Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Stop Manipulasi Gencatan Senjata, Islam Solusi Hakiki

Rabu, 26 Maret 2025 | 11:46 WIB Last Updated 2025-03-26T04:46:17Z

Tintasiyasi.id.com -- Lagi manipulasi gencatan senjata oleh Zionis Israel. Meski dalam suasana gencatan senjata, Israel melalukan serangan ke Gaza, dengan lebih dari 400 orang tewas. Bahkan, Israel mengancam bahwa serangan itu baru tahap permulaan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia telah memerintahkan serangan karena Hamas menolak proposal untuk memperpanjang gencatan senjata (tempo.co, 19/03/2025).

Padahal, kaum muslimin sedang berada dalam momen penting Bulan Ramadhan yang seharusnya penuh kegembiraan, namun justru dirundung duka akibat kebrutalan Zionis Israel. Tak butuh waktu lama, sehari setelah kesepakatan diberlakukan, Kantor Berita Palestina, WAFA (21/1/2025) telah melaporkan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Zionis Yahudi. 

Sniper Zionis menembaki warga sipil di Kota Rafah yang menyebabkan seorang anak dan seorang warga sipil Palestina tewas, dan melukai sembilan orang lainnya.

Pada waktu yang sama, seorang tenaga medis di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis melaporkan, tiga warga Palestina terluka akibat seranga. Drone milik entitas Zionis menjatuhkan bahan peledak di dekat rumah mereka di wilayah timur Rafah.

Bahkan, pada Sabtu, 25 Januari 2025, ketika ribuan warga Palestina dicegah untuk kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza Utara melalui Koridor Netzarim. Pemerintah Israel memblokir jalan utama di kawasan tersebur dan menuduh Hamas telah melanggar ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata (Kompas.com, 21/1/2025).

Begitupun dalam kondisi tanpa serangan apapun selama masa gencatan senjata, kaum muslimin di Palestina tidak leluasa beribadah di Masjid Al Aqsa karena pembatasan oleh tentara Zionis, bahkan menyiapkan personel keamanan untuk menindak tegas pelanggar (international.sindonews.com 4/3/2025). Amerika Serikatpun kembali memasok satu ton bom ke Israel (Tirto.id, 24/1/2025).

Ini menunjukkan kebijakan Barat selalu berpihak kepada penjajah. Bahkan lebih ironis, menteri pertahanan Israel menyatakan dukungan penuh wacana Amerika untuk mengambil alih Gaza sepenuhnya meski masih dalam kondisi gencatan senjata (Republika, 8/2/2025). 

Jelas bahwa tujuan akhir mereka adalah menghapus Palestina dari peta dunia. Jika demikian, bukankah fakta ini menunjukkan bahwa Palestina masih dalam penjajahan meski dalam situasi gencatan senjata, apalagi fakta terbaru penyerangan Israel yang katanya 'konon" Hamas menolak perpanjangan gencatan senjata.

Sudah jelas tipu daya penjajah Israel, yang pada masa awal gencatan senjata saja, Israel justru meningkatkan serangannya di Tepi Barat. Dilansir dari media Jakarta, CNBC Indonesia- Ratusan warga Jenin di Tepi Barat, Palestina, terpaksa meninggalkan rumah mereka pada Kamis (23/1/2025) setelah pesan peringatan dari drone dengan pengeras suara menyuruh mereka untuk mengungsi.

Gencatan senjata telah dilakukan sejak dahulu sampai saat ini. Hasilnya tak memberikan solusi apapun, baik diplomasi dan segala jenis upaya yang dilakukan tanpa militer. Para penguasa muslimpun tidak bisa berbuat apa-apa.

Gencatan senjata tidak mampu menghentikan kekejaman Zionis Israel. Bagi mereka, mengingkari janji sudah menjadi hal yang biasa. Di dalam Al Qur'an dan berbagai catatan sejarah peradaban dunia, bangsa Yahudi memiliki rekam jejak yang dikenal sering mengingkari janji. Mereka tidak ragu untuk melakukan pengkhianatan, bahkan melangkah lebih jauh dengan kejahatan yang lebih besar.

Solusi Hakiki

Mencari solusi sebuah persoalan umat seharusnya merujuk pada syariah. Masalah Palestina adalah masalah Islam dan kaum muslim. Tanah Palestina merupakan tanah kharajiyah, milik kaum muslimin di seluruh dunia, hingga hari kiamat.

Tak seorangpun berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada penjajah seperti Israel. Sebagaimana sikap yang ditunjukkan oleh Sultan Abdul Hamid II, yang menolak dengan tegas segala bentuk penyerahan tanah Palestina kepada kaum kafir meski sejengkal.

Dalam Qur'an Surah Al-Isra ayat 4-8, kita dapat memahami bahwa Yahudi hanya bisa dikalahkan dengan "hamba-hamba Allah yang memiliki kekuatan besar". Satu-satunya kekuatan besar dapat terwujud dengam adanya Khilafah, tidak ada solusi yang lain.

Perlu diingat, sudah sangat banyak perundingan damai digelar dan ditandatangani, namun sebanyak itu pula juga diingkari dan dikhianati. Jangankan sekadar beberapa negara Arab atau Dunia Islam, bahkan meski seluruh dunia mengutukpun, Israel-yang didukung penuh oleh Amerika dan Barat-tak dipedulikannya. 

Sudah lebih dari 33 resolusi PBB terkait Israel dilanggar, dan tidak ada tindakan apapun terhadap Israel. Oleh karena itu, solusi tuntas masalah Palestina tidak lain adalah mewujudkan kesatuan umat dalam kekuasaan yang berlandaskan akidah dan syariat Islam. 

Itulah Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, satu-satunya pelindung hakiki umat, melancarkan jihad terhadap terhadap siapa saja yang memusuhi Islam kaum muslim, mengusir Israel Israel dari tanah Palestina.

Penegakan kembali Khilafah adalah qadliyah mashiriyah, yang wajib menjadi agenda utama umat Islam. Untuk itu dibutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan wajibnya menegakkan khilafah dan berjuang bersama untuk mewujudkannya dan menyerukan jihad ke Palestina. Wallahua'lam bishshowwab.[]

Oleh: Linda Maulidia, S.Si
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update