagi kaum Muslim selayaknya Ibu melindungi anaknya. Sehingga, tidak hanya anak-anak Palestina yang bisa dibebaskan dari konflik dan penjajahan di negerinya, tetapi juga anak-anak di negeri-negeri Muslim lain seperti Sudan, Lebanon, Myanmar, Suriah, dan Yaman.

Sungguh, puluhan tahun Palestina telah berteriak memanggil para pemimpin dan tentara Muslim di berbagai negara termasuk Indonesia untuk bergabung dan berangkat jihad fi sabilillah. Ratusan ribu bahkan jutaan nyawa telah syahid dan darah rakyat Palestina yang tertumpah sejak negara zionis dengan restu AS berdiri. Mereka akan menuntut atas sikap diam dan tidak acuh mereka. Seharusnya dengan keimanan yang ada pada dada mereka patut membuat mereka takut kepada Allah Ta'ala.

Bukankah Allah Ta'ala telah memerintahkan umat ini untuk membela saudaranya yang teraniaya, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surah Al-Anfal ayat 72:

Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam agama, maka kamu wajib menolongnya, kecuali atas kaum yang terdapat perjanjian antara kamu dan mereka. Sedangkan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.”

 Juga sebagaimana sabda Rasulullah Saw, 

Apabila orang-orang melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua.” (HR Abu Dawud).

Astaghfirullah ampuni kami ya Allah. []


Nabila Zidane
(Jurnalis)

Opini

×
Berita Terbaru Update