“Maka kita harus selalu
menyuarakan ini (Palestina), karena ini adalah bukti bahwa kita orang-orang
bertakwa yang peduli dengan mereka, menyuarakan solusi yang paling cepat untuk
menyelesaikan masalah mereka,” ujarnya dalam orasi yang disampaikan pada
kegiatan Aksi Bela Palestina dan Penyambutan Bulan Ramadan
bersama Kifah Kota Padangsidimpuan, Ahad (09/02/2025).
Menurutnya, penting untuk terus
mengingat kondisi kaum Muslim, apalagi saat mendekati bulan Ramadan yang penuh
berkah dan ampunan. “Sejatinya diisi dengan perkara-perkara yang diperintahkan
oleh Allah seperti peduli terhadap Palestina sebagai wujud ketakwaan yang
menjadi tujuan berpuasa,” serunya mengingatkan.
Lanjut ia menjelaskan bahwa kaum Muslim
disatukan dalam satu ikatan, yaitu akidah. “Sehingga harus mengamalkan perintah
Allah Swt. untuk mengikat persaudaraan (ukhuah) berdasarkan Islam (ukhuah
islamiah)
“Dengan demikian, umat Islam akan
bisa mengingat nasib saudara-saudara Muslim yang lain seperti di Palestina yang
mengalami kekejaman-kekejaman Zionis,” ujarnya.
“Untuk itu, Saudara-Saudara, kita
berdiri di sini untuk menyuarakan bagi saudara-saudara kita yang berada di bumi
Palestina yang mereka sampai detik ini masih terus mengalami
kekejaman-kekejaman yang sangat menyedihkan sekali. Kadang kalau kita melihat dari media sosial,
kita tidak sanggup lagi melihatnya, mengerikan sekali,” imbuhnya.
Masih dalam orasinya, ustaz
Syarifuddin Chan mengingatkan bahwa meskipun di Palestina telah terjadi
gencatan senjata dengan Zionis, aksi pembelaan tetap harus dilakukan, karena
genjacatan senjata ia katakan bukanlah akhir peperangan.
“Gencatan senjata, hanya seperti time
out dalam berolahraga yang sifatnya berhenti sementara. Apalagi gencatan
senjata dengan bangsa Zionis yang memiliki watak ingkar dengan perjanjian sejak
zaman Nabi Musa as. Tidak perlu percaya dengan gencatan senjata sekarang,”
tegasnya.
“Dalam gencatan senjata yang
terjadi di Palestina, tidak ada kesepakatan-kesepakatan apa pun di situ selain
berhenti saling tembak. Itu pun mudah sekali di langgar, jika pun kemudian Zionis
akan mengatakan ada perjanjian perjanjian secara permanen tidak akan menyerang
Palestina lagi,” terangnya.
Pada zaman Rasulullah saw.
katanya, juga sudah terdapat banyak kaum Yahudi yang selalu berbuat onar,
seperti Bani Qainuqa, Khuraizah, Nadhir, dan Khaibar, sehingga kaum Muslim
melakukan perlawanan perang terhadap mereka.
“Dan lebih biadab lagi perlakuan
para pendukung Zionis seperti Amerika yang terus mengenduskan agar warga
Palestina yang telah mengungsi di wilayah Rafah bagian selatan, agar selamanya
meninggalkan Palestina, karena tanah dan rumah-rumah sudah hancur menjadi
puing-puing,” ungkapnya.
“Orang-orang Palestina yang
sekarang ada di Rafah bagian selatan, mereka kalau kembali
lagi ke tempat mereka hanya tinggal puing-puing, tidak ada bisa lagi yang
mereka tempati di situ. Maka lebih baik kalau mereka pergi. Ini suara yang
sangat biadab. Kota-kota yang dihancurkan itu atas dukungan Amerika. Mereka
menghancurkannya lalu mengatakan itu miliknya.
Nah, inilah perangai Amerika pendukung Zionis,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau di
hadapan para peserta aksi agar terus berupaya memberikan dukungan dan menyuaran
empati terhadap kondis Palestina.
“Jadi untuk itu kita harus selalu
terus berbuat dan menyuarakan pembebasan Palestina, rasa empati karena kondisi
Palestina sedang tidak baik -baik saja,” pungkasnya.[] M. Siregar