Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Umat Islam Tidak Bisa Senang Hanya dengan Gencatan Senjata

Selasa, 11 Februari 2025 | 06:03 WIB Last Updated 2025-02-10T23:10:42Z

Tintasiyasi.ID -- Aktivis Muslim Malaysia Al-Ustaz Abdul Hakim Othman mengatakan meskipun saudara-saudara di Gaza mendapatkan kedamaian sementara selama masa gencatan senjata, namun umat Islam tidak boleh senang dengan hal itu.

 

“Kita tidak bisa senang dengan gencatan senjata ini. Bukannya kita tidak ingin saudara-saudara kita mendapat momen damai. Kita ingin saudara-saudara kita di Palestina selamanya damai, selamat dari Yahudi selamanya, bukan aman sementara karena perjanjian gencatan senjata ini,” ujarnya, Jumat (31/01/2025).

 

Di akun Facebook Abdul Hakim Othman – Juru Cakap HTM dalam Siri Kupas Tuntas bertajuk Gencatan Senjata Gaza: Perlukah Umat Islam Gembira?, ia menjelaskan, “Kita ingin mereka aman selamanya dan para penguasa kaum Muslim harus menyelamatkan mereka, tetapi tidak ada yang melakukan itu.”

 

Lanjutnya, gencatan senjata itu sebenarnya hanyalah jebakan Amerika terhadap Gaza, karena Amerikalah dalang gencatan senjata tersebut.

 

“Gencatan senjata ini terjadi setelah pembunuhan massal dan kehancuran besar di Gaza, dan setelah diamnya para penguasa Muslim di seluruh dunia. Padahal mereka mampu mengirimkan pasukan untuk melawan kejahatan Yahudi. Tiba-tiba ketika ada gencatan senjata, mereka termasuk orang-orang yang bergembira,” jelasnya.

 

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan rekam jejak Yahudi, mereka tidak pernah benar-benar menaati perjanjian apa pun yang mereka buat, terutama perjanjian gencatan senjata. “Tidak ada perjanjian gencatan senjata yang tidak dilanggar oleh orang-orang Yahudi,” tegasnya.

 

“Yahudi adalah kaum bajingan, sangat jahat, pembohong, dan pendusta. Inilah kaum yang dilaknat Allah Swt. Kejahatan dan kebohongan mereka, Allah catat dalam Al-Quran. Bagaimana kita bisa mempercayai orang-orang ini,” kata mantan pengacara itu.

 

Dalam Al-Qur'an, Allah telah menyatakan bahwa kaum Yahudi adalah kaum yang tidak menaati perjanjian. Kalau perjanjian dengan Tuhan saja bisa mereka langgar, apalagi perjanjian dengan manusia.

 

“Persoalan yang sebenarnya lebih penting adalah boleh atau tidaknya umat Islam menandatangani perjanjian dengan kaum penjajah,” jelasnya.

 

Ditegaskannya bahwa perjanjian gencatan senjata harus ditandatangani antara dua negara yang sedang berperang, bukan dengan negara yang datang untuk menjajah. Bagi negara-negara yang datang menjajah, jawabannya adalah jihad.

 

“Hukum bagi kaum Muslim adalah berperang dengan jihad untuk mengalahkan dan mengusir mereka dari tanah Gaza. Bukannya mengakui kolonialisme atau memberikan tanah kepada mereka,” ujarnya.

 

Lanjutnya, jihad adalah satu-satunya cara untuk umat Islam mengalahkan Yahudi. “Inilah perintah Allah Swt. kepada para penguasa dan bala tentara kaum Muslim. Padahal Allah Swt. dan Rasul-Nya menjanjikan kemenangan kepada para penguasa umat Islam jika mereka berjihad melawan kaum Yahudi sebagaimana disebutkan dalam surat at-Taubah,” bebernya.

 

“Betapa mendesaknya kita membutuhkan khilafah, negara Khilafah yang akan menggabungkan kekuatan tentara umat Islam dan akan mengambil solusi yang tepat berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah untuk melawan entitas Yahudi dan kemudian memerdekakan Palestina secara keseluruhan,” tutupnya.[] Syamsiyah Jamil

Opini

×
Berita Terbaru Update