Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

#IndonesiaGelap: Inikah Dampak Buruk dari Jahiliahnya Demokrasi Sekuler Kapitalistik?

Minggu, 02 Maret 2025 | 08:29 WIB Last Updated 2025-03-02T01:29:17Z


TintaSiyasi.id—Tagar #IndonesiaGelap trending sejak sepekan yang lalu. Bahkan, sampai tulisan ini ditulis masih ada yang menaikkan tagar itu dan tagar Indonesia Gelap mencapai 3 juta lebih cuitan pada platform X. Namun, kenyataannya memang ada pejabat publik yang menyangkal tagar itu dengan mengatakan Indonesia terang yang didukung oleh buzzer untuk menaikkan tagar tandingan #IndonesiaTerang. Namun, tidak signifikan hanya kisaran 2000—3000 cuitan saja. 

Tagar #IndonesiaGelap tidak hanya mewarnai jagat media, tetapi juga didukung dengan aksi-aksi mahasiswa yang dilakukan diberbagai kota. Mereka memberikan tuntutan yang beranekaragam. Seperti evaluasi kebijakan makan bergizi gratis, proyek Danantara, efisiensi anggaran, mencabut undang-undang (UU) minerba atau yang mengancam independensi komisi pemberantasan korupsi (KPK), bahkan menuntut disahkan UU Perampasan Aset. 

Aksi dan tuntutan mahasiswa ini telah menunjukkan jiwa kritis mahasiswa, tetapi sayangnya belum bisa menyelesaikan masalah yang terjadi. Karena tuntutannya masih kabur belum menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Sepertinya mereka masih berharap pada sistem yang ada, sehingga belum menyuarakan solusi-solusi Islam yang telah diturunkan Allah Swt. sejak negeri ini belum ada.

Menyoal Tagar Indonesia Gelap dan Kaitan dengan Sistem Demokrasi Kapitalisme Sekuler

Tagar ini trending bukan tanpa sebab, tetapi memang ada pengindraan masayarakat terkait tentang kegelapan yang melanda Indonesia. Kegelapan akibat berbagai kebijakan dan citra penguasa yang menunjukkan kegelapan. Kegelapan bisa diindra dari kebijakan yang tidak memihak rakyat, penuh kejahatan, dan kezaliman. Sebenarnya ada hal penting yang seharusnya disadari oleh mahasiswa atau masyarakat pada umumnya. 

Pertama, negeri ini sedang diatur oleh sistem yang bersumber dari aturan yang dibuat manusia. Sehingga hukum-hukum yang diadopsi tidak untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan untuk semua tetapi, adil dan sejahtera versi manusia yang membuat undang-undang itu sendiri. Inilah yang menciptakan berbagai kezaliman dan kejahatan sistematis di negeri ini. 

Kedua, sistem sekuler yang anti terhadap Islam telah mengantarkan kepada negara yang super jahiliah. Negara menciptakan kerusakan terstruktur, hampir-hampir semua yang masuk ke dalam lingkaran sistem sekuler telah mengubah kepribadiannya menjadi sekuler dan anti Islam.

Ketiga, demokrasi yang dielu-elukan sebagai sistem yang mampu membawa kesejahteraan telah sukses menjadikan rakyat tumbal atas keserakahan para kapitalis, oligarki, dan korporasi. Mereka menancapkan penguasa di sistem demokrasi untuk melegitimasi berbagai kepentingannya dan mengeksploitasi alam demi keserakahannya.

Keempat, ideologi kapitalisme yang menjadi landasan berbagai undang-undang dan aturan di negeri ini telah berhasil menciptakan kerusakan multidimensi yang tak kunjung usai. Sekalipun mereka melakukan tuntutan ganti pemimpin ribuan kali, sejatinya ideologi kapitalisme inilah yang terus melahirkan pemimpin rusak yang pro kepentingan kapitalis dan oligarki.

