Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kembalinya Khilafah harus Diperjuangkan bukan Sekadar Ditunggu

Kamis, 20 Maret 2025 | 16:00 WIB Last Updated 2025-03-20T09:01:16Z
TintaSiyasi.id -- Ulama Jawa Barat Dr. Hakim Abdurrahman, mengatakan, kembalinya khilafah harus diperjuangkan bukan sekedar ditunggu.

"Kembalinya khilafah harus diperjuangkan bukan sekedar ditunggu, kembalinya khilafah bukanlah sesuatu yang akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diperjuangkan oleh umat Islam," tuturnya di kanal YouTube Mercusuar Ummat, Kamis (6/3/2025), dalam acara Bedah Khilafah - Kembalinya Khilafah Merupakan Janji Allah dan Bisyarah Rasulullah SAW.

Ia menegaskan, kembalinya khilafah harus diperjuangkan oleh semua umat Islam, tanpa memandang suku, bangsa, baik laki-laki perempuan, tua muda, sekolah tinggi atau sekolah rendah. "Sesungguhnya mengembalikan tegaknya khilafah harus diperjuangkan oleh kita semua kaum muslimin," tambahnya.

Ia menceritakan bahwa Rasulullah Saw. dan para sahabat dahulu berjuang dengan dakwah dan pengorbanan untuk menegakkan Daulah Islam di Madinah. "Dan usaha-usaha ini adalah bagian dari mengambil sebab-sebab sampai kepada tujuan dalam tegaknya Daulah Islam, yaitu tegaknya kembali khilafah, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman 

نَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ 

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka," paparnya.

Ia menjelaskan, ayat ini menunjukkan bahwa perubahan hanya akan terjadi jika umat Islam berusaha bersungguh-sungguh. "Sekali lagi berusaha bersungguh-sungguh untuk menegakkan kembali Khilafah yang telah tiada hampir satu abad lebih," tambahnya 

Sehingga, ia menekankan, ketika memperjuangkan tegaknya kembali khilafah maka wajib meneladani perjuangan Rasulullah Saw.

"Rasulullah Saw. dan para sahabat berdakwah menghadapi tantangan dan mengorbankan semua yang mereka miliki demi tegaknya Islam di Madinah. Rasulullah Saw. berdakwah menyuruh orang agar kemudian memeluk agama yang hak, meyakini Allah Swt. sebagai Zat Pencipta Alam Semesta," terangnya.

Kemudian, ia menambahkan orang yang sudah masuk dibina oleh Rasulullah dengan pemikiran-pemikiran Islam, setelah itu, mereka dikelompokkan menjadi suatu entitas yang khas di tengah kota Mekah, kemudian mereka berdakwah, berinteraksi dengan masyarakat Mekkah untuk menyampaikan Islam. 

"Ketika mereka berdakwah tentunya bukan berarti tidak menghadapi tantangan, hambatan, mereka menghadapi tantangan yang luar biasa dari kaum kafir Mekah, sampai kemudian Rasulullah Saw. mencari pertolongan mengajak kabilah, bukan sekedar masuk ke dalam Islam tetapi siap menegakkan hukum Allah Swt," tambahnya.

"Rasulullah Saw. mendapatkan pertolongan dari Kaum Aus dan Khazraj sehingga kemudian Allah Swt. memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah, bukan karena takut terhadap ancaman, tantangan orang-orang kafir Mekah ketika itu tetapi ini semua perintah Allah Swt. dalam rangka menegakkan Daulah Islam di Madinah, daulah yang akan menerapkan syariat Allah Swt. secara kaffah itulah teladan Rasulullah Saw. dalam menegakkan Daulah Islam," sambungnya.

Ia menyimpulkan, pertama Rasulullah Saw. melakukan aktivitas pembinaan. Kedua, melakukan aktivitas berinteraksi dengan umat. Ketiga, Rasulullah melakukan menerima kekuasaan dari kabilah-kabilah yang berkuasa ketika itu. 

"Sekali lagi ketika kita berusaha berjuang untuk menegakkan kembali tegaknya khilafah kita tidak boleh tidak harus meneladani perjuangan Rasulullah Saw," tegasnya.

Ia mengutip Qs. Al Ahzab 21  

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

"Termasuk teladan dakwah bagi kita semua, Rasulullah Saw. melakukan dakwahnya secara berkelompok, Rasulullah Saw. melakukan dakwahnya secara siyasah, Rasulullah Saw. melakukan dakwahnya dengan tanpa kekerasan, Rasulullah Saw. melakukan dakwahnya dengan pemikiran," terangnya.

"Saat ini kita dalam kondisi tidak dalam kehidupan Islam, dimana hukum-hukum kufur hukum-hukum yang tidak bersumber kepada Al-Qur'an dan sunnah diterapkan, dipaksakan kepada kita, kita terjajah dan tentunya usaha yang harus kita lakukan adalah melakukan perang pemikiran dan rasanya teladan Rasulullah Saw. dengan dakwah pemikiran inilah yang telah terbukti berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam dengan tegaknya dululah Islam, bagi kita saat ini itu adalah tegaknya kembali khilafah ala minhajin nubuwah yang telah dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan digambarkan oleh Rasulullah Saw," paparnya.

Sehingga, ia memberikan kesimpulan bahwa pertama, khilafah akan kembali tegak, karena janji dari Allah Swt. dan kabar gembira dari Rasulullah Saw, Allah Swt. tidak akan menyelisihi janjinya, dan kabar gembira dari Rasulullah Saw. adalah suatu kepastian.

"Rasulullah Saw. pernah memberi kabar gembira bahwasanya Konstantinopel akan ditaklukan oleh kaum muslimin dan itu benar apa adanya terjadi, dan sudah Seharusnya Kita menyambut janji Allah dan kaabr gembira Rasulullah SAW dengan gembira, dengan semangat melakukan usaha-usaha tegaknya kembali khilafah," tegasnya.

kedua, dari dalil Al-Qur'an dan hadis menunjukkan bahwa Islam akan kembali berjaya dengan tegaknya khilafah.

"Khilafah adalah jalan bagi kembalinya kejayaan Islam dan tegaknya hukum Allah Saw. secara kaffah dalil Al-Qur'an dan hadis menunjukkan adalah sesuatu yang mesti kita wujudkan," ungkapnya.

Ketiga, umat Islam tidak boleh sekedar berpangku tangan menunggu tegaknya khilafah, tetapi harus berjuang untuk menegakkan kembali khilafah alamin haji nubuwwah, negara yang telah diwariskan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabat kepada umat Islam.

"Dalam catatan sejarah negara ini bertahan belasan abad lamanya menghasilkan peradaban yang mulia, penghasilkan ilmuwan-ilmuwan yang menyumbangkan banyak pemikiran bagi kemajuan dunia, rasanya bermalas-malasan berpangku tangan terhadap janji Allah Swt. dan kabar gembira dari Rasulullah Saw. adalah perbuatan yang jauh dari sifat takwa, sifat yang ingin dibentuk dengan Ramadhan yang Mubarok ini," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update