Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

FIWS: Begini Ketakwaan secara Totalitas yang Diinginkan Islam

Minggu, 09 Maret 2025 | 21:29 WIB Last Updated 2025-03-09T14:32:03Z

Tintasiyasi.ID -- Berkaitan dengan bulan Ramadan, Direktur Forum on Islamic World Studies(FIWS) Farid Wadjdi menyampaikan harus diketahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh Allah Swt. agar semakin bertakwa,

 

“Begini ketakwaan secara totalitas yang diinginkan Islam,” paparnya di YouTobe One Ummah TV bertemakan Ketakwaan Totalitas, Rabu (05/03/2025).

 

Farid menyebut perintah itu pada firman Allah Swt.:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah: 183)

 

“Allah mewajibkan saum ini bagi orang-orang yang beriman, dan untuk apa itu? La’allakum tattaquun, agar kita semakin bertakwa,” jelasnya

 

Lalu tambahnya, para ulama menjelaskan yang disebut dengan takwa adalah menjalankan seluruh perintah Allah Swt. dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

 

“Namun perlu kita catat, ketakwaan yang dituntut dalam Islam itu bukanlah hanya ketakwaan individu. Bukan saat kita salat saja, di masjid saja, bukan saat kita di bulan Ramadan ini saja, tetapi ketaatan yang totalitas,” paparnya.

 

Farid menjabarkan, apa yang disebut dengan ketaatan totalitas itu adalah ketaatan kepada Allah Swt. dalam seluruh aspek kehidupan. “Dalam individu, kita taat pada Allah; dalam pengaturan rumah tangga kita taat pada Allah; dalam ekonomi, dalam politik, demikian juga dalam negara, kita harus taat kepada Allah SWT,” lugasnya.

 

“Ini bisa kita lihat di dalam Al-Qur’an, Allah mewajibkan saum, kutiba ‘alaikumush-shiyaam. Pada ayat yang lain Allah Swt. juga mewajibkan kepada kita untuk perang di jalan Allah, kutiba ‘alaikumul qiital. Ini sama-sama wajib, demikian juga ketika kita diwajibkan salat, aqimus shalah,” imbuhnya lagi.

 

Di ayat yang lain Allah Swt. juga mewajibkan agar harta-harta itu tidak beredar di kalangan orang-orang kaya saja. “Ini adalah aspek ekonomi. Hendaklah harta itu jangan beredar di kalangan orang-orang kaya saja karena persoalan ekonomi sesungguhnya ada di sini, yaitu masalah distribusi,” katanya.

 

“Coba lihat, Indonesia adalah negeri yang kaya tetapi kan itu hanya ada pada segelintir orang, sementara puluhan juta rakyat hidup di bawah garis kemiskinan, ini akibat apa? Akibat tidak diatur pendistribusiannya berdasarkan aturan-aturan Allah Swt.,” sebutnya.

 

“Dalam Al-Qur’an juga Allah memerintahkan kita, ‘Wahai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan ulil amri di antara kalian.’ Ini adalah perintah Allah taat kepada Allah taat kepada Rasul dan ulil amri,” jelasnya.

 

Kemudian para ulama menjelaskan meskipun ada perbedaan dalam menjelaskan para ulil amri ini, tetapi sebagian besar menyatakan bahwa ulil amri ini adalah pemerintah. “Kepala negara yang tugasnya mengatur masyarakat itu juga kita harus taati. Namun tentu kepala negara seperti apa yang harus kita taati? Yaitu kepala negara yang taat pada Allah dan Rasul-Nya,” bebernya lebih lanjut.

 

Farid menambahkan bahwa di dalam ayat itu juga Allah mengingatkan kalau berselisih tentang satu perkara kembalilah kepada Allah dan Rasul-Nya. “Artinya apa kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunah,” tegasnya.

 

“Ketaatan seperti inilah yang harus kita wujudkan, yaitu ketakwaan yang sifatnya totalitas dan akan membawa perubahan mendasar di tengah-tengah umat,” tutupnya.[] Titin Hanggasari

Opini

×
Berita Terbaru Update