Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Palestina Membutuhkan Tegaknya Kepemimpinan Islam

Sabtu, 29 Maret 2025 | 11:31 WIB Last Updated 2025-03-29T04:31:17Z

TintaSiyasi.id -- Israel melancarkan serangan darat ke Gaza pada Rabu (19/3/2025) setelah sebelumnya mengeluarkan peringatan kepada penduduk setempat.

Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut bahwa operasi darat ini dilakukan di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza untuk memperluas perimeter keamanan serta menciptakan zona penyangga parsial antara wilayah utara dan selatan.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa pemerintah akan segera mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di zona konflik. Ia juga menyampaikan peringatan terakhir kepada penduduk Gaza, meminta mereka mengikuti saran Presiden AS, mengembalikan para sandera, dan menghancurkan Hamas. Menurutnya, setelah itu akan ada opsi lain, termasuk bagi mereka yang ingin pindah ke luar negeri. (beritasatu.com, 20/03/2025) 

Serangan udara Israel yang mengakhiri gencatan senjata di Gaza telah memperburuk eskalasi konflik Israel-Palestina. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa operasi militer ini baru tahap awal dan akan terus dilakukan hingga Israel mencapai targetnya, yaitu menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa (18/3/2025) malam, Netanyahu menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata berikutnya akan tetap berlangsung "Di bawah tembakan." Pernyataan ini disampaikan setelah serangan yang menewaskan lebih dari 400 orang dalam satu hari, menjadikannya insiden paling mematikan sejak perang pecah pada 2023.
(CNBC.com, 19/03/2025) 

Ketegangan di Yerusalem semakin memuncak selama bulan Ramadan.
Pasukan Israel menggerebek kompleks Masjid Al-Aqsa. Dalam aksi tersebut, mereka mencopot dua pengeras suara yang terletak di ruang Salat Qibli.
Menurut laporan Roya News, pengeras suara tersebut digunakan untuk mengumandangkan azan selama bulan Ramadan. (serambinews.com, 13/03/2025) 

Serangan terhadap Palestina meningkat, Perhatian global semakin menurun. 
Konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut dengan kekejaman yang semakin brutal. Serangan terhadap wilayah Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat, terus menghancurkan kehidupan warga sipil, menyebabkan ribuan korban jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan. Namun, di tengah penderitaan yang tak berkesudahan ini, perhatian masyarakat internasional tampaknya semakin berkurang, tertutup oleh berbagai persoalan domestik di masing-masing negara.

Fenomena ini bukan tanpa sebab. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia disibukkan dengan berbagai krisis, seperti konflik Rusia-Ukraina, ketegangan geopolitik di Asia, krisis ekonomi global, serta bencana alam yang terus terjadi. Negara-negara besar yang biasanya vokal dalam isu Palestina kini lebih fokus pada kepentingan nasional mereka, seperti stabilitas ekonomi dan keamanan domestik. Akibatnya, isu Palestina semakin tenggelam dalam arus berita dunia.

Selain itu, media global cenderung lebih banyak menyoroti konflik yang berkaitan langsung dengan kepentingan Barat, sementara tragedi di Palestina hanya sesekali mendapat perhatian. Akibatnya, meskipun serangan terhadap Palestina terus berlangsung, banyak orang mulai menganggapnya sebagai "hal biasa" yang tidak lagi menjadi prioritas untuk disoroti.

Namun, bagi rakyat Palestina ini bukan sekadar berita yang bisa diabaikan. Ini adalah kenyataan pahit yang mereka hadapi setiap hari. Pengeboman, blokade, dan perampasan tanah terus menghancurkan kehidupan mereka. Generasi tumbuh dalam bayang-bayang ketidakadilan dan kekerasan, tanpa kepastian masa depan yang lebih baik.

Oleh karena itu, umat Islam harus menyadari bahwa solusi bagi persoalan Palestina bukanlah sekadar diplomasi atau seruan dari organisasi internasional yang sering kali tidak membuahkan hasil. Solusi yang sejati adalah tegaknya Khilafah Islamiyah, sebuah kepemimpinan Islam yang akan membebaskan Palestina dari penjajahan dengan mengerahkan kekuatan kaum Muslimin secara nyata. Dalam sistem Khilafah, pemimpin Islam (Khalifah) akan bertindak sebagai pelindung bagi seluruh kaum Muslimin, termasuk rakyat Palestina yang saat ini tertindas. Khilafah akan mengirim pasukan untuk berjihad melawan penjajah Zionis, sebagaimana yang dilakukan oleh pemimpin Islam terdahulu seperti Shalahuddin Al-Ayyubi yang berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari tangan penjajah. Allah SWT telah memerintahkan umat Islam untuk membela saudara mereka yang tertindas, sebagaimana firman-Nya:

"Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa: 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu!" (TQS. An-Nisa: 75)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi dan membiarkannya dizalimi. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa menghilangkan kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa umat Islam tidak boleh tinggal diam ketika saudara mereka di Palestina mengalami penderitaan akibat penjajahan. Hanya dengan tegaknya Khilafah sebagai pelindung umat, penjajahan atas Palestina dapat diakhiri dan kehormatan Islam dapat ditegakkan kembali. Meskipun perhatian global meredup, perjuangan untuk membebaskan Palestina tidak boleh padam. Umat Islam harus terus berjuang untuk menegakkan khilafah, yang akan menjadi perisai bagi kaum Muslim dan memastikan bahwa bumi Palestina tidak lagi menjadi sasaran kezaliman Zionis.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Yusniah Tampubolon
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update