Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Meraih Ketakwaan Hakiki di Bulan Suci

Senin, 10 Maret 2025 | 07:22 WIB Last Updated 2025-03-10T00:22:26Z

TintaSiyasi.id -- Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keistimewaan. Keberkahan yang Allah hadirkan pada setiap detik waktunya menjadi kesempatan berharga yang tidak dilewatkan oleh kaum Muslim dengan menyibukkan diri dalam amalan saleh. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk meraih tujuan dari ibadah puasa yakni meningkatnya level ketakwaan. Sebagaimana Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 183).

Imam Ath-Thabari menjelaskan tafsir dari ayat tersebut. Beliau mengutip Imam Al-Hasan yang menyatakan, “Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka, sekaligus melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah titahkan kepada mereka.” (Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân li Ta’wîl al-Qur’ân, I/232-233).

Namun sayang, di Indonesia dengan mayoritas penduduknya adalah Muslim justru didapati aktivitas-aktivitas yang melanggar ajaran Islam. Bulan Ramadhan seperti tidak ada bedanya dengan bulan-bulan yang lain.

Awal Ramadhan kita disambut dengan berita yang mengejutkan yakni kasus dugaan korupsi di PT Pertamina yang melibatkan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Pertamax. Kejaksaan Agung melalui Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus telah mengungkapkan kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp193,7 triliun. (Tempo.co). Data yang terungkap juga baru kerugian yang dirasakan negara, sedangkan kerugian yang dirasakan masyarakat sudah pasti jauh lebih banyak.
Tidak berhenti sampai di situ, sekitar satu minggu bulan Ramadhan berjalan, masyarakat dihebohkan dengan dugaan kecurangan minyak goreng bersubsidi yang banyak dipakai oleh masyarakat yaitu dengan merk Minyak Kita. 

Dalam unggahan Instagram @martapapura pada, Jum'at, 7 Maret 2025, seorang netizen membagikan video saat membuka kemasan minyak goreng Minyak Kita isi 1 liter yang masih tersegel. Namun, setelah dipindahkan ke wadah lain, ternyata isinya hanya 750 ml. (Kilat.com).

Miris, bulan Ramadhan yang harusnya menjadi momen meningkatkan ketakwaan ternyata dikotori oleh berbagai kezaliman. Beberapa fakta ini wajar terjadi karena hari ini kaum Muslim tidak diatur dengan aturan yang bertujuan menjaga ketakwaan. Sistem kapitalisme yang menaungi kaum Muslim menjadikan kezaliman semakin subur. Individu yang jauh dari ketakwaan beserta regulasi yang lemah memberikan celah untuk menghalalkan cara apapun demi mendapat keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan kerugian yang akan diterima orang lain. 
 
Syekh Taqiyuddni An-Nabhani dalam Nizham al-Islam menjelaskan bahwa di sistem kapitalisme aturan yang dibuat tidak berlandaskan ketakwaan, melainkan pada manfaat semata. Inilah yang menghasilkan kebijakan kompromi pada kemaksiatan. Sudah seharusnya Ramadan ini menjadi momen bagi kaum muslim untuk muhasabah bersama. Kita jengah dengan fakta zalim yang berulang kali terjadi akibat jauhnya kita dari aturan Allah. 

Pemberantasan kemaksiatan tidak akan terwujud dengan kebijakan sekuler. Untuk mencapai masyarakat yang bertakwa dibutuhkan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah. Khilafah akan berfungsi sebagai junnah (perisai) yang menjamin terwujudnya kebijakan yang berlandaskan pada akidah Islam. 
Ramadhan, bulannya Al-Qur'an. Saatnya kaum Muslim mentadabburi kembali salah satu ayat Allah. Dalam surat Al Maidah ayat 50, Allah mengajak kita untuk berpikir, bahwa tidak ada hukum yang lebih baik dari hukum Allah bagi orang-orang yang yakin.

Maka di sisa waktu Ramadhan ini sudah saatnya kita pergunakan untuk merefresh lagi makna takwa. Sebenar-benarnya takwa yang melahirkan rasa takut untuk bermaksiat kepada Allah. Takwa yang menggerakkan kita untuk bergegas beramal shalih dan memperjuangkan diterapkannya syariat Islam secara kaffah sebagai kunci lahirnya ketakwaan hakiki disemua level, mulai individu hingga bernegara. []


Oleh: Azizah Aminawati
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update