Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bahaya Deflasi: Jangan Sampai Bulan Puasa hingga Lebaran Kere Keriting

Jumat, 07 Maret 2025 | 15:24 WIB Last Updated 2025-03-07T08:24:26Z

TintaSiyasi.id -- Tidak seperti bulan puasa sebelumnya yang selalu ditandai oleh gejolak inflasi, puasa kali ini malah terjadi deflasi. Padahal bulan puasa kali berdekatan dengan Natal dan Tahun Baru, namun anehnya malah terjadi deflasi. Deflasi adalah penurunan harga harga secara umum. Inflasi adalah sebaliknya.

Penyebab deflasi bisa banyak, bisa karena barang banyak namun permintaan rendah. Bahasa sederhana barang banyak atau tetap, tapi uang di kantong masyarakat makin tipis. Deflasi yang parah jika disebabkan oleh pelemahan daya beli. Lebih parah lagi jika yang menurun daya beli terhadap bahan makanan. 

Hasil survey yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Februari 2025 perekonomian Indonesia mengalami deflasi 0,48 %. Sementara Bulan Januari 2025 perekonomian nasional inflasi rendah bahkan terendah sejak tahun 2000 atau 24 tahun lalu. Deflasi tersebut disebabkan penurunan harga sejumlah komoditas pangan, seperti beras, daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan tomat, dll. 

Keadaan ini mesti diwaspadai oleh Kementerian dan Lembaga karena deflasi pada Februari 2025 menandai pelemahan ekonomi Indonesia sejak 2024, yang ditandai oleh deflasi selama 5 bulan berturut turut sepanjang tahun 2024. Hingga januari 2025 keadaan ekonomi Indonesia ternyata belum membaik, karena pada Januari 2025 inflasi Indonesia terendah dalam 24 tahun terakhir sejak tahun 2000.

Deflasi dan inflasi yang rendah menandai keadaan kelesuan atau pelemahan ekonomi. Apalagi deflasi pada 2024 dipicu oleh melemahnya harga bahan makanan atau pangan. Sehingga deflasi dan inflasi yang rendah semacam ini terbukti adalah disebabkan oleh melemahnya daya beli. Sehingga masyarakat mengurangi belanja bahkan untuk bahan makanan.

Pemerintah harus waspada jangan sampai masalah ini berlanjut sampai menjelang lebaran nanti. Caranya dengan mengefektifkan belanja yang ada, tidak menahan atau menghematnya ditengah program efisiensi. Pemerintah tetap harus menjadi conter cylical ekonomi yang melemah. Sehingga lebaran ini tidak menjadi lebaran kere keriting. []


Salamuddin Daeng
Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia

Opini

×
Berita Terbaru Update