Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Idulfitri dan Penderitaan Umat: Saatnya Umat Islam Bersatu Terapkan Islam Kaffah

Sabtu, 12 April 2025 | 06:00 WIB Last Updated 2025-04-11T23:00:57Z

TintaSiyasi.id -- Masyarakat Palestina merayakan Idulfitri 1446 H pada 30 Maret 2025, sebagaimana diumumkan oleh Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Hussein. Sejak pagi, warga Palestina sudah mulai berkumpul sebelum pelaksanaan shalat Idulfitri yang dijadwalkan pada pukul 06.05 waktu setempat, sesuai dengan jadwal musim dingin di Masjidil Aqsa.
(cnbcinsonesia.com, 30/03/2025) 

Namun, tragedi kembali menyelimuti perayaan Idulfitri di Gaza, di tengah kegembiraan yang seharusnya dirasakan warga Palestina berubah menjadi duka akibat serangan militer Israel. Pada pagi hari Idulfitri, Ahad, 30 Maret 2025, sedikitnya sembilan warga Palestina tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel, termasuk lima di antaranya adalah anak-anak. Menurut laporan Al Jazeera, serangan ini menyasar beberapa wilayah, mulai dari kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan hingga Kota Gaza dan kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara. Insiden memilukan ini terjadi ketika masyarakat Gaza sedang menggelar salat Id sebagai penanda berakhirnya bulan suci Ramadhan dan dimulainya Idul Fitri, yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan dan kedamaian. (Tempo.com, 30/03/2025) 

Idulfitri adalah momen kebahagiaan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Namun, kebahagiaan ini belum dirasakan oleh seluruh umat Islam di belahan dunia terutama di Palestina. Mereka justru menghadapi penderitaan akibat penjajahan brutal yang terus berlangsung. Serangan Israel yang menewaskan saudara-saudara kita di Gaza, bahkan di hari yang seharusnya penuh suka cita. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya kondisi umat Islam saat ini. Realita ini seharusnya membuka mata umat bahwa gencatan senjata yang telah disepakati bukan solusi bagi saudara kita di Palestina. 

Tragedi memilukan dan berulang ini bukanlah berdiri sendiri. Ini adalah konsekuensi dari tidak adanya perisai yang melindungi umat Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya." (HR. Bukhari, Muslim).

Tanpa kepemimpinan Islam sejatinya umat Islam saat ini terpecah belah, lemah, dan mudah ditindas oleh musuh-musuhnya. Situasi di Palestina, Suriah, Uighur, dan berbagai wilayah lainnya adalah bukti nyata bahwa dunia Islam butuh solusi hakiki, bukan hanya kecaman dan seruan damai yang tidak membuahkan hasil.

Islam telah memberikan solusi yang jelas untuk mengatasi penindasan dan mewujudkan keadilan. Solusi itu adalah tegaknya kembali Khilafah Islamiyah. Allah SWT berfirman:

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa." (TQS. An-Nur: 55)

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam harus ditegakkan sebagai sistem kehidupan yang menyeluruh. Dengan khilafah, umat Islam akan kembali bersatu, memiliki kekuatan politik, ekonomi, dan militer untuk melindungi saudara-saudaranya di Palestina dan seluruh dunia.

Menyadari pentingnya khilafah bukan sekadar wacana, tetapi harus diikuti dengan langkah nyata yaitu pertama, Menanamkan kesadaran politik Islam. Umat Islam harus memahami bahwa Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi juga sistem kehidupan yang mengatur segala aspek, termasuk pemerintahan.

Lalu meninggalkan nasionalisme dan sekularisme yang merupakan pemecah belah umat oleh ide-ide buatan manusia harus dihentikan. Sebab, umat Islam adalah satu tubuh. Selanjutnya menyuarakan pentingnya khilafah dengan dakwah. Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berjuang menyadarkan umat agar kembali pada Islam yang kaffah.

Dan yang paling utama adalah mendukung perjuangan Islam secara nyata, baik melalui lisan, tulisan, maupun keterlibatan langsung dalam gerakan dakwah untuk menegakkan syariat Islam secara menyeluruh.

Palestina dan seluruh umat Islam tidak akan pernah benar-benar merdeka jika sistem Islam tidak ditegakkan. Solusi sejati bukanlah negosiasi dengan penjajah, melainkan kembalinya Khilafah Islamiyah yang akan menjadi pelindung dan penolong bagi kaum Muslim. Mari jadikan tragedi yang menimpa saudara-saudara kita sebagai pelecut semangat untuk berjuang di jalan Allah, hingga Islam kembali berjaya di muka bumi ini. Allahumma a’izzal Islam wal Muslimin.

Sudah sepantasnya umat sadar dan memahami bahwa tanpa khilafah, umat Islam akan terus mengalami penindasan. Untuk itu diharapkan kesadaran umat meningkat dan semakin semangat membela Palestina dengan cara yang hakiki dengan berjuang menegakkan kembali Khilafah Islamiyah ala minhajin nubuwwah.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Yusniah Tampubolon
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update