TintaSiyasi.id-- Cendekiawan muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai melihat investasi dan peningkatan ekonomi di Indonesia menunjukkan pertumbuhan tapi tidak stabil apalagi adil. Banyak investasi dilakukan dan berimbas pada tumbuhnya perekonomian namun tumbuh diatas penderitaan rakyat.
"Mungkin dengan investasi ekonomi (di Indonesia) tumbuh, tumbuh yang tidak adil tumbuh diatas penderitaan orang lain, makanya kita inginkan ekonomi itu tumbuh, stabil, adil. Hari ini tumbuh, tidak stabil apalagi adil," ujarnya dalam kanal YouTube UIY official: Pagar Laut, Bukti Oligarki Mencengkeram Negeri, Ahad (2-2-2025).
Lanjutnya, ia membeberkan beberapa kali di Indonesia mengalami ketidakstabilan sosial, terlebih dalam konflik sosial berimbas ketidakstabilan politik. "Ketidak stabilan sosial berat sekali seperti rempang orang pada kelahi, kemudian terjadi macam-macam itu ketidakstabilan sosial," ungkapnya.
Adapun, ia menambahkan untuk ketidakstabilan ekonomi akan memunculkan krisis moneter. "Jadi sekarang tidak stabil dan tidak adil. Rempang itu, mereka yang sudah tinggal puluhan tahun kemudian digusur. Tani atau nelayan yang rumahnya dipinggir pantai tiba-tiba digusur dengan harga ganti rugi yang sangat kecil," keluhnya.
Sehingga, UIY menegaskan investasi untuk menumbuhkan perekonomian diperbolehkan sepanjang dilakukan dengan benar. Hal itu dapat dilakukan dengan cara yang halal, contohnya tidak melakukan investasi di dalam kepemilikan umum.
"Kalau kepemilikan umum dia mengambil hak orang lain, negara mestinya mengatur ini semua, negara tidak boleh dijadikan alat untuk keberhasilan investasi swasta yang melanggar," tegasnya.
Pria asal Yogyakarta ini megeluhkan bahwasanya negara saat ini lebih tunduk kepada pemilik modal karena kolusi dan birokrasi. "Kenapa birokrasi mau kolusi? Karena dia mendapatkan keuntungan, lihat saja kepala desa dapat Rubicon itu, darimana Rubicon itu dengan harga lebih 1 miliar seorang kepala desa bisa beli darimana. Ini baru kepala desa, bagaimana camat, bupati dan walikotanya, gimana lagi presidennya," sindirnya.
"Investasi boleh tapi investasi yang syari, hari ini gak kenal syari, mana ada kapitalis paham dosa yang ada untung rugi. Kalau harus menggusur demi keuntungan gusur, kalau harus bunuh ya bunuh," tandasnya. [] Taufan