Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tes Kehamilan Mencegah Pergaulan Bebas: Inikah Wujud Sesat Pikir Akibat Sekularisme?

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:28 WIB Last Updated 2025-02-04T20:28:17Z


TintaSiyasi.id -- Pergaulan bebas menjadi wabah yang tak terhindarkan di dalam sistem kehidupan hari ini. Berbagai kemaksiatan muncul akibat gaya hidup bebas, seperti pembunuhan, pemerkosaan, perzinahan, hamil di luar nikah, aborsi, hingga pembuangan bayi.

Banyak upaya kebijakan dilakukan berikut aturan perundang-undangan dibuat, tetapi selama ini tidak pernah mampu menyelesaikan persoalan. Seperti kebijakan yang dilakukan oleh salah satu sekolah di Cianjur.

Sebuah sekolah SMA di Cianjur menerapkan kebijakan tes kehamilan pasca liburan. Klaim dari pihak sekolah, katanya tes ini sudah lama dilakukan karena tiga tahun lalu pernah ada siswi yang hamil usai libur semester. Meskipun bakal menuai pro dan kontra, pihak sekolah menjalankan kebijakan ini demi mencegah siswi dan siswa terjerumus dalam pergaulan bebas.

Sejatinya tes kehamilan tidak akan mampu mencegah pergaulan bebas, yang ada tes ini hanya akan mendeteksi dini dampak pergaulan bebas, seperti hamil yang tidak diinginkan. Untuk menyelesaikan persoalan pergaulan bebas harus menemukan akar masalahnya dan mencabutnya hingga tuntas. 


Tes Kehamilan Mencegah Pergaulan Bebas, Wujud Sesat Pikir Akibat Sekularisme

Tes kehamilan tidak akan mampu mencegah pergaulan bebas. Kebijakan sekolah ini hanya akan menunjukkan adanya kesesatan dalam berpikir. Bisa jadi upaya ini diambil karena sekolah sudah tidak berdaya lagi menghadapi kerusakan pergaulan remaja yang semakin parah hari ini. 

Apapun alasannya, tes kehamilan hanya akan mendeteksi dini munculnya kehamilan yang tak diinginkan. Namun, tidak akan mencegah pergaulan bebas di kalangan remaja. Harus dipahami bahwa perilaku seks bebas tidak akan selalu berujung kehamilan. Jadi jelas tes kehamilan tidak akan mencegah pergaulan bebas.

Kesesatan berpikir ini akibat dari cara berpikir yang sekuler. Melupakan bagaimana peran agama dalam mengatur kehidupan. Menganggap agama hanya sebatas urusan manusia dengan Tuhannya dalam ranah ibadah semata. Alhasil, dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi dalam kehidupan hanya akan bertumpu pada sejauh lemahnya akal manusia.


Sekularisme Akar Masalah Pergaulan Bebas

Pemahaman sekuler yang telah mengakar di dalam diri individu-individu hari ini tercermin dalam setiap perilaku mereka. Perilaku yang tidak diatur dengan aturan Sang Pencipta akan menjadikan perilaku manusia bebas mengikuti hawa nafsunya. Merasa bahwa kebebasan berperilaku merupakan cerminan hak asasinya sebagai manusia. Alhasil, sekularisme ini melahirkan individu-individu yang mementingkan perilaku hidup liberal atau bebas. 

Oleh karena itu, kalau hanya sekadar tes kehamilan tidak akan pernah mampu membebaskan remaja dari pergaulan bebas. Selagi pemikiran mereka masih teracuni oleh sekularisme, mereka hanya akan terus berpikir tidak ada masalah pada perilaku mereka. Orientasi solusi hanya bertumpu pada permasalahan bagaimana perilaku mereka tidak akan menyebabkan kehamilan.

Seharusnya telah jelas, sekularisme telah mengabaikan mana yang halal dan mana yang haram. Standar halal haram menjadi tidak berlaku dalam sistem sekuler, standar utama mereka hanyalah hawa nafsu dan kesenangan duniawi semata.

Dalam sistem sekuler hari ini, sistem pergaulan yang diterapkan di masyarakat bebas tanpa ada batasan antara laki-laki dan perempuan. Kewajiban menutup aurat dan menundukkan pandangan dibebankan pada kesadaran keimanan masing-masing individu. Terlebih tidak ada penjagaan kehormatan dari negara. 

Dalam sistem sekuler hari ini pula, negara menerapkan sistem pendidikan, sistem informasi, dan sistem sanksinya berdasarkan sekularisme. Sistem pendidikannya mencetak generasi yang memiliki kepribadian yang cenderung sekuler. Cara pandang yang sekuler mencerminkan perilaku yang sekuler pula, melupakan standar halal haram.

