Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aktivis Muslimah Turkiye: Masyarakat Saat Ini, Memiliki Gambaran Salah Tentang Wanita

Sabtu, 08 Maret 2025 | 18:05 WIB Last Updated 2025-03-10T00:25:50Z
TintaSiyasi.id -- Aktivis Muslimah Turkiye, Zehra Malik berpandangan bahawa masyarakat saat ini mempunyai gambaran keliru tentang kesuksesan wanita.

"Masyarakat saat ini memiliki gambaran yang sepenuhnya salah tentang seorang wanita yang seharusnya sukses, yang mengutamakan karirnya daripada menjadi ibu dan istri, yang memiliki peran dan hak yang sama dengan laki-laki di masyarakat, dan yang menganjurkan nilai-nilai kapitalisme yang demokratis, sekuler, dan liberal," ungkapnya di kanal YouTube, Waqiyah Live, Sabtu (1/3/2025).

Ia menegaskan bahwa Islam telah mengangkat derajat wanita jauh sebelum peradaban lain. Bahkan, banyak wanita dalam sejarah Islam yang telah memainkan peran penting dalam bidang ilmu pengetahuan. Sementara laki-laki dan perempuan di Barat tenggelam dalam kegelapan ketidaktahuan. Islam juga telah memberikan hak kepada perempuan untuk memiliki harta benda dan warisan, selama lebih dari seribu tahun.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, seorang ulama Islam asal Inggris menerbitkan ensiklopedia 43 volume yang memuat kehidupan lebih dari sepuluh ribu ulama perempuan dalam Islam.

"Tahukah anda bahwa dia (Zaynab binti Kamal) adalah guru para ulama penting seperti Imam Malik, Ibnu Hajar, dan al-Tirmidzi? Dalam sejarah Islam, kita memiliki wanita yang mendirikan universitas pertama di dunia. Fatima al-Fihri mendirikan Universitas Al-Qarawiyyin pada tahun 859 di Maroko," ujarnya.

Aktivis Turkiye itu juga mengingatkan bahwa keberhasilan seorang wanita dalam Islam tidak diukur hanya berdasarkan pencapaian duniawi atau nilai manusiawi, tetapi bagaimana mereka menaati perintah Allah.

"Wanita yang sukses dalam Islam adalah wanita yang menyembah Allah dan hanya Allah. Dia mendefinisikan perannya, hak-haknya, dan prioritasnya berdasarkan apa yang diperintahkan Allah, bukan norma-norma internasional atau nilai-nilai kesetaraan gender liberal." katanya.

Pentingnya Struktur Politik 

Merujuk pada ayat Al Qur'an tentang kewajiban mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, Zehra menegaskan, umat perlu membangun entitas politik yang berperan dalam mengemban tanggung jawab tersebut.

Ia menegaskan, Allah Swt. telah mewajibkan umat Islam untuk memiliki suatu tatanan politik yang secara gamblang dijelaskan dalam Al Qur'an. Hendaknya muncul di tengah-tengah kalian suatu golongan yang menyeru kepada kebenaran, menyeruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Sasaran pemikiran, konsep, kebijakan, visi perubahan dan kerja, apa pun yang terkandung di dalamnya, harus dibangun atas dasar Islam saja. Itu semua harus dibuktikan dengan nash Islam, dan partai itu tidak boleh mengkompromikan prinsip-prinsip Islam ini, apapun yang dihadapinya.

"Partai yang sukses tidak akan terlibat dalam politik elektoral sekuler. Tidak akan bergaul dengan para penindas kaum Muslimin, tidak akan bergabung dalam normalisasi dan kerja sama, dan tidak akan memberikan sedikit senyum kepada para penindas dan pembunuh umat," ujarnya.

Partai Islam yang benar-benar sukses itu, lanjut dia, harus berpegang teguh pada kebenaran (haq) tanpa takut akan konsekuensi, ekalipun tidak disukai oleh orang lain. Partai ini tidak boleh mengubah ajaran Islam demi kepentingan tertentu. Sebaliknya, partai ini harus menjadi pemimpin ideologis umat Islam dan menjadi contoh bagi dunia dengan sepenuhnya mengikuti metode kenabian, bukan pendekatan pragmatis yang mengorbankan prinsip-prinsip Islam.

“Partai yang sukses berbicara halal meskipun ada konsekuensinya bagi dirinya atau orang-orangnya. Ia berbicara yang haq meskipun tidak ada yang mau mendengarnya. Ia tidak mengubah norma-norma Islam apa pun. Saya benar-benar berusaha membuatnya singkat tetapi ini sangat penting, partai yang sukses adalah partai yang sukses yang bertujuan menjadi pemimpin ideologis kaum Muslim dan menjadi panutan bagi umat manusia, tidak akan menipu apa pun, apa pun prinsip utamanya. Untuk menapaki jalan metode kenabian dan bukan pragmatisme atau apa pun yang lain,” jelasnya.[] Aliya Ab Aziz

Opini

×
Berita Terbaru Update