TintaSiyasi.id -- Aktivis Muslimah Ustazah Ummu Salamah mengatakan bahwa sekularisme menggerus makna anak sebagai investasi.
"Akidah sekularisme telah menggerus pemahaman umat dan orang tua memaknai anak sebagai investasi," tegasnya dalam Muslimah Ramadan bertema Jangan Salah Memaknai Anak Sebagai Investasi, di kanal Youtube Supremaci, Ahad (16/3/2025).
Ia mengungkapkan bahwa yang membuat umat atau orang tua pada saat ini memiliki pemahaman bahwasanya anak semata-mata investasi dunia, tidak lain dan tidak bukan adalah karena umat Islam pada saat ini tergerus akidah sekularisme, yakni memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga, masalah anak seakan-akan tidak ada urusannya dengan agama.
Kemudian ia menegaskan dengan menyebut Surah Al-Baqarah ayat 183. Allah Swt. memerintahkan kaum Muslim untuk berpuasa supaya menjadi orang yang bertakwa. Takwa adalah menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, termasuk ketika berbicara tentang masalah anak.
"Apakah boleh kita mengatakan bahwasanya kita menjadikan anak itu sebagai tabungan atau investasi masa depan? Mengapa tidak? Karena sesungguhnya Allah Swt. menitipkan anak kepada kita, anak itu harus dijaga dan dia merupakan masa depan kita orang tuanya," retorisnya.
Dalam Surah At-Tahrim ayat 6
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ.
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
"Itulah sebagai penekanan bahwasanya jangan sampai kalian itu masuk neraka karena kalian tidak menjaga diri kalian dan keluarga kalian," imbuhnya.
Menurutnya, ketika berbicara anak, anak adalah termasuk bagian keluarga. Maka, berharap surga adalah berbicara masa depan. Sehingga, apabila merenungi apa yang dimaknai dalam Al-Qur'an adalah untuk menjaga anak-anak, jangan sampai masa depannya menjadi suram.
"Kita berbicara dua dimensi, masa depan itu ada di dunia dan akhirat. Maka, tugas kita sebagai orang tua adalah menjaga anak-anak kita agar mereka tidak menjadi anak yang hina di dunia, termasuk dihinakan pula oleh Allah Swt. di akhirat kelak," tegasnya.
Inilah katanya yang sebenarnya inti dari pendidikan generasi yang mana sebagai orang tuanyalah yang memiliki peran untuk mencetak anak-anaknya agar tidak jauh dari agama karena apa yang membuat anak-anak tersebut merasa takut akan dosa, takut melakukan maksiat, takut masuk neraka. Jawabannya hanya satu, yaitu Islam.
"Sehingga, orang tua yang memiliki pemahaman bahwasanya anak itu semata-mata investasi dunia. Orang tua yang demikian hanya mengingat bahwa jangan sampai nanti anaknya susah jika tak punya uang," mirisnya.
Walaupun Islam juga katanya, mengajarkan anak-anak untuk bisa mandiri untuk hidup di dunia, tetapi Islam tidak sekadar itu. Namun, Islam mengajarkan agar mereka memiliki keahlian, kemampuan, dan bisa menaklukkan dunia. "Namun, mereka juga takut berbuat dosa. Inilah luar biasanya ajaran Islam," tandasnya. [] Nurmilati