Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mengikuti Nabi Muhammad saw. Adalah Kunci dan Jalan Menuju Keberkahan

Sabtu, 08 Maret 2025 | 19:10 WIB Last Updated 2025-03-08T12:10:42Z

TintaSiyasi.id—Mengikuti Nabi Muhammad SAW adalah Kunci segala kebaikan dan merupakan sebab untuk mendapatkan Petunjuk.

Benar sekali! Mengikuti Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan menuju kebaikan, keberkahan, dan petunjuk hidup yang benar. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an:
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ  

"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Ali Imran: 31)

Sobat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, jika mereka benar menaati Allah maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad, yaitu dengan melaksanakan segala yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. 

Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan serta mengampuni dosa-dosa mereka. Mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam itikad maupun amal saleh akan menghilangkan dampak maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kezaliman yang mereka lakukan sebelumnya.

Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan pada saat yang sama membelakangi perintah-Nya. Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasulullah, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. 

Rasulullah bersabda:

"Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak". (Riwayat al-Bukhari).

Barang siapa mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti perintah Nabi-Nya, serta membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.

Mengikuti sunnah Nabi ﷺ berarti menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam yang murni, baik dalam ibadah, akhlak, maupun muamalah (interaksi sosial). Ini adalah kunci untuk mendapatkan hidayah dan keberuntungan di dunia serta akhirat.

Semoga kita semua selalu diberikan taufik untuk istiqamah dalam meneladani Rasulullah ﷺ. Aamiin.

Barangsiapa mengikuti Nabi, sesungguhnya ia telah ditunjukkan menuju jalan yang lurus, sedangkan orang yang mengikuti selain beliau, sungguh ia ditunjukkan menuju jalan ke neraka Jahim.

Benar sekali! Mengikuti Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan menuju petunjuk dan keselamatan, sedangkan menyimpang dari ajarannya bisa membawa seseorang ke dalam kesesatan dan kebinasaan.
Allah ﷻ berfirman:
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ  

"Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al-An'am: 153)

Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa Rasulullah saw diperintahkan untuk menjelaskan kepada kaumnya bahwa Al-Qur'an yang mengajak kepada jalan yang benar, menghimbau mereka agar mengikuti ajaran Al-Qur'an demi kepentingan hidup mereka, karena Al-Qur'an adalah pedoman dan petunjuk dari Allah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridai-Nya. Inilah jalan yang lurus, ikutilah dia, dan jangan mengikuti jalan yang lain yang akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.

Dalam Sunan Ahmad, an-Nasa'i, Abu Syaikh dan al-Hakim dari Abdullah bin Mas'ud, diriwayatkan dalam sebuah hadis yang maksudnya: Aku dan beberapa sahabat lainnya duduk bersama Rasulullah, lalu Rasulullah, membuat garis lurus dengan tangannya dan bersabda, "Ini jalan Allah yang lurus", kemudian beliau menggariskan beberapa garis lagi dari kanan-kiri garis pertama tadi lalu bersabda, "ini jalan-jalan yang sesat." Pada setiap ujung jalan dari jalan-jalan itu ada setan yang mengajak manusia untuk menempuhnya, kemudian Rasulullah membaca ayat ini (al-An'am/6: 152).

Para ahli tafsir mengatakan, bahwa bercerai-berai dalam agama Islam, karena perbedaan pendapat dan mazhab dilarang oleh Allah, karena melemahkan persatuan mereka dan sangat membahayakan agama itu sendiri. Kemudian ayat 153 ini, diakhiri dengan anjuran bertakwa karena dengan bertakwalah dapat dicapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridai Allah.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian akan melihat banyak perselisihan. Maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Dan jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan, karena setiap yang diada-adakan adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat."
(HR. Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676)

Maka, mengikuti jejak Rasulullah ﷺ dalam segala aspek kehidupan—baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah—adalah jalan menuju ridha Allah ﷻ dan surga-Nya. Sedangkan menyimpang dari sunnah beliau berarti membuka pintu kesesatan dan kebinasaan.

Allah Berfirman :
تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ  

(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisa’ (4) : 13 )

Semua ini merupakan ketentuan dari Allah yang harus dilaksanakan oleh orang yang bertakwa kepada-Nya. Allah Maha Mengetahui apa yang lebih bermanfaat untuk manusia dan Maha Penyantun. Dia tidak segera memberi hukuman kepada hamba-Nya yang tidak taat agar ada kesempatan baginya untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang diridai-Nya.

Barang siapa yang taat melaksanakan apa yang disyariatkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, kepada mereka akan diberikan kebahagiaan hidup di akhirat.

Allah SWT Berfirman QS. An-Nisa’ ayat 14 :
وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَٰلِدٗا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَابٞ مُّهِينٞ  
“ Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” ( QS. An-Nisa’ ayat 14 )

Sebaliknya barang siapa yang durhaka dan tidak mematuhi apa yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya maka Allah memberikan peringatan akan memasukkan orang tersebut ke dalam neraka yang penuh siksa dan derita.

Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan kita taufik untuk tetap berada di atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang ditempuh oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Aamiin. 

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update