Kelima, citra pejabat publik yang korup, hipokrit, dan zalim tercipta, bukan hanya karena watak ataupun moral mereka yang bobrok. Namun, mereka diciptakondisikan supaya menjadi seperti itu. Mereka menjadi pejabat yang zalim karena adanya sistem dan lingkaran setan demokrasi sekuler memaksa mereka berputar mengitarinya. Manusia sebaik apa pun bahkan spek malaikat pun masuk ke sistem demokrasi kapitalisme sekuler, maka bisa berubah menjadi iblis karena sistem yang ada di negeri ini.

Sistem yang sedang diterapkan hari ini adalah sistem yang lahir dari orang-orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka menjadikan nafsunya sebagai pedoman hidupnya, sehingga ketika kepentingan mereka berseberangan yang terjadi adalah pertikaian. Ketika kepentingan oligarki menciptakan kezaliman, maka rakyatlah yang menjadi korban kezaliman tersebut.

Dampak Kegelapan dan Kejahiliahan Sistem terhadap Aspek Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial

Kegelapan dan kejahiliahan sistem yang ada hari ini telah membawa malapetaka umat. Sayangnya, kerusakan sistemis ini belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat hari ini. Sehingga ketika solusi-solusi pragmatis dikeluarkan oleh sistem ini, maka tidak bisa menyentuh akar permasalahan yang terjadi dan dampak yang ditimbulkan oleh sistem saat ini sudah multidimensi. 

Pertama, dampak politik. Politik demokrasi yang ada telah menciptakan penguasa sebagai boneka oligarki maupun kapitalis. Mereka dipasang untuk menghamba kepada kapitalis yang telah memberikan modal yang besar maju pemilu. Sehingga ketika sudah terpilih, segala permintaan kapitalis, oligarki, maupun korporasi harus dikabulkan oleh penguasa.

Kedua, dampak hukum. Hukum bukan lagi perangkat yang digunakan untuk menegakkan keadilan tetapi untuk mengkriminalisasi atau mempersekusi lawan politik yang ada. Bahkan sampai pada tataran membungkam dakwah Islam ketika dakwah ini mengganggu kepentingan korporasi yang diakomodasi negara. Di sinilah negara berubah menjadi korporatokrasi, karena kepentingan korporat yang dimenangkan daripada rakyat.

Ketiga, dampak ekonomi. Ekonomi kapitalisme telah menjadikan utang riba dan pajak sebagai penyokong terselenggaranya negara. Sehingga, rakyat yang menjadi korban atas kezaliman ekonomi yang ada. Ekonomi negara terperosok ke dalam lingkaran utang riba luar negeri, negara dipaksa terus menaikkan pajak dan mencabut subsidi kepada rakyatnya. Ini karena dampak penerapan sistem ekonomi kapitalis. 

Keempat, dampak pendidikan. Boro-boro generasi emas, generasi sehat saja sulit tercipta di sistem pendidikan sekuler hari ini. Banyak generasi yang rusak dan sakit jiwa. Mereka hidup dengan jiwa-jiwa lemah dan mudah putus asa. Belum lagi biaya pendidikan yang mahal membuat mereka makin bodoh dan terbelakang secara mental dan kecerdasan mereka. Di mana fungsi negara yang mencerdaskan bangsa jika sistem yang digunakan malah melemahkan bahkan merusak mental generasi bangsa?

Kelima, dampak sosial. Kondisi masyarakat yang rusak, banyak pembunuhan, kekerasan, kebebasan yang melampaui batas telah mengantarkan kepada masyarakat rusak. Kehidupan manusia dalam sistem sekuler tidak ubahnya seperti hewan, yang serba bebas dan tidak beradab. Itulah gambaran masyarakat yang rusak karena sistem sekuler kapitalisme, dari perselingkuhan, pembunuhan, dan percekcokan yang mengkhawatirkan menjadi gambaran sistem rusak hari ini.

