TintaSiyasi.id -- Ramadan, bulan suci yang seharusnya membawa kedamaian bagi umat Islam di seluruh dunia, kembali ternoda oleh tindakan keji Zionis Israel di Al-Quds dan Gaza. Janji-janji perdamaian yang sering digembar-gemborkan oleh dunia internasional kini terasa seperti ilusi yang pahit. Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam, sekali lagi menjadi saksi bisu dari pembatasan dan penindasan yang tak berkesudahan. Ini bukan sekadar konflik wilayah, melainkan sebuah tragedi kemanusiaan yang mendesak untuk segera diakhiri.
Di jantung Al-Quds, Zionis Israel, dengan dalih keamanan yang rapuh, memberlakukan pembatasan ketat terhadap akses umat Islam ke Masjid Al-Aqsa. Kebebasan beribadah direnggut, seolah-olah umat Islam adalah warga negara kelas dua di tanah kelahiran mereka sendiri. Provokasi dan penangkapan sewenang-wenang terhadap warga Palestina terus terjadi, menciptakan suasana mencekam yang penuh ketidakpastian. (Sumber: nomorsatukaltim.disway.id, 1 Maret 2025)
Sementara itu, di Gaza, blokade yang tidak manusiawi terus berlanjut, menghambat masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Anak-anak, wanita, dan orang tua yang menderita kelaparan dan kekurangan obat-obatan menjadi korban dari kebijakan kejam ini. Gencatan senjata yang seharusnya membawa harapan justru menjadi panggung sandiwara bagi Zionis Israel untuk memamerkan kekuasaan mereka. (Sumber: alenia.id, 2 Maret 2025)
Kegagalan Solusi Barat dan Munafiknya Dunia Internasional
Solusi-solusi yang ditawarkan oleh Barat selama ini terbukti gagal total. Janji-janji perdamaian yang diucapkan oleh para pemimpin dunia hanya menjadi bualan kosong belaka. Dunia internasional, yang seharusnya bertindak sebagai penengah yang adil, justru terkesan membiarkan, bahkan mendukung tindakan Zionis Israel.
Ini bukan sekadar masalah politik, tetapi juga masalah moral. Bagaimana mungkin dunia membiarkan penindasan sistematis terhadap jutaan manusia hanya karena perbedaan keyakinan? Bagaimana mungkin standar ganda diterapkan, di mana pelanggaran hak asasi manusia oleh Zionis Israel diabaikan, sementara pelanggaran di tempat lain dikecam dengan keras?
Kemunafikan dunia internasional terlihat jelas dalam sikap mereka yang ambigu terhadap Zionis Israel. Mereka mengutuk tindakan kekerasan, tetapi pada saat yang sama, mereka terus memberikan dukungan politik dan militer kepada negara yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.
Khilafah: Perisai Umat dan Pembebas Al-Quds
Dalam situasi yang memprihatinkan ini, umat Islam tidak boleh lagi menggantungkan harapan pada solusi yang ditawarkan oleh Barat. Sudah saatnya kita kembali kepada solusi yang hakiki, yaitu Khilafah. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang akan melindungi umat Islam dari segala bentuk penindasan dan penjajahan.
Di bawah naungan Khilafah, Al-Quds akan dibebaskan, dan umat Islam akan hidup dalam kedamaian dan keadilan. Khilafah akan menjadi perisai bagi umat Islam, melindungi mereka dari segala bentuk ancaman dan agresi. Khilafah akan menjadi simbol persatuan umat Islam, menyatukan mereka dalam satu tujuan mulia, yaitu membebaskan Al-Quds dan mewujudkan keadilan di muka bumi. Khilafah akan menjadi penggerak bagi umat Islam untuk bangkit dan melawan segala bentuk ketidakadilan.
Umat Islam tidak boleh lagi diam dan pasrah menerima nasib. Mereka harus berani melawan kezaliman dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dengan Khilafah, umat Islam akan memiliki kekuatan untuk melawan Zionis Israel dan para pendukungnya. Umat Islam tidak akan lagi menjadi bulan-bulanan bagi kekuatan-kekuatan asing yang ingin menguasai tanah air mereka. Khilafah akan menjadi mercusuar bagi umat Islam, menunjukkan jalan menuju kemenangan dan kemuliaan.
Sudah saatnya umat Islam meninggalkan segala bentuk perpecahan dan perbedaan. Mari kita bersatu dan berjuang untuk mewujudkan Khilafah, satu-satunya solusi yang dapat membebaskan Al-Quds dan menyelamatkan umat Islam dari segala bentuk penindasan.[]
Oleh: Widhy Luthfiah Marga
Pendidik Generasi