Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Idulfitri dalam Bayang-Bayang Penderitaan Palestina

Selasa, 08 April 2025 | 10:57 WIB Last Updated 2025-04-08T03:57:44Z

TintaSiyasi.id -- Idulfitri adalah momen yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan bagi umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah, umat Islam merayakan hari kemenangan dengan penuh rasa syukur. Namun, kenyataannya tidak semua umat Islam merasakan kebahagiaan ini. Di Palestina, kebahagiaan tersebut ternoda oleh penderitaan yang tiada henti akibat penjajahan Israel yang semakin brutal.

Berbagai laporan menyebutkan, saat umat Islam lainnya merayakan Idulfitri dengan penuh sukacita, warga Gaza harus menghadapi serangan militer Israel yang tidak mengenal waktu. Dalam perayaan yang seharusnya dipenuhi dengan kegembiraan, justru banyak nyawa melayang. Sebuah kutipan berita dari www.tempo.co menyebutkan bahwa sembilan orang, termasuk lima anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada saat umat Palestina merayakan Idulfitri. Kejadian ini hanya memperlihatkan betapa kekerasan dan ketidakadilan terus-menerus menghantui rakyat Palestina, bahkan pada hari raya yang seharusnya menjadi waktu untuk berbahagia.

Kondisi ini menjadi semakin memprihatinkan ketika kita melihat betapa banyaknya pengungsi Palestina yang hidup di luar tanah kelahiran mereka, seperti yang dikutip dari metrotvnews.com tentang pengungsi Gaza di Kamp Wihdat, Yordania. Mereka hidup dalam kesengsaraan, jauh dari tanah yang seharusnya mereka cintai, sementara serangan Israel terus berlangsung tanpa henti. Rasa pilu yang dirasakan oleh pengungsi ini seakan menjadi simbol dari ketidakadilan yang tidak pernah selesai.

Situasi ini tentu mengingatkan kita bahwa sistem yang ada saat ini, sistem sekuler kapitalisme, tidak mampu memberikan keadilan bagi umat Islam, khususnya Palestina. Selama ini, sistem sekuler yang mendominasi dunia, yang hanya mengutamakan keuntungan materi, telah gagal memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina. Bahkan, kekuatan besar dunia yang seharusnya memberikan tekanan kepada Israel, justru lebih banyak diam atau bahkan mendukung tindakan brutal tersebut. Ini adalah bukti nyata bahwa sistem sekuler kapitalisme yang berjalan di dunia ini tidak lagi layak untuk dijadikan landasan kehidupan.

Penderitaan yang dialami oleh Palestina seharusnya menjadi pemicu bagi umat Islam untuk merenungkan kembali sistem yang ada. Sejak lama, umat Islam telah diajarkan bahwa hanya dengan menerapkan sistem Islam, umat ini akan meraih keadilan dan kemuliaan. Dalam sejarah, sistem Islam terbukti berhasil menciptakan peradaban yang adil dan makmur. Kesejahteraan dan kebahagiaan umat Islam yang hakiki hanya bisa terwujud dengan penerapan aturan Allah secara menyeluruh, dalam bingkai khilafah.

Khilafah, sebagai sistem pemerintahan Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan, adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan umat Islam. Dalam khilafah, setiap umat Islam akan dilindungi, hak-haknya akan dihormati, dan keadilan akan ditegakkan. Karena itu, perjuangan untuk menegakkan khilafah harus menjadi agenda utama umat Islam. Tidak ada lagi waktu untuk menunggu atau sekadar berharap. Umat Islam harus bersatu, dari keluarga, masyarakat, hingga negara, untuk memperjuangkan sistem yang menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan umat ini.

Idulfitri di Palestina adalah cermin dari kegagalan sistem dunia saat ini. Ketika umat Islam di seluruh dunia merayakan hari kemenangan, saudara-saudara kita di Palestina justru merasakan kesedihan dan kehilangan. Ini adalah panggilan untuk kita semua, agar tidak terlena dalam kebahagiaan sementara, tetapi mulai berjuang untuk mewujudkan kebahagiaan hakiki melalui penerapan sistem Islam yang sesungguhnya. Fajar kemenangan Islam sudah semakin dekat, dan itu hanya bisa tercapai dengan kembalinya khilafah.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Keyra Princy
Santri Ideologis

Opini

×
Berita Terbaru Update