Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wacana Tes Kehamilan, Justru Menambah Polemik?

Rabu, 05 Februari 2025 | 08:16 WIB Last Updated 2025-02-05T01:16:49Z

Tintasiyasi.id.com -- Cianjur, Kompas.com (23/01/2025)- Kepala Cabang Dinas Wilayah ke-enam Jawa Barat, Nonong Winarni, menanggapi soal tes kehamian bagi siswi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Kabuaten Cianjur.Nonong menilai program tersebut meimiliki tujuan baik. 

Namun, ia menyayangkan mengapa aktivitas tersebut harus diunggah ke media sosial. Menurut dia, apapun hasil dari tes tersebut hanya untuk kepentingan internal sekolah, bukan untuk konsumsi publik.

Mendengar solusi yang ditawarkan pemerintah berupa tes kehamilan bagi para siswi SMA bukanlah hal yang dilatarbelakangi tanpa adanya sebab. Justru adanya solusi ini lahir karena maraknya kerusakkn remaja yang selalu terjadi ber-ulang-ulang dan tak ada henti-hentinya.

Program yang dibuat pemerintah ini menuai banyak pro-kontra dikalangan masyarakat Indonesia. Sebagian ada yang menganggap hal ini merupkan hal yang bagus untuk diterapkan kepada para siswi. Untuk mengantisipasi agar dapat meminimalisir angka kehamilan diuar nikah.

Namun tak sedikit yang menganggap hal tersebut dinilai berlebihan dan mengumbar privasi, karena seharusnya hal tersebut sebenarnya cukup diketahui oleh phak internal sekolah saja.

Padahal yang menjadi dalang adanya kerusakkan hal tersebut tak datang dari phak perempuan saja, tetapi juga melibatkan pihak laki-laki. Laki-laki bahkan yang menaruh luka abadi kepada perempuan. 

Karena dampak yang paling besar yang dirasakan oleh ke dua belah pihak saat melakukan hubungan yang dilarang tersebut sebagian besar menyasar ke perempuan. Seperti; kehamilan, munculnya sanksi sosial masyarakat, laki-laki yang tak ingin bertanggung jawab , dan lain sebagainya.

Maka banyak masyarakat yang menganggap aksi ini lebih menjalar ke diskriminasi perempuan. Para perempuan yang masih berstatus seorang pelajar lagi-lagi harus teralihkan fokus pembelajarannya dan beralih untuk menghadapi tes kehamilan yang telah dirancang pemerintah ini.

Selan itu, bisa mengalami gangguan psikis, jika ia ternyata terbukti positif hamil. Terlebih jika disebauaskan ke media sosial, bisa jadi si Perempuan tak ingin kembali melanjutkan pendidikannya alias putus sekolah.

Tetapi upaya yang dibuat pemerintah ini tak menutup kemungkinan para remajanya bisa benar-benar stop atau tidak akan kembali melakukan hal yang serupa. Karena solusi yang disuguhkan pemerintah hanya cara mencegahnya, tanpa ditanamkan adanya ma’lumat yang baik kepada para remaja bahwa aksi tersebut dilarang dalam agama.

Sehingga dalam diri siswi tersebut bisa mengulang hal yang sama. Dengan dalih, setiap adanya hubungan yang terlarang tak selalu akan berbuah kehamilan. Maka nyatanya masih banyak di kalangan para remaja yang background mereka masih memiliki pacar. Dan caranya pun beracam-macam, sesuai dengan hawa nafsu mereka semata.

Alhasil remaja saat ini tameng untuk melindungi diri mereka sendiri. Remaja yang dibentuk disistem ini , sistem Kaptalisme-Sekulerisme sedang dalm kondisi tak baik-baik saja. Sebab difase remaja, mereka memiliki hawa nafsu yang kuat yang ingin mereka penuhi difase ini.

Dan kebanyakan cara pemenuhannya pun bertolak belakang dengan apa yang sudah diajarkan oleh agama. Pemenuhan hawa nafsu yang berlebihan ini, justru akan mencelakakan pelakunya itu sendiri.

Bukti Negara Tak Serius dalam Menangani Permasalahan

Ternyata Negara sendiri masih memberi kebebasan akses untuk para remajanya berbuat hal yang senonoh alias semaunya sendiri, bagaimana tidak?! Buktinya ada HAM yang masih terus digaungkan menjadi landasan bagi setiap rakyatnya melakukan kebebasan berbuat.

Hukuman yang tak jera, juga menjadikan orang lain tak takut untuk melakukan hal yang serupa. Dan juga aksi pemerintah yang tak sistemik, yakni hanya memberitahu bahaya dari perbuatan tercela, tanpa diberi sanksi tegas bagi pelakunya itu sendiri.

Solusi Islam

Berbeda dengan Islam, Negaralah yang menjadi pondasi dasar bagaimana masyarakat didalamnya terbentuk. Termasuk remaja, mereka di dalam naungan Islam yakni Daulah Khilafah Islamiyyah mereka dididik agar membentuk Syakhsyiyyah Islamiyyah (kepribadian Islam) di dalamnya memuat pola pikir dan pola sikap berasaskan Islam.

Maka generasi yang terbentuk di dalamnya adalah generasi emas. Yang pada fase tersebut mereka justru berlomba-lomba dalam fastabiqul khairat, dan tak hanya mengedepankan hawa nafsu duniawinya semata.

Hal ini dapat terwujud apabila sistem yang digunakan menggunakan sistem yang diridhai Allah SWT. Sehingga, semua solusi yang dilahirkan berdasarkan pedoman dari syara’ (Allah). Yang tak mungkin menghasilkan kekacauan atau bahkan menambah masalah baru. Wallahu A’lam Bi Ash-shawwaab.[]

Oleh: Marsa Qalbina. N.
(Aktivis Muslimah)


Opini

×
Berita Terbaru Update