Tintasiyasi.id.com -- Efisiensi Anggaran termasuk langkah yang tepat dilakukan apabila tidak menyengsarakan rakyat. Namun, bila menyengsarakan hendaknya efisiensi dihentikan. Bukankah setiap kebijakan terlahir demi kepentingan rakyat?
Mewajarkan Pemborosankah?
Selama ini berbagai lembaga dan kementrian, seperti Kementrian Pekerja Umum, Kemendagri, dan yang lainnya, memperoleh anggaran yang terbilang besar. Dikarenakan segudang agenda, mulai dari yang amat penting, penting, lalu bisa dibilang tidak begitu penting.
Karenanya, saat presiden dan wakil presiden membuat sebuah janji waktu kampanye dan belum tau dana dari mana. Salah satu cara untuk menyokong agar janji tersebut terealisasi ialah dengan memberlakukan efisiensi anggaran.
Ini langkah yang cukup simpel, karena hanya menyingkirkan agenda yang tidak begitu penting dibeberapa kementrian dan lembaga pemerintah. Seperti acara seremonial, halal bihalal, rapat, seminar, dan lain-lain.
Di lain sisi, efisiensi anggaran menunjukkan bahwa adanya pemborosan atau inefisien dan lalainya pemerintah dalam mengelola uang negara. Yaa, uang negara yang sebagian besar didapatkan melalui pajak yang dipungut dari rakyat. Naudzubillah.
Nilai pemangkasan anggaran dibeberapa kementrian dan lembaga pemerintah menyentuh angka begitu fantastis 308 T (Kompas, 25/02/2025). Berarti, selama ini agenda tidak begitu penting dibiarkan berlangsung?, Miris!
Harusnya efisiensi anggaran sedari awal dipikirkan oleh pemerintah, agar uang negara tidak seenaknya dihamburkan tanpa dampak yang berarti bagi rakyat. Audit anggaran sepatutnya dilakukan rutin secara berkala, bukan pada akhir tahun saja.
Seandainya didapati kecurangan, segera tindak tegas!. Dikarenakan, tindakan pemborosan dan kelalaian yang berlangsung sangat menyengsarakan rakyat yang sudah begitu amat kesulitan hidup disistem sekuler kapitalisme.
Sistem Kapitalisme Memarakkan Inefisien
Kapitalisme, sebuah sistem yang mengagungkan berbagai kebebasan hingga kebablasan. Aturan Dibuat bebas sesuai titah tuan yang bertahta. Karena nilai kebebasan ini pula efisiensi menjadi gurita ganas yang menghancurkan gubuk berjuta cerita yang dimiliki rakyat, Sadis!
Padahal, dalam sistem kapitalisme ini rakyat sudag hidup begitu amat mandiri. Mulai dari biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya keamanan bayar pake uang sendiri. Tidak ada biaya?, yaa gk sekolah.
Tidak bisa berobat kerumah sakit karena gk ada duit hal yang amat banyak ditemui.
Bahkan jika ingin aman dari kejahatan yang semakin marak, mesti uang dulu yang berbicara atau viral. Bukannya kalimat no viral no justice sudah menggema di negri ini?
Dalam sistem Kapitalisme inilah efisiensi anggaran yang mengakibatkan beasiswa (KIP) pendidikan terancam hilang (https://unair.ac.id, 20-02-2025).
Bahkan, Tukin dosen tidak cair, PHK marak, dan banyak dampak lainnya. Kalau boleh penulis simpulkan, Muara dari itu semua nampaknya ialah Indonesia gelap, bukan Indonesia emas 2045. Menurutmu bagaimana?
Hanya Sistem Islam yang Shahih
Menjadi pemimpin berat pertanggungjawaban dihadapan Allah. Bahkan lama hisab dihari akhir. Oleh karenanya Rasulullah Saw telah mengingatkan ribuan tahun lalu;
"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah." (HR. Muslim).
Berpegang pada hadist diatas, para pemimpin yang hidup dimasa khilafah, betul-betul menjalankan perannya dengan amanah. Keterkaitan hubungan dengan Allah selalu dibangun sebagai alarm untuk mengeluarkan kebijakan yang betul-betul pro rakyat.
Tidak akan ditemui kebijakan baru khalifah yang bertujuan "menyehatkan" rakyat beberapa tahun kedepan. Akan tetapi "melumpuhkan" rakyat kurang dari satu bulan.
Dikarenakan dalam khilafah sektor pendidikan, kesehatan, dan sebagainya memiliki pos tersendiri dibaitul mal. Sumber dana berasal dari pengelolaan SDA secara independen, fai dan kharaj, serta infak dan zakat.
Proses audit diberbagai sektor berjalan rutin untuk menghindari kecurangan. Seandainya didapati penguasa yang foya-foya, atau menyalahgunakan kekuasaan untuk hal yang tidak penting. Maka dijatuhi hukuman kepada pelaku dengan dua fungsi sekaligus. Pertama sebagi zawajir, dan kedua sebagai jawabir.
Sejatinya kepentingan masyarakat hanya terpenuhi dengan thayyib disistem shahih yg berasal dari Al-Malik. Selama masih kapitalisme yang bercokol maka efisiensi anggaran bukan menjadi solusi bagi rakyat. Wallahu’alam bishshawwab.[]
Oleh: Siska Ramadhani, S.Hum
(Aktivitas Muslimah)