TintaSiyasi.id -- Sejarawan Nicko Pandawa mengatakan, peradaban Islam adalah sebuah peradaban yang menitik beratkan kepada rasionalitas, kepada akal budi manusia.
"Peradaban Islam adalah sebuah peradaban yang menitik beratkan kepada rasionalitas, kepada akal budi manusia. Sehingga seruan yang paling awal yang diturunkan adalah ayat Iqra' bismi rabbikallazi khalaq. Jadi Allah swt itu memang tidak menitik beratkan kepada umatnya untuk membangun bangunan yang megah, ujarnya dalam kanal YouTube Khilafah News, berjudul Peninggalan Sejarah Islam Tidak Semegah Candi-Candi? Rabu (26/2/2025).
Memang, kata Nicko, ada perbedaan mendasar dalam hal peradaban antara Islam dengan peradaban India. Bahkan bukan cuma di India tetapi juga kita dapati di Romawi kemudian di Mesir kuno.
Dia mengungkapkan, rata-rata peradaban yang diluar Islam itu memang meninggikan suatu warisan fisik sehingga orang-orang di masa lampau, di masa-masa peradaban pra Islam itu berlomba-lomba untuk membangun bangunan yang megah.
Ia mengatakan, kalau melihat peradaban-peradaban yang meninggalkan bangunan canggih, bangunan yang kemudian sangat indah secara indrawi, itu biasanya adalah kaum-kaum yang justru diazab oleh Allah Swt.
"Ada kaum 'Ad, ada kaum Tsamud atau geser sedikit ke kota Pompei kalau kita lihat itu begitu indah. Mosaik-mosaik yang dibikin, kemudian patung-patung tapi kita tahu sendiri akhirnya dari Pompei bahwasanya di sana kota maksiat, ada rumah-rumah bordil yang memang dikhususkan dan itu masih tersisa artefeknya,"tambahnya.
Ia menjelaskan, memang ada perbedaan antara cara pikir, pola pikir orang-orang non Muslim dengan orang Islam. Bahwa Islam itu meninggalkan sejarah yang paling banyak bukan di bangunan, bukan di patung tapi justru di karya tulis
Makanya, kata Nicko, peradaban Islam di Indonesia ini itu banyak sekali meninggalkan manuskrip-manuskrip yang isinya adalah al-quran, kitab-kitab fikih, kitab-kitab tasawuf atau tentang sejarah.
"Kenapa kita itu enggak punya bangunan-bangunan megah dalam sejarah? Kerana emang itu bukan titik beratnya dalam melakukan perubahan dakwah tapi para ulama, para wali dulu itu berusaha untuk mengubah pola pikir masyarakatnya bukan mengubah bangunannya," pungkasnya.[] Hidayah Muhammad