Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Al-Qur'an Adalah Pedoman Hidup Seluruh Manusia

Selasa, 25 Maret 2025 | 08:16 WIB Last Updated 2025-03-25T01:16:46Z

TintaSiyasi.id -- Bulan Ramadhan sering juga disebut sebagai Syahrul Qur'an (bulan Al-Qur'an) karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang berisi tentang perintah untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, dan peristiwa istimewa itu disebut juga dengan Nuzulul Qur’an.

Bupati Bandung Dadang Supriatna punya cara unik dan menarik dalam memperingati Nuzulul Qur'an dan dalam rangka mensyiarkan Ramadan yaitu mengadakan acara lomba cerdas cermat dengan mengundang sejumlah ormas untuk beradu cepat dan kepintaran dalam menjawab berbagai pertanyaan seputar isi kandungan Al-Qur'an. Dalam sambutannya Dadang Supriatna juga mengatakan selain memperingati Nuzulul Qur’an acara ini juga dilakukan dalam rangka ikhtiar membangun semangat kebersamaan, persatuan dan persaudaraan diantara sesama ormas. (bandungraya.net, 16 Maret 2025)

Sementara itu demi melaksanakan arahan Bupati Bogor, Rudy Susmanto, Wakil Bupati Kabupaten, Jaro Ade lakukan Peringatan Nuzulul Qur'an yang mengusung tema "Peran Al-Quran Dalam Membangun Masyarakat Berahlak Mulia". Selain itu juga Kepala Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra), Zainal Ashari, menyampaikan bahwa Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong umat Islam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari”. (kabarindoraya.com, 16 Maret 2025)

Sudah seharusnya bulan Ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia karena Al-Qur'an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama, namun dalam sistem demokrasi kapitalisme justru akal manusialah yang dijadikan sebagai sumber hukum. 

Manusia bebas membuat dan melegalkan berbagai aturan, bahkan dalam sistem demokrasi kapitalisme hukum dianggap sebagai produk yang bisa diperjualbelikan bahkan sebagai alat tawar-menawar. Padahal sangat jelas bahwa manusia adalah makhluk hyang lemah sehingga ketika manusia membuat aturan pasti akan berpotensi adanya pertentangan dan berkonsekuensi lahirnya berbagai permasalahan.

Al-Qur’an seharusnya menjadi landasan setiap individu, masyarakat dan negara, namun hari ini justru terbalik karena ketika ada individu atau kelompok yang masih berpegang teguh pada Al-Qur'an dan menyerukan untuk kembali kepada Al-Qur’an malah dicap radikal, intoleran bahkan dianggap membahayakan persatuan dan kedaulatan negara, sehingga tak jarang mereka di persekusi dan diintimidasi bahkan dianggap sebagai teroris. Sungguh sangat miris.

Dalam sistem demokrasi kapitalisme kedaulatan berada di tangan rakyat sehingga menjadikan manusia sebagai penentu hukum, faktanya kedaulatan justru berada di tangan para pemilik modal sehingga hukum yang dihasilkan pasti berdasarkan hawa nafsu dan kepentingan mereka saja, jadi tidak heran jika saat ini umat Islam berada dalam kegelapan dan kesengsaraan.

Berpegang teguh pada Al-Qur’an sejatinya konsekuensi keimanan yang harusnya terwujud pada diri setiap Muslim. Apalagi jika ingin membangun peradaban manusia yang mulia, Al-Qur’an harus menjadi asas kehidupan. Namun sangat lah miris sebab hari ini Al-Qur’an diabaikan dan nyaris terlupakan oleh kebanyakan umat muslim itu sendiri. Meskipun peringatan nuzulul Qur’an setiap tahunnya diperingati bahkan oleh negara, namun peringatan itu sejatinya hanyalah seremonial belaka karena ketika Ramadan ini berakhir maka Al-Qur’an juga akan kembali ditinggalkan.

Umat Islam seharusnya menyadari kewajiban berpegang pada Al-Qur’an secara keseluruhan dan memperjuangkan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan karena Al-Qur’an adalah jalan kebenaran dan pembeda yang berisi petunjuk, tuntunan, dan arahan bagi umat manusia, serta membedakan antara yang benar dan yang salah.

Oleh karena itu dibutuhkan dakwah kepada umat yang dilakukan oleh jamaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan kewajiban menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan secara nyata, tidak hanya bagi individu, namun juga oleh masyarakat dan negara.

Jadi berdasarkan semua fakta yang terjadi saat ini maka sangat jelaslah bahwa negara wajib untuk menerapkan Islam secara Kaffah dengan mengamalkan seluruh isi kandungan Al-Quran bahkan bukan hanya keniscayaan, tapi juga kebutuhan yang sangat mendesak bagi bangsa dan negeri ini.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al- Baqarah ayat 208, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara Kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu”.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Maimunah
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update