Sebenarnya tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada cahaya Islam aturan Islam karena hanya aturan Islam yang diturunkan Allah subhanahu wata'ala melalui Nabi Muhammad Saw. yang mampu membawa ke jalan kesejahteraan dan ketentraman. Hanya saja jika manusia masih sombong merasa hukum-hukum ciptaan manusia lebih segalanya daripada hukum Islam yang diturunkan Allah subhanahu wata'ala, maka wajar saja, kerusakan di negeri ini tidak akan pernah bisa diselesaikan. Parahnya negara akan makin terperosok ke dalam jurang kejahiliahan.

Strategi Islam dalam Membangun Peradaban yang Terang

Islam diturunkan di bumi ini untuk menyelamatkan dari kejahiliahan manusia dan membawa kepada penghidupan yang layak dan menyejahterakan. Sayangnya, hawa nafsu dan kebodohan manusia telah menjebak mereka untuk menolak syariat Islam yang agung ini. Syariat Islam yang mengantarkan kepada cahaya terang apabila diterapkan dalam segala aspek kehidupan. 

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌۙ ۝٣٥

Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (TQS. An-Nur [18]: 35).

مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوۡرِ‌ؕ وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَوۡلِيٰٓـــُٔهُمُ الطَّاغُوۡتُۙ يُخۡرِجُوۡنَهُمۡ مِّنَ النُّوۡرِ اِلَى الظُّلُمٰتِ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِ‌‌ۚ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ۝٢٥٧

Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (TQS. Al-Baqarah [3]: 257)

Sistem demokrasi kapitalisme sekuler telah menjadi perisai untuk kezaliman dan kejahatan sistem. Begitu pun jika ingin Islam diterapkan, kaum muslim harus mengupayakan dengan dakwah kepada Islam kaffah dan mengupayakan umat untuk bersama-sama mengembalikan sistem pemerintahan Islam dalam bingkai Khilafah Islam. Hanya dengan kembali kepada sistem Islam yakni khilafah, kegelapan di negeri ini bisa sirna.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 

Pertama. Sistem yang sedang diterapkan hari ini adalah sistem yang lahir dari orang-orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wata'ala. Mereka menjadikan nafsunya sebagai pedoman hidupnya, sehingga ketika kepentingan mereka berseberangan yang terjadi adalah pertikaian. Ketika kepentingan oligarki menciptakan kezaliman, maka rakyatlah yang menjadi korban kezaliman tersebut.

Kedua. Sebenarnya tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada cahaya Islam aturan Islam karena hanya aturan Islam yang diturunkan Allah subhanahu wata'ala melalui Nabi Muhammad Saw. yang mampu membawa ke jalan kesejahteraan dan ketentraman. Hanya saja jika manusia masih sombong merasa hukum-hukum ciptaan manusia lebih segalanya daripada hukum Islam yang diturunkan Allah subhanahu wata'ala, maka wajar saja, kerusakan di negeri ini tidak akan pernah bisa diselesaikan. Parahnya negara akan makin terperosok ke dalam jurang kejahiliahan.

Ketiga. Sistem demokrasi kapitalisme sekuler telah menjadi perisai untuk kezaliman dan kejahatan sistem. Begitu pun jika ingin Islam diterapkan, kaum muslim harus mengupayakan dengan dakwah kepada Islam kaffah dan mengupayakan umat untuk bersama-sama mengembalikan sistem pemerintahan Islam dalam bingkai Khilafah Islam. Hanya dengan kembali kepada sistem Islam yakni khilafah, kegelapan di negeri ini bisa sirna.


Oleh. Ika Mawarningtyas (Direktur Mutiara Umat Institute) 
MATERI KULIAH ONLINE UNIOL 4.0 DIPONOROGO. Rabu, 26 Februari 2025. Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum. #LamRad #LiveOpperessedOrRiseAgainst

Opini

×
Berita Terbaru Update