TintaSiyasi.id -- Kebijakan MBG digembar-gemborkan oleh pemerintah dengan alasan menjadi solusi terbaik untuk mencegah stunting (Tirto.id, 21/1/2025). Namun, kebijakan seperti ini sama sekali tidak menyentuh akar masalahnya terkait masih tingginya kasus stunting karena masih banyak generasi yang belum terpenuhi gizinya secara sehat. Belum apa-apa kebijakan MBG ini sudah banyak menuai masalah. Mulai dari masalah pendanaan yang kurang, mengambil dana dari sana sini yang akhirnya rakyat pun dianjurkan harus ikut terlibat dalam pendanaan. Selain itu ditambah kualitas makanan yang masih membahayakan. Ini jelas, bahwa negara tak serius atau tidak becus dalam mengurus rakyatnya.
Jika, lagi-lagi rakyat yang jadi korban untuk menerima beban berat dalam kehidupan, sudah jelas kebijakan MBG ini sejatinya bukanlah didedikasikan untuk kepentingan rakyat, namun rakyat hanya dijadikan alat yang seolah demi kebaikan namun menyengsarakan. Tak ubahnya hal ini hanyalah sebagai proyek pencitraan yang dibuat rapi oleh penguasa yang ujung-ujungnya rakyat dibebankan untuk membiayai rakyat itu sendiri yang diatur oleh penguasa yang bertujuan demi kepentingan korporasi sebagai program populis.
Tidak dipungkiri memang beginilah hidup dalam sistem kapitalis sekuler, di mana agama benar-benar dipisahkan dari kehidupan sehingga aturannya dibuat sekehendak hati manusia itu sendiri. Dalam kapitalis kebijakan apapun semua tujuannya hanya demi perkembangan dan keuntungan para pemilik modal semata. Mereka selalu mencari cara dengan selalu mengelabui masyarakat supaya mau tunduk dan mengikuti aturan mereka. Penguasa membuat aturan yang seolah baik dan terpuji sehingga banyak rakyat yang terpengaruh mengikuti tanpa melihat dibalik dinding dari kebijakan tersebut. Padahal, sejatinya kebijakan yang dibuat tak ubahnya merupakan cengkeraman bagi pengusaha menguras harta dan membebani rakyat sampai sengsara, semata-mata untuk memperoleh kebahagiaan dan keuntungan bagi mereka saja.
Dari masalah ini, jelas harus dicarikan solusi terbaik dalam kehidupan. Tidak lain, solusinya hanya diterapkannya Islam secara kaffah. Aturan dalam Islam akan menjamin kebutuhan gizi bagi para generasi dengan mekanisme yang terbaik sesuai syariat. Sehingga, tidak akan terjadi stunting. Bahkan, semua masyarakat pun akan terpenuhi nilai gizinya dengan kemudahan dalam memperolehnya. Karena pemimpin dalam Islam tahu betul akan amanah yang diberikan berupa keadilan terhadap apa yang sudah menjadi hak bagi rakyat.
Selain itu lapangan pekerjaan pun akan diberikan secara luas, serta membangun departemen kemaslahatan umum yang fungsinya sebagai penjagaan kualitas pangan dalam masyarakat, karena Islam memiliki dana besar. Jadi, tunggu apa lagi terapkan aturan Islam maka semua kebutuhan rakyat akan terpenuhi, tidak hanya pangan tapi sandang juga papan dan lain-lain. Dengan begini kehidupan rakyat akan menjadi aman, terarah, tanpa beban, sejahtera dan penuh berkah. Insyaallah.[]
Oleh: Mariyam Sundari
(Jurnalis, Pengamat Kriminal Anak)