Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Indonesia Gelap, Islam Solusinya

Minggu, 02 Maret 2025 | 16:40 WIB Last Updated 2025-03-02T09:40:45Z

TintaSiyasi.id -- Belum lagi genap setahun logo Garuda Biru mewarnai jagad maya, lambang itu kini kembali mengudara namun berubah menjadi latar hitam. Tagar Peringatan Darurat berlatar hitam ini muncul menyusul tagar Indonesia Gelap. Menurut temuan Drone Emprit, kedua tagar ini mengusung narasi serupa dan kerap muncul bersamaan. Selain itu, narasi ini juga dikatakan berasal dari akun-akun organik. (Tirto.id, 18 Februari 2025)

Viralnya Tagar Indonesia Gelap yang digaungkan di media sosial merupakan sebuah bentuk ekspresi dan kemarahan warganet yang digunakan untuk menyoroti berbagai permasalahan yang terjadi saat ini, mulai dari kisruh LPG 3 Kg, reformasi Polri, program Makan Siang Bergizi Gratis (MBG), pemangkasan anggaran untuk program sosial dan kesejahteraan rakyat, masalah pendidikan, kesehatan, serta lapangan pekerjaan dan masih banyak lagi masalah yang lainnya.

Aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah akhirnya bermunculan sebagai respons dari berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan mengancam masa depan generasi muda yaitu salah satunya adalah masalah pemotongan anggaran di sejumlah sektor. (bbc.com, 21 Februari 2025)

Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah memberikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Setidaknya ada lima tuntutan yang disampaikan. Pertama mendesak pemerintah mencabut Inpres tentang efisiensi anggaran, kedua mencabut RUU Minerba, ketiga meminta pemerintah mencairkan tunjangan dosen dan tenaga pendidik, keempat mendesak pemerintah mengevaluasi program Makan Sehat Gratis (MBG), dan yang terakhir mendesak pemerintah berhenti membuat kebijakan publik tanpa riset.

Namun sungguh sangat disayangkan karena tuntutan yang ditawarkan oleh para mahasiswa sejatinya tidak sampai kepada akar permasalahannya. Tuntutan-tuntutan itu sesungguhnya adalah imbas dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh rezim saat ini, padahal akar masalahnya tidak lain adalah karena diterapkannya sistem rusak di negeri ini yaitu sistem demokrasi kapitalisme.

Sistem demokrasi kapitalisme yang dikenal dengan jargon dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, pada hakikatnya adalah racun berbalut madu, karena realita yang terjadi adalah dari rakyat, oleh rakyat, tetapi untuk penguasa dan para oligarki. Rakyat hanya dijadikan sebagai alat politik untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam sistem demokrasi kapitalisme, hak untuk membuat aturan atau undang-undang adalah manusia, dan standar yang digunakan adalah manfaat dan maslahat. Walhasil aturan yang dihasilkan pasti akan selalu berpihak kepada para pemilik modal, karena dalam sistem kapitalisme negara hanya berfungsi sebagai regulator dan fasilitator bukan sebagai pengurus kepentingan rakyatnya.

Sungguh sangat disayangkan ketika aksi yang dilakukan masih menawarkan solusi untuk kembali kepada sistem kapitalisme demokrasi. Padahal demokrasilah yang menjadi akar permasalahannya. Sehingga bisa dipastikan ketika sistem demokrasi kapitalisme masih dijadikan sebagai dasar negara ini maka bisa dipastikan nasib rakyat Indonesia di masa mendatang akan semakin gelap.

Sudah seharusnya mahasiswa saat ini melek politik dan kritis agar mereka mampu membawa perubahan besar bagi negeri ini. Perubahan seperti yang kita dambakan. Namun perubahan yang benar tidak akan terwujud kecuali kembali kepada cahaya Islam karena Islam bukan hanya sekedar agama tapi juga peraturan. Di dalam Islam kedaulatan hanya berada ditangan hukum syara, sehingga hanya Allah sajalah satu-satunya yang berhak membuat aturan bagi seluruh manusia.

Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar dan menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat menjadi gemilang bukan gelap atau suram.
Untuk itu, pemuda seharusnya bergabung bersama kelompok dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai yang telah dicontohkan Rasulullah Saw. Sebagai mana firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 104:
Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Mairawati
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update