Ia katakan, amal saleh adalah perbuatan yang dilandasi
iman dan diperintahkan serta diridai Allah Taala.
"Amal saleh ada yang berupa ibadah mahda seperti salat,
puasa, iktikaf, dan lain sebagainya," sambungnya.
Selain ibadah mahda yang bersifat ritual, Doni juga
katakan, ada pula yang berupa ibadah ghairu mahda. “Ibadah ghairu
mahda adalah seluruh amal yang diperintahkan Allah di luar ibadah mahda,”
tuturnya.
"Mencari nafkah untuk mencukupi anak istri bagi
seorang ayah adalah salah satu contoh ibadah ghairu mahda,"
sebutnya.
"Menimba ilmu dengan diniatkan menjalankan
perintah thalabul ilmi faridhatun ‘ala kulli Muslim juga merupakan
ibadah ghairu mahda," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mencontohkan bahwa seorang khalifah
menerapkan hudud, qital, memerangi riba, memusnahkan khamar, adalah amal
saleh dan ibadah ghairu mahda.
"Pada masa Khalifah Umar, ada sekelompok orang
yang senantiasa berdiam diri di masjid sembari melupakan menafkahi diri juga
anak istri. Amirulmukminin bukan memuji, melainkan mencela perbuatan ini,"
kisahnya.
Doni menegaskan bahwa Allah tidak hanya memerintahkan
manusia untuk beribadah mahda terus menerus sembari meninggalkan ibadah ghairu
mahda.
"Allah perintahkan bagi manusia agar
proporsional. Dalam surah Al-Ashr, di antara waktu yang telah dianugerahkan
bagi masing-masing kita, Allah perintahkan untuk dibagi," tuturnya.
Lalu ia menguraikan waktu-waktu tersebut, “Sebagian
waktu untuk bermesra dengan Allah dalam ibadah mahda sebagai abdullah (hamba
Allah).”
"Sebagian waktu untuk bermesra dengan keluarga
dalam ibadah ghairu mahda. Sebagian untuk berdakwah, amar makruf nahi
mungkar sebagai khalifatullah," urainya.
Ia mengingatkan, semua amal saleh baik berupa ibadah mahda
maupun ghairu mahda ada pahalanya.
"Bahkan bisa saja seseorang jatuh dosa gara-gara
berlebihan ibadah mahda, sampai-sampai lupa nafkahi anak istri, lupa amar
makruf nahi mungkar," tandasnya.[] Lanhy Hafa