Om Joy, sapaan akrabnya membeberkan
empat level tersebut, “Pertama, pihak asing; kedua, oligarki; ketiga,
dikuasai oleh pemilik lapak atau pemimpin partai; keempat, presiden dan
DPR. Pelevelan ini berdasarkan pengaruh de facto kekuatan politik di
Indonesia,” ujarnya.
"Megawati level ketiga
sangat baper kepada Jokowi, karena sudah tidak bisa dijadikan petugas partai
lagi. Jadi jokowi naik level dari level empat menjadi level tiga,"
tambahnya.
Namun, ia menjelaskan apabila
PDIP dapat berkoalisi dengan Presiden Prabowo Subianto, maka Megawati mengakui
bahwa Jokowi naik level dan sejajar dengannya.
"Meski sama-sama level tiga,
karena pemilik lapak rezim Prabowo adalah Jokowi, maka nilai tawar (bargaining)
Megawati tetap saja di bawah Jokowi," ungkapnya.
Ia menekankan berdasarkan
pelevelan tersebut semuanya akan keluar dari kepentingan level di atasnya,
yakni oligarki dan asing. “Lantas berada di level berapa rakyat yang notabene
pemilik kekuasaan sejati?” tanyanya retoris.
"Rakyat tertipu tetap merasa
memiliki kekuasaan bahkan memiliki kedaulatan hanya karena rakyat diberi
kesempatan untuk mencoblos calon petugas partai (presiden dan DPR) yang telah
disiapkan pemilik lapak, yang tentu saja dengan tidak menyalahi oligarki dan
asing-aseng," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya, jika
rakyat yang mayoritas Muslim menyadari kekuasaan sejati ada di tangan rakyat
dan menyadari kedaulatan sesungguhnya ada di tangan asy-Syari' (Allah Swt.),
maka rakyat akan berjuang mengganti sistem demokrasi menjadi sistem khilafah. “Sehingga
kedaulatan kembali ke tangan asy-Syari',” tegasnya.
"Itulah mengapa,
asing-aseng, oligarki, pemilik lapak, kerap kali menyuruh petugas partai untuk
melakukan persekusi dan kriminalisasi kepada kaum Muslim yang memperjuangkan
tegaknya syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah, bukan apa-apa, karena
pelevelan yang selama ini tercipta akibat diterapkannya demokrasi, akan
porak-poranda," jelasnya.
Alhasil, ia menilai bila level
pertama dikuasai oleh rakyat yang kemudian membaiat khalifah untuk menerapkan
syariat secara kaffah dalam naungan khilafah, maka pihak asing akan gigit jari
lantaran tidak mendapatkan lagi apa yang selama ini mereka kuasai.
"Semua akan dikelola oleh
khalifah demi kesejahteraan dunia akhirat rakyat yang mayoritas Muslim ini.
Oligarki, pemilik lapak, rakyat, khalifah, dan para aparatur khilafah semuanya
wajib tunduk kepada syariat Islam saja, bukan yang lainnya," tegasnya.
"Bahkan mereka bahu membahu
berjihad melawan asing-aseng yang coba-coba macam-macam dengan Islam. Karena
dalam Islam, kedaulatan itu hanya milik asy-Syari' saja, bukan rakyat,
oligarki, pemilik lapak, khalifah, apalagi asing-aseng," tutupnya.[] Taufan