Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kehancuran Palestina Hasil Kebijakan Amerika yang Konsisten Mendukung Genosida

Minggu, 16 Februari 2025 | 21:49 WIB Last Updated 2025-02-16T14:50:28Z
TintaSiyasi.id -- Merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan akan memgambil alih dan membangun kembali Gaza, Aktivis Muslimah Ustazah Iffah Ainur Rochmah, mengatakan, kehancuran Gaza dan Palestina sesungguhnya adalah hasil kebijakan Amerika yang konsisten mendukung genosida yang dilakukan Zionis Yahudi.

"Kehancuran Gaza dan Palestina secara umum sesungguhnya adalah hasil dari kebijakan Amerika yang secara konsisten terus mendukung pendudukan dan genosida yang dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi," ungkapnya kepada TintaSiyasi.id, Ahad (16/2/2025).

Ia mengungkapkan, dalam 15 bulan terakhir, setelah Oktober 2023 (Tufanul Aqsha) kaum Muslim menyaksikan bahwa kehancuran (Gaza dan Palestina) bahkan sudah diakui oleh dunia mengarah kepada genosida.

Kemudian, ia mengutip pernyataan Hizbut Tahrir internasional terhadap sikap Trump. "Bahwa Trump memperlakukan masalah Palestina sebagai salah satu dari kesepakatan bisnisnya. Maka dengan itulah Trump mengancam untuk menduduki Gaza, akan merebutnya dan akan membangun kota wisatanya di atas reruntuhan tembok-temboknya. Di atas tumpukan tengkorak-tengkorak penduduknya," ungkapnya.

Ironisnya, kata Iffah, pada saat bicara tentang kehancuran dan kondisi Gaza yang tidak layak huni, seolah-olah dia (Trump) mengatakan ini adalah hasil dari bencana alam. Ini akibat bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi dan seterusnya. Padahal ini adalah hasil dari tangan-tangan yang diwujudkan atau kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Amerika sendiri. Apakah itu Trump ataukah penerusnya atau pendahulunya.

Sesungguhnya yang terjadi, semua mata dunia bisa melihat bahwa entitas Yahudi menduduki Gaza itu semuanya adalah atas dukungan Amerika, dan Amerika melakukan men-take over Palestina secara langsung. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin menyempurnakan bagaimana dukungannya terhadap entitas Yahudi yang menduduki Palestina tadi. 

"Kalau selama ini kita masih bisa melihat orang-orang yang abai terhadap problem Palestina dan mereka mencukupkan memberi perhatian pada Palestina dengan bantuan kemanusiaan berupa pakaian, selimut pengiriman bantuan logistik dan seterusnya, tidakkah mereka menyadari ketika sekarang dikatakan sedang terjadi gencatan senjata dan di dalam klausul gencatan senjata itu terdapat poin untuk membuka perbatasan agar masuk bantuan-bantuan. Bukankah itu juga tidak dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi!," tegasnya.

Jika kaum Muslimin di berbagai belahan dunia masih abai terhadap problem Palestina dengan pernyataan yang dibuat oleh Trump ini. Maka sesungguhnya, lanjut Iffah, mereka adalah orang-orang yang tidak pantas menyebut diri mereka sebagai Muslim ataupun Muslimah.

Oleh karena itu, ia memberikan solusi atas penjajahan di Palestina. Umat Islam seharusnya menyadari kalau memang ingin membela Palestina. Ingin menunjukkan perhatian kepada sesama Muslim, tentu apa yang dinyatakan oleh Trump bahwa dia akan memindahkan penduduk Palestina, sesungguhnya semua itu seharusnya membangkitkan kesadaran umat, tidak lain yang dibutuhkan oleh umat Islam di Palestina adalah adanya pemimpinan politik berdasarkan syariat Islam.

Dengan itulah, kata dia, seorang khalifah yang memerintah kaum Muslimin dengan hukum-hukum syariat itu. Khalifah akan melihat dengan sangat nyata bahwa dia harus mengomandoi jihad fisabilillah. Karena saudara-saudara di Palestina tidak bisa dilepaskan dari pendudukan entitas Yahudi atau bahkan Amerik kecuali dengan itu (jihad).

"Kita sungguh sangat merindukan pemimpin-pemimpin Muslim memiliki sebuah kesadaran sebagaimana pemimpin Muslim di era yang lalu. Sebagaimana seorang Salahuddin Al Ayyubi. Sebagaimana Sultan Abdul Hamid, khalifah kaum Muslimin dari Khilafah Utsmani," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update