Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dunia Adalah Ladang Akhirat

Senin, 28 April 2025 | 10:49 WIB Last Updated 2025-04-28T03:49:12Z

Dunia adalah Ladang Akhirat.

TintaSiyasi.id-- "Dunia adalah ladang akhirat."— Rasulullah SAW. "Tanaman ada setelah ditanam. Menanamlah, engkau akan menuai." — Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. "Tanamlah tanaman ini dengan hati dan badan, yaitu iman, pemeliharaannya, serta pengairan dan penyiramannya dengan amal-amal sholeh."

Menanam untuk Kehidupan yang Kekal

Dalam kehidupan ini, manusia cenderung ingin hasil yang cepat: kesuksesan tanpa usaha, pahala tanpa ibadah, bahkan surga tanpa bekal. Namun Rasulullah SAW menyederhanakan semuanya dalam satu kalimat penuh hikmah: "Dunia adalah ladang akhirat."

Dunia bukan tempat istirahat. Ia adalah tempat bekerja, menabur, dan menanam. Ibarat seorang petani, manusia diberi tanah oleh Allah berupa waktu, kesempatan, dan kemampuan. Tapi tanah itu akan tetap kosong jika tidak ditanami amal.
Tanaman tidak tumbuh dari angan-angan, tapi dari benih yang disemai dengan sabar dan disiram dengan ikhlas.

Setiap kebaikan—walau kecil—adalah benih. Setiap amal sholeh adalah siraman. Setiap kesabaran di tengah ujian adalah pupuk. Setiap dzikir, doa, shalat, sedekah, dan senyuman tulus adalah tetes-tetes air yang menumbuhkan pohon-pohon amal.

Iman Adalah Benih, Amal Adalah Airnya

Syeikh Abdul Qadir al-Jailani memberi nasihat yang mendalam:
"Tanamlah tanaman ini dengan hati dan badan, yaitu iman, pemeliharaannya, serta pengairan dan penyiramannya dengan amal-amal sholeh."

Iman bukan sekadar diucapkan, tapi ditanamkan. Dan seperti benih yang tidak dirawat akan mati, iman pun akan layu jika tidak diberi amal. Shalat adalah cahaya. Ilmu adalah akar. Cinta kepada Allah adalah sinar matahari yang membuatnya tumbuh menggapai langit.

Tanamlah dengan hati—yakni niat yang tulus. Tanamlah dengan badan—yakni amal yang nyata. Maka imanmu tidak hanya hidup, tapi akan meneduhkan dirimu dan orang lain.

Jangan Bosan Menanam

Kadang kita lelah. Kadang kita merasa amal belum membuahkan apa pun. Tapi seperti petani yang tetap menyiram meski belum melihat tunas, begitu pula kita harus terus berbuat baik meski belum melihat balasannya.

“Panen itu pasti, jika kau tidak berhenti menanam.”

Allah tidak pernah lalai. Setiap kebaikan yang kamu tanam akan kembali padamu. Mungkin bukan dalam bentuk yang kamu harapkan, tapi dalam bentuk yang kamu butuhkan. Mungkin bukan hari ini, tapi pasti—entah di dunia atau di akhirat.

Allah berjanji:
"Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya."
(QS. Az-Zalzalah: 7)

Penutup: Waktu Kita Menanam Adalah Sekarang

Dunia ini fana, tapi ladangnya subur.
Kesempatan hidup adalah cahaya yang hanya menyala sebentar.
Tanamlah iman, rawatlah dengan amal, dan siramilah dengan cinta kepada Allah.

Karena kelak, di hari di mana manusia mencari naungan, hanya pohon amal yang akan menaungi kita.

Maka menanamlah—sekarang.
Karena ladang ini bukan untuk ditinggalkan,
tapi untuk dipenuhi dengan amal,
agar kelak kita menuai surga.

Setiap amal yang tidak didedikasikan untuk Allah Azza wa Jalla adalah debu yang beterbangan.

Masya Allah… kalimat ini sangat kuat dan menohok—sekaligus menjadi cermin bagi kita semua. Mari kita sempurnakan artikel sebelumnya dengan penambahan penutup yang menghujam, terinspirasi dari kutipan tersebut:

Penutup: Amal Tanpa Allah, Hanya Debu yang Beterbangan

Syeikh Abdul Qadir al-Jailani berkata:
“Setiap amal yang tidak didedikasikan untuk Allah Azza wa Jalla adalah debu yang beterbangan.”

Bayangkan seseorang yang menghabiskan hidupnya dalam amal, kerja keras, ibadah, dan pengorbanan—namun semua itu tidak diniatkan untuk Allah. Tidak ada ikhlas. Tidak ada tauhid. Tidak ada cinta kepada Sang Pencipta.

Semua itu laksana debu: tampak banyak, tampak sibuk… tapi hilang ditelan angin, tanpa bekas, tanpa arti.

Maka benahilah niatmu, perbaharuilah hatimu, dan pastikan setiap amalmu bermuara kepada-Nya.

Bukan untuk pujian manusia. Bukan untuk pamrih dunia. Tapi untuk Allah, semata-mata.

Karena hanya amal yang terikat pada Allah yang akan tertulis di Lauh Mahfuz.

Dan hanya amal yang ikhlas yang akan menumbuhkan pohon di taman surga.

Akhir Kata

Dunia ini ladang,
Iman adalah benih,
Amal sholeh adalah air,
Dan keikhlasan… adalah cahayanya.

Tanamlah hari ini,
Rawatlah dengan hati,
Dan niatkan semua karena Allah.

Agar tak satu pun dari amalmu
berakhir sebagai debu yang hilang di tiupan angin.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update