Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Empat Waktu Penting bagi Orang yang Berakal dalam Kitab Nashaihul Ibad

Jumat, 04 April 2025 | 00:02 WIB Last Updated 2025-04-03T17:02:30Z

TintaSiyasi.id-- Dalam kitab Nashoihul ‘Ibad karya Syaikh Nawawi Al-Bantani, terdapat penjelasan mengenai empat waktu penting bagi orang yang berakal. Keempat waktu ini dijelaskan sebagai bagian dari manajemen waktu yang baik dalam kehidupan seorang mukmin. Berikut adalah empat waktu tersebut:

1. Waktu untuk bermunajat kepada Allah (waktu beribadah)
o Seorang yang berakal harus menyediakan waktu khusus untuk beribadah kepada Allah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa.

2. Waktu untuk introspeksi diri (muhasabah)
o Seorang mukmin harus memiliki waktu untuk merenungkan perbuatannya, menghitung amal baik dan buruknya, serta berusaha memperbaiki diri.

3. Waktu untuk mencari nafkah yang halal
o Penting bagi seorang muslim untuk memiliki waktu yang digunakan dalam mencari rezeki yang halal guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

4. Waktu untuk beristirahat dan bersosialisasi
o Dalam Islam, menjaga keseimbangan hidup itu penting. Waktu istirahat dibutuhkan agar tubuh tetap sehat, dan waktu bersosialisasi digunakan untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat.

Keempat waktu ini menunjukkan keseimbangan antara hubungan dengan Allah, hubungan dengan diri sendiri, dan hubungan dengan sesama manusia. Orang yang berakal akan membagi waktunya dengan baik agar kehidupannya penuh keberkahan.

Saydina Ali bin Abi Thalib ra berkata : Amal yang paling sulit ada empat yaitu : 1. Memaafkan pada saat marah. 2. Dermawan saat ekonomi sulit. 3. Menjaga diri dari hal yang tidak terpuji saat sendirian. 4. Berkata yang sebenarnya kepada orang yang disegani atau orang yang diharapkan kebaikannya.

Perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. ini mengandung hikmah mendalam tentang empat amal yang paling sulit dilakukan oleh manusia. Keempatnya mencerminkan ujian besar dalam kehidupan yang menguji keimanan, ketulusan, dan kekuatan hati seseorang.

Penjelasan Empat Amal yang Paling Sulit:

1. Memaafkan pada saat marah
o Ketika seseorang sedang marah, ego dan emosi biasanya menguasai diri, sehingga sulit untuk memberi maaf. Namun, Islam mengajarkan bahwa memaafkan adalah tanda kekuatan sejati, bukan kelemahan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
“... dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An-Nur: 22).

2. Dermawan saat ekonomi sulit
o Bersedekah atau berbagi di saat berkecukupan itu mudah, tetapi melakukannya saat dalam kesulitan membutuhkan iman yang kuat. Ini adalah bentuk tawakal dan keyakinan bahwa rezeki datang dari Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Sedekah yang paling utama adalah ketika engkau dalam keadaan sehat dan kikir, takut miskin, serta berharap kekayaan.” (HR. Bukhari & Muslim).

3. Menjaga diri dari hal yang tidak terpuji saat sendirian
o Saat sendiri, seseorang merasa bebas dari pengawasan orang lain, sehingga lebih mudah tergoda melakukan hal yang buruk. Namun, kesadaran bahwa Allah selalu melihat adalah tanda ketakwaan sejati. Rasulullah SAW bersabda:
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada...” (HR. Tirmidzi).

4. Berkata yang sebenarnya kepada orang yang disegani atau diharapkan kebaikannya
o Mengatakan kebenaran di hadapan orang yang berkuasa atau yang bisa memberi manfaat sering kali sulit karena rasa takut atau ingin mencari keuntungan. Namun, dalam Islam, mengatakan kebenaran adalah kewajiban, bahkan jika itu berisiko. Rasulullah SAW bersabda:

“Jihad yang paling utama adalah berkata benar di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi).
Keempat hal ini mencerminkan keimanan yang kuat dan kesabaran dalam menghadapi ujian kehidupan. Semoga kita diberikan kekuatan untuk mengamalkannya. Aamiin. 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ad-Dailami, Rasulullah SAW bersabda, " Siapa yang sanggup menahan marahnya, berlapang dada, selalu berbuat kebaikan, menyambung silaturahim, dan menunaikan amanah, niscaya Allah pada hari kiamat kelak akan memasukkan dia ke dalam cahaya-Nya yang agung." ( HR. ad-Dailami )

Hadis yang diriwayatkan oleh ad-Dailami ini mengandung pesan penting tentang akhlak mulia yang dapat membawa seseorang menuju rahmat dan cahaya Allah di akhirat. Berikut adalah lima amalan utama yang disebutkan dalam hadis tersebut:

1. Menahan Marah
• Mengendalikan amarah adalah salah satu tanda kekuatan dan kematangan spiritual. Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari & Muslim).
• Menahan marah bukan berarti memendamnya, tetapi mengubahnya menjadi sikap yang lebih tenang dan bijaksana.

2. Berlapang Dada
• Sifat berlapang dada mencerminkan kesabaran dan kemampuan menerima keadaan dengan ikhlas.
• Dalam QS. Al-A’raf: 199, Allah berfirman:
"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."
• Berlapang dada menjauhkan seseorang dari dendam dan kebencian.

3. Selalu Berbuat Kebaikan
• Kebaikan sekecil apa pun akan mendapat balasan dari Allah. Dalam QS. Az-Zalzalah: 7-8 disebutkan:
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
• Kebaikan tidak harus besar, bahkan senyuman pun merupakan sedekah.

4. Menyambung Silaturahim
• Memelihara hubungan baik dengan keluarga dan sesama adalah tanda iman yang kuat. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR. Bukhari & Muslim).
• Silaturahim membawa berkah dan mempererat hubungan sosial.

5. Menunaikan Amanah
• Menjaga amanah adalah tanda keimanan dan integritas seseorang. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menepati janji." (HR. Ahmad).
• Amanah bisa berupa janji, tanggung jawab, atau hak orang lain yang harus dijaga.

Balasan di Akhirat

Allah SWT menjanjikan bagi mereka yang mengamalkan lima hal ini untuk dimasukkan ke dalam cahaya-Nya yang agung pada hari kiamat. Ini adalah gambaran tentang keberkahan dan kedekatan dengan Allah di akhirat.

Semoga kita semua dimampukan untuk mengamalkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. 

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update