Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Daya Beli Masyarakat Melemah, Paylater dan Konsumerisme Solusi dari Negara!

Rabu, 23 April 2025 | 22:31 WIB Last Updated 2025-04-23T15:31:45Z

TintaSiyasi.id -- Kondisi ekonomi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Semua itu dapat terlihat dari banyak indikator, dari mulai tingginya angka PHK dan pengangguran, melemahnya daya beli masyarakat sampai turunnya jumlah pemudik tahun ini yang sangat signifikan.

Momen Ramadhan dan Idulfitri 2025 biasanya menjadi waktu panen bagi para pedagang. Namun tahun ini justru menyisakan kekecewaan. Para pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku mengalami penurunan omzet signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (metrotv, 10/04/2025)

Melemahnya daya beli masyarakat saat ini di berbagai daerah di Indonesia termasuk DKI Jakarta terus menurun. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Di antaranya adalah maraknya PHK, naiknya harga-harga bahan, sehingga menjadikan hutang sebagai jalan keluar. Maka terjadilah beban hutang yang terus meningkat tanpa ada solusi dari negara sehingga membuat beban masyarakat semakin berat. Selain faktor-faktor tersebut ada juga faktor yang tidak kalah penting yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia adalah lesunya ekonomi secara global akibat dari asalah asuh kebijakan dari penerapan sistem hidup yang rusak ini.

Di mana himpitan ekonomi memaksa dan membuat masyarakat untuk terus memutar otak guna mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ditambah lagi tidak sedikit dari masyarakat yang berhutang dengan cara memanfaatkan aplikasi Paylater (pembayaran nanti) dalam melakukan aktifitas belanjanya dalam memenuhi hawa nafsu semata (hedon). Apalagi aktifitas belanja saat ini dapat dilakukan dengan lebih mudah secara online sehingga paylater dianggap dapat memudahkan dan menjadi solusi bagi kesulitan ekonomi saat ini. 

Di sisi lain kondisi saat ini tercipta dari penerapan sistem hidup kapitalisme yang memporak-porandakan kehidupan dunia saat ini. Di mana sistem ini mengakibatkan besarnya arus budaya konsumerisme akibat dari mengikuti hawa nafsu semata, sehingga masyarakat menganggap bahwa kebahagiaan hakiki diukur dengan standar terpenuhinya kebutuhan materi. Maka dengan adanya aplikasi paylater semakin mendorong kuatnya arus konsumerisme di tengah masayarakat.

Jika ditinjau dari hukum Islam maka Paylater yang sedang marak saat ini sudah jelas berbasis ribawi karena melipat gandakan hutang. Di mana kondisi ini semua adalah haram dalam pandangan agama Islam. Alih-alih memberi solusi, Paylater malah justru berpotensi semakin menambah beban masalah bagi masyarakat serta yang paling bahaya adalah menambah dosa karena para pelaku riba berarti sedang menantang Allah dan Rasul-Nya sehingga menjauhkan pelakunya dari keberkahan.

Maka untuk memberikan solusi yang tuntas akan problem ekonomi saat ini adalah dengan penerapan sistem ekonomi Islam yang mampu menutup segala celah termasuk itu budaya konsumerisme yang tumbuh subur di luar sistem Islam. Sebab ketika sistem Islam diterapkan dan menaungi dunia maka secara otomatis segala aktivitas akan dinilai dari keimanan dan ketakwaannya baik secara individu ataupun masyarakat. Maka dari itu pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT adalah hal yang paling utama dari kebahagian duniawi yang sementara. Sehingga terbentuklah individu dan masyarakat yang bertakwa dan jauh dari kata konsumerisme karena hanya mengharap untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Di dalam penerapan syariat Islam secara kaffah, maka negara akan mampu menjamin kesejahteraan rakyat. Sebab sistem ekonomi islam memiliki mekanisme dalam mengatur hak kepemilikan termasuk dalam hak kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat individu per individu.

Sehingga segala praktik-praktik ribawi akan dihapuskan di dalam negara Islam karena negara akan menjaga agar rakyatnya jauh dari keharaman sehingga tercurahlah segalah keberkahan di langit dan di bumi.
Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Yeni
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update