Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Indonesia Gelap, Mahasiswa Harus Tepat Bersikap

Selasa, 04 Maret 2025 | 19:37 WIB Last Updated 2025-03-04T12:38:01Z

Tintasiyasi.id.com -- Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah dilatarbelakangi penolakan terhadap beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat. Mahasiswa melakukan aksi dengan menggotong beberapa tuntutan.

Tuntutan yang mereka ajukan di antaranya adalah mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang dinilai tidak berpihak pada rakyat, dan mencabut pasal dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (RUU Minerba) yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik (tirto.id, 18-02-25).

Dilansir dari Kompas.id, Senin, 17-02-25, tagar #IndonesiaGelap muncul sejak awal Februari 2025 saat banyak kebijakan pemerintah menuai kontroversi. Istilah Indonesia Gelap semakin meluas seiring diadakan aksi demo oleh para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia pada Senin, 17 Februari 2025. Apakah mahasiswa sudah tepat dalam menyikapi sejumlah kebijakan pemerintah?

Belum Menyentuh Akar Masalah

Aksi protes yang dilayangkan mahasiswa kepada pemerintah terhadap sejumlah kebijakan yang dinilai tak adil, patut diapresiasi setinggi-tingginya. Hal ini menandakan bahwa generasi muda masih memiliki sensitivitas terhadap isu kebijakan yang ada sekaligus sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib masa depan dan kesejahteraan rakyat yang terimbas dari kebijakan-kebijakan tersebut.

Mahasiswa memang terkenal kritis, berani dan percaya diri dalam meluapkan keresahan hati terhadap hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai keadilan. 

Namun sayangnya, 
tuntutan yang ditawarkan sejatinya belum menyentuh akar masalahnya. Sebab aksi yang dilakukan baru sebatas untuk mencabut saja kebijakan yang dituntut. Bahkan ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Padahal penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar permasalahan lahirnya berbagai kebijakan zalim yang menyengsarakan rakyat. 

Artinya, jika kebijakan yang menjadi sasaran tuntutan dicabut, tetapi demokrasi masih bercokol sebagai aturan yang menjadi dasar lahirnya sebuah kebijakan, tetap saja tidak menjadi solusi tuntas dalam menyelesaikan permasalahan. Nantinya tetap akan muncul masalah baru kembali, yang berujung menyengsarakan rakyat.

Sebagaimana kita sudah ketahui, demokrasi yang merupakan turunan dari sekularisme kapitalisme telah memberi jalan bagi elite tertentu untuk menguasai lahirnya kebijakan yang memihak mereka dan menindas rakyat. Mirisnya lagi negara lah yang melanggengkan mereka berkuasa.

Maka harus ada yang dirubah secara fundamental di negeri ini, bukan sekadar mencabut kebijakan kontroversial. Janganlah pernah berharap lagi pada demokrasi. Solusi demokrasi hanyalah ilusi yang tidak akan pernah dengannya terwujud keadilan dan kesejahteraan.

Sebagai entitas unik yang memiliki banyak potensi, mahasiswa tentu diharapkan menjadi penggerak dalam mengawal perubahan sistem ini. Bukan hanya sekadar menyerukan solusi-solusi parsial.

Sikap yang Tepat

Potensi mahasiswa sebagai agen perubahan harus diarahkan pada mainstream gerakan yang tepat. Mahasiswa memang seharusnya melek politik dan kritis. Namun juga harus bisa memberikan solusi yang benar, yak ni berasal dari Islam.

Mahasiswa selayaknya menjadi motor perubahan dari demokrasi menuju sistem Islam. Mereka harus terlibat aktif dalam mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar dan menyuarakan solusi Islam. Hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram.

Untuk itu, pemuda seharusnya bergabung bersama gerakan dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai contoh Rasulullah. Dahulu Rasul menempatkan pemuda sebagai poros pergerakan dakwah. Bukan sembarang dakwah, tetapi seruan yang mampu mengubah opini umum umat sehingga terbentuk kesadaran untuk berhukum kepada Allah Swt dengan penuh totalitas.

Sebagai contoh, didelegasikannya Mush'ab bin Umair oleh Rasul ke Madinah untuk melakukan suatu tugas maha penting saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di bukit Aqabah. Di samping itu, ia juga mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijrah Rasulullah sebagai peristiwa besar.  

Dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa pikiran yang cerdas, akhlak terpuji, juga sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berbondong-bondong masuk Islam.

Contoh lainnya seperti Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Zubair bin Awwam, dan masih banyak lagi. Mereka adalah contoh pemuda di masa Rasulullah yang memiliki posisi dan pergerakan penting bagi dakwah Islam. Mereka adalah pemuda yang terlibat aktif dalam pergerakan dakwah yang memberikan perubahan secara sistemis. 

Inilah sikap yang tepat yang harus dilakukan mahasiswa dalam memberikan solusi permasalahan yang membuat Indonesia gelap. Maka segeralah berbenah dalam memilih arus pergerakan. Jadilah bagian yang menginisiasi perubahan hakiki menuju kemenangan Islam, hingga cahaya Islam itu akan menerangi seluruh dunia. Wallahua'lam bishshawwab.[]

Oleh: Hanum Hanindita, S.Si.(Penulis Artikel Islami)

Opini

×
Berita Terbaru Update