Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Data Ijtimak Hampir Pasti Ramadhan Dimulai 1 Maret

Minggu, 16 Februari 2025 | 19:05 WIB Last Updated 2025-02-16T13:08:42Z

TintaSiyasi.id-- Cendekiawan muslim Uztaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengatakan berdasarkan data ijtimak akhir Syakban akan terjadi pada Jumat 28 Februari 2025 pukul 00:44 GMT dan hampir pasti akan memulai 1 Ramadhan pada tanggal 1 Maret 2025. 

"Akhir syakban itu terjadi pada Jumat 28 Februari pukul 00:44 GMT, Rukyah hilal kemungkinan besar diperhitungkan ini hampir bisa dilakukan di seluruh wilayah termasuk di negeri kita dengan posisi hilang yang sangat atau sudah cukup tinggi yaitu kurang lebih antara tiga setengah sampai empat derajat. Dari data ini boleh kita sebut hampir pasti kita akan memulai 1 Ramadhan itu pada tanggal  1 Maret," ujarnya dalam kanal Youtube STEI Hamfara dengan judul Kajian Akbar Tarhib Ramadhan 1446 H pada Kamis (13/2/2025).

Lanjutnya, ia menambahkan bahwa puasa Ramadhan akan diakhiri pada 29 Maret 2025 pada pukul 10:57 GMT. "Kawasan yang dimungkinkan untuk melakukan ruqyah itu cukup jauh dari negeri kita, kalau ruqyah dilakukan di negeri kita itu hampir pasti tidak bisa dilakukan karena hilal masih jauh dibawah ufuk, masih minus tiga sampai minus satu derajat," jelasnya. 

"Tapi dikawasan Afrika bagian utara, Itali, Maroko, Aljazair dan Tunisia kemungkinan juga Mesir itu hilal mungkin dilihat, berdasarkan data ini kemungkinan besar kita akan mengakhiri puasa pada 29 Maret pada pukul 10:57 GMT, maka 1 Syawal kemungkinan besar 30 Maret," tambahnya.

Adapun, ia menekankan bahwa kepastian dari kapan akan memulai dan mengakhiri shaum Ramadhan ditentukan oleh rukyatul hilal. "Sebagaimana pesan nabi berpuasalah kalian dengan melihat bulan atau rukyatul hilal, dan berbukalah atau ber-idulfitrilah kalian dengan melihat bulan," ungkapnya.

Ia menambahkan dalam hadis lain dikatakan genapkanlah bulan syakban atau bulan ramadhan 30 hari. Dalam bulan hijriah penanggalan komariah antara di hari ke 29 atau ke 30. 

"Tidak mungkin hari ke 28 dan tidak mungkin hari ke 31, karena itu penting untuk memastikan dengan melalui hasil rukyatul hilal global ini data hisab global sebelumnya," terangnya.

Selain itu, ia menjelaskan Muhammadiyah menggunakan hisab lokal dalam penentuan 1 Ramadhan. Namun, hisab lokal cenderung memaksakan bahwa hilal harus terlihat dari ufuk Indonesia.

"Atas dasar apa bahwa hilal harus terlihat di ufuk Indonesia saja, itu tidak ada dalil sama sekali," tegasnya.  

Alhasil, ia menilai sebagai umat muslim kita harus memahami pentingnya menyambut bulan Ramadhan. Karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa.

"Ini bulan sangat istimewa, bulan Ramadhan sangat sangat sangat sangat istimewa, sebegitu istimewanya sampai nabi memang mengajarkan kita untuk menyambutnya," pungkasnya. [] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update