TintaSiyasi.id -- Menanggapi mega korupsi yang terjadi di badan usaha milik negara (BUMN) Pertamina, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto, mengatakan pentingnya perubahan platform dari yang sekularistik menjadi yang tidak sekularistik.
"Pentingnya perubahan platform dari yang sekularistik menjadi yang tidak sekularistik," ungkapnya di akun TikTok Ust. Ismail Yusanto, Ahad (2/3/2025).
Mega korupsi di Pertamina ini, kata UIY, berada di posisi puncak dari mega korupsi di Indonesia, mengalahkan korupsi-korupsi sebelumnya. Hal itu Makin mengindikasikan apa yang sedang ramai di tengah publik saat ini Indonesia Gelap. Karena beragam pemicu kemarahan demi kemarahan akibat dari kebijakan yang menyengsarakan rakyat terus didapati.
"Lihatlah deretan korupsi terus juga terjadi mulai dari BLBI, Jiwasraya, Timah, dan sekarang Pertamina," ujarnya.
Dia mengatakan, publik melihat bagaimana bobroknya lembaga-lembaga seperti pajak, bea cukai hingga pengelolaan LPG. Itu semua mengindikasikan bahwa negeri ini banyak masalah. Namun, persoalan yang mendasar di negeri ini bukanlah itu. Karena itu semua sebenarnya hanyalah akibat dari persoalan yang lebih besar dan lebih substansial.
Bahwa negeri ini memang sudah lama terjerembab ke dalam tatanan yang sekularistik, liberalistik, dan kapitalistik. Oleh karena itu agar memberikan perubahan yang signifikan, sangat perlu melakukan diagnosis apa akar masalah yang sesungguhnya terhadap berbagai persoalan yang ada. Juga agar terhindarkan dari terjebak pada persoalan teknis dan politis semata.
Ia menuturkan, perlu dipahami bahwa secara politik negeri ini sudah berulang kali berganti nahkoda, mulai dari rezim orde lama kepada orde baru, lalu dari order baru kepada order reformasi dan di dalam era reformasipun juga sudah berulang berganti penguasa.
"Tetapi lihatlah itu semua ternyata hanya perubahan pada level politis saja tidak pernah beranjak dari platform sekularistik politik transaksional kebijakan yang kapitalistik ekonomi neoliberalistik, karena itulah maka jelas sekali teramat perlu untuk kita melakukan perubahan yang sesungguhnya," ujarnya.
"Intinya kita harus sampai pada diagnosis filosofis fundamental yang menyangkut paradigma bahkan ideologi," tambahnya.
Karena itulah, yang selama ini banyak diperjuangkan oleh umat Islam namun faktanya tidak pernah diberi kesempatan, padahal masyarakat sangat memerlukan itu yaitu tuntutan penerapan syariah secara kaffah.[] Alfia Purwanti