Sistem informasinya pun bebas menampilkan berbagai macam konten-konten yang mampu menjerumuskan generasi pada gaya hidup bebas, menjadikan generasi cenderung lebih liberal. Konten-konten yang berbau sensualitas bebas diakses tanpa adanya filter dari negara. Ini semakin mengikis dan menggempur keimanan individu yang makin melemah. Lemahnya iman menjerumuskan pada pemenuhan naluri melalui jalan yang diharamkan.

Berikut juga dengan sistem sanksinya, tidak mampu memberikan efek jera apalagi mencegah terjadinya kemaksiatan yang serupa. Terlebih lagi, lemahnya jerat hukum bagi pelaku zina apabila dilakukan atas dasar suka sama suka. Bahkan, kebijakan yang selama ini dikeluarkan oleh negara untuk mengatasi pergaulan bebas lebih cenderung memfasilitasi perilaku bebas mereka.

Alhasil, pergaulan bebas ini adalah buah dari penerapan sekularisme. Maka jelas, akar permasalahan pergaulan bebas yang menjangkiti generasi adalah sistem sekuler yang diterapkan hari ini. Sistem ini melahirkan individu yang memiliki cara pandang hidup sekuler yang cenderung liberal dan tidak ingin diatur dengan agama.


Strategi Menyelesaikan Pergaulan Bebas dari Akar Masalahnya

Apabila kita sadar bahwa pergaulan bebas ini akar masalahnya ada pada sistem sekuler yang diterapkan hari ini, maka solusi hakikinya dengan mencabut akar masalah itu hingga tuntas. Ketika yang menjadi akar masalah adalah sistemnya, maka perlu ada pengganti sistem yang benar-benar memberikan penyelesaian secara menyeluruh.

Penulis dapat menawarkan sistem shahih yang benar-benar mampu menyelesaikan seluruh persoalan masyarakat hari ini secara komprehensif. Jadi tidak hanya persoalan pergaulan bebas saja yang akan teratasi, tetapi juga persoalan lainnya seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, sosial, dll.

Islam yang merupakan agama yang sempurna memiliki aturan yang menyeluruh di semua aspek kehidupan termasuk dalam mengatur pergaulan manusia. Aturan Islam ini akan menjaga kemuliaan manusia dan menjaga kehidupan. Aturan Islam ini akan nampak sempurna ketika diterapkan di seluruh lini kehidupan, bukan parsial atau hanya sebagian.

Dalam bidang pendidikan, Islam menjadikan akidah Islam sebagai asasnya. Dari sistem pendidikan ini akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam sehingga seluruh pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan aturan Islam. 

Kepribadian Islam yang dimiliki individu akan menjaga mereka untuk terus berada di dalam koridor ketaatan dan takut melakukan kemaksiatan, seperti pergaulan bebas. Pemikiran mereka akan terjaga dari berpikir sesat tentang gaya hidup liberal dan hak asasi manusia. Kepribadian Islam pada diri individu-individu juga menciptakan lingkungan masyarakat yang islami. Masyarakat ini akan memberikan kontrol apabila terjadi kemaksiatan di sekitar mereka, dengan menerapkan amar makruf nahi mungkar.

Dalam bidang sosial, Islam memiliki batasan-batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan, ada perintah menutup aurat, menundukkan pandangan, larangan ikhtilat dan berkhalwat. Pengaturan interaksi ini akan mencegah terbukanya celah-celah pergaulan di luar kendali, dan dapat menjaga ketaatan individu.

Dalam bidang informasi, Islam mewajibkan negara untuk hanya menampilkan informasi-informasi yang bermanfaat bagi masyarakat yang dapat meningkatkan ketakwaan mereka. Memfilter berbagai macam informasi yang mengundang syahwat atau yang berbau sensualitas. Ini akan menjaga masyarakat terus tersuasanakan dalam ketaatan.

Berikut juga dengan sistem sanksi, negara akan menerapkan sanksi yang tegas ketika ditemukan adanya pelaku kemaksiatan. Penerapan sanksi didasarkan pada Al-Qur'an dan hadis, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Penerapan sistem sanksi ini akan menjadi penebus dosa atas kemaksiatan mereka, serta akan menjadi pencegah munculnya perilaku kemaksiatan yang serupa.

Inilah mekanisme solusi tuntas penyelesaian pergaulan bebas yang ditawarkan dalam sistem Islam. Mekanisme ini tidak dapat diterapkan di dalam sistem sekuler hari ini karena akan berbenturan dengan sistem sekuler itu sendiri. Oleh karena itu, keseriusan dalam penyelesaian pergaulan bebas nampak pada mampu ataukah tidaknya meninggalkan sistem sekuler yang diterapkan hari ini. []

#LamRad
#LiveOppressedOrRiseUpAgainst


Oleh: Dewi Srimurtiningsih
(Dosol Uniol 4.0 Diponorogo)

Opini

×
Berita Terbaru Update