Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tipu Daya Gencatan Senjata, Strategi Penjajahan Palestina

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:22 WIB Last Updated 2025-02-11T12:22:16Z


Tintasiyasi.id.com -- Konflik antara Palestina dan Israel, kini masih berlanjut. Gencatan senjata yang terus digaungkan oleh mayoritas masyarakat kini terwujud, tapi dibalik hal itu, ada maksud terselubung di dalamnya. “Pembersihan penduduk Palestina” terimplementasikan dalam gencatan senjata.

Sebagaimana yang dikabarkan dari Republika.co.id (26-01-2025)  Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia hanya ingin melihat Yordania, Mesir dan negara-negara arab lainnya meningkatkan jumlah pengungsi Palestina yang mereka terima dari jalur Gaza. Hal ini berpotensi memindahkan cukup banyak penduduk untuk “membersihkan” wilayah yang dilanda perang.

Selain itu, dikutip dari Jakarta, CNBCIndonesia.com (24-01-2025) Ratusan warga Jenin di Tepi barat Palestina, terpaksa meninggalkan rumah mereka pada Kamis (23-01-2025) setelah pesan peringatan dari drone dengan pengeras suara menyuruh mereka untuk mengungsi. Hal ini terjadi di tengah operasi militer besar yang memasuki hari ketiga di kota tersebut. operasi ini mencakup penghancuran sejumlah rumah di kamp pengungsi Jenin.

Dari berita di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa gencatan senjata bukanlah solusi solutif untuk menyelesaikan masalah Palestina, justru sebagai strategi penjajahan halus. Pasalnya dengan gencata senjata ini mereka ingin membersihkan Gaza dari penduduk Palestina, dan akan membangun peradaban baru Di Gaza.

Dengan alasan Gaza sudah tidak ada kehidupan lagi. Warga Palestina dipaksa mengungsi ke negara-negara Arab dan diterima oleh mereka, tentu saja karna perintah dari Presiden Amerika. 

Solusi gencatan senjata, terimplemantasikan dari sekularisasi kehidupan. Mayoritas masyarakat merasa gencatan senjata adalah solusi bagi Palestina, dan pengungsian Palestina ke negara-negara Arab suatu hal baik, tapi nyatanya solusi tersebut hanyalah ilusi yang akan melancarkan aksi penjajahan kafir terhadap muslim.

Pasalnya, dengan kosongnya Gaza dari penduduk Palestina, akan menyebabkan hilangnya tanah Palestina ditangan umat Islam. padahal Khalifah Umar bin Khattab pernah mewasiatkan kepada umat Islam, untuk menjaga tanah palestina, tanah umat islam dari penjajahan kafir.

Tipu Daya Sekuler

faktor masalah ini terus berlanjut, karna terpecah belahnya umat muslim sehingga mereka berprinsip individualis nasionalis. Juga ketergantungan para pemimpin negara-negara Arab muslim kepada Amerika Serikat. 

Mereka berasumsi bahwa Amerika Serikat tidak dapat dikalahkan, dengan dalih, kini Amerika Serikat sebagai penyokong ekonomi dunia, sehingga para pemimpin negara tunduk padanya.

Asumsi tersebut implementasi dari Pemikiran yang dangkal, dan pemikiran tersebut terlahir dari sistem sekularisme yang kini diemban oleh mayoritas negara. Sistem sekularisme sengaja membuat masyarakat sekarang berada dalam keterpurukan demi menyejahterakan para oknum tertentu.Terlebih lagi sistem sekulerisme seakan-akan memberikan sebuah kenikmatan, tapi nyatanya hanyalah fatamorgana belaka.

Selain itu, karna paham nasionalis yang lahir dari sekularisme, sehingga membuat masyarakat apatis terhadap kondisi umat. Mereka lebih mementingkan kepentingan individu, tidak peduli dengan dampak buruk yang menimpa umat keseluruhan.

Khilafah dan Jihad Solusi Nyata

Asumsi- asumsi mengenai Amerika dapat dipatahkan, dengan adanya kesatuan umat islam, dan tentunya dengan asas aqidah yang benar. Tapi hal ini tidak dapat dilakukan jika pemikiran-pemikiran umat sekarang begitu apatis, individualis.

Solusi satu-satunya yang dapat membebaskan palestina dari penjajahan, adalah dengan adanya jihad, dan tentunya jihad tidak dapat terlaksana jika umat muslim terpecah belah. Maka dari itu persatuan umat Islam dibawah kepemimpinan khilafah diperlukan untuk membebaskan palestina dari penjajahan. 

Dengan pemikiran Islam yang berasaskan aqidah yang benar, dapat menyatukan umat islam. sehingga tidak ada lagi batas nasionalis yang membatasi umat untuk membela kebenaran. Dan juga hukum hukum Allah dapat di terapkan secara keseluruhan. Dan pemikiran ini bisa tercapai dengan adanya dakwah secara keseluruhan dan Pembina yang benar, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, wajib bagi kita semua untuk terus menggali ilmu dan menyebarkan kebenaran. Kita tidak boleh bosan-bosan menyuarakan kebenaran mengenai penerapan islam secara kaffah, Sehingga umat sadar akan pentingnya penerapan Islam secara kaffah dan tegaknya daulah di muka bumi ini. Dari sinilah langkah pengemban dakwah untuk mewujudkan peradaban yang mulia. Wallahua'lam A’lam Bishshawwab.[]

Oleh:  Amalia Dzihni
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update