Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jurnalis: Kekuatan Politik Indonesia Dikuasai oleh Empat Level

Jumat, 07 Februari 2025 | 22:49 WIB Last Updated 2025-02-07T15:50:33Z

Tintasiyasi.ID -- Jurnalis Joko Prasetyo menilai bahwa kekuatan politik di Indonesia saat ini dikuasai oleh empat level. “Kekuatan politik di Indonesia saat ini dikuasai oleh empat level,” ungkapnya kepada TintaSiyasi.ID, Rabu (05/02/2025).

 

Om Joy, sapaan akrabnya membeberkan empat level tersebut, “Pertama, pihak asing; kedua, oligarki; ketiga, dikuasai oleh pemilik lapak atau pemimpin partai; keempat, presiden dan DPR. Pelevelan ini berdasarkan pengaruh de facto kekuatan politik di Indonesia,” ujarnya.

 

"Megawati level ketiga sangat baper kepada Jokowi, karena sudah tidak bisa dijadikan petugas partai lagi. Jadi jokowi naik level dari level empat menjadi level tiga," tambahnya.

 

Namun, ia menjelaskan apabila PDIP dapat berkoalisi dengan Presiden Prabowo Subianto, maka Megawati mengakui bahwa Jokowi naik level dan sejajar dengannya.

 

"Meski sama-sama level tiga, karena pemilik lapak rezim Prabowo adalah Jokowi, maka nilai tawar (bargaining) Megawati tetap saja di bawah Jokowi," ungkapnya.

 

Ia menekankan berdasarkan pelevelan tersebut semuanya akan keluar dari kepentingan level di atasnya, yakni oligarki dan asing. “Lantas berada di level berapa rakyat yang notabene pemilik kekuasaan sejati?” tanyanya retoris.

 

"Rakyat tertipu tetap merasa memiliki kekuasaan bahkan memiliki kedaulatan hanya karena rakyat diberi kesempatan untuk mencoblos calon petugas partai (presiden dan DPR) yang telah disiapkan pemilik lapak, yang tentu saja dengan tidak menyalahi oligarki dan asing-aseng," terangnya.

 

Lebih lanjut, menurutnya, jika rakyat yang mayoritas Muslim menyadari kekuasaan sejati ada di tangan rakyat dan menyadari kedaulatan sesungguhnya ada di tangan asy-Syari' (Allah Swt.), maka rakyat akan berjuang mengganti sistem demokrasi menjadi sistem khilafah. “Sehingga kedaulatan kembali ke tangan asy-Syari',” tegasnya.

 

"Itulah mengapa, asing-aseng, oligarki, pemilik lapak, kerap kali menyuruh petugas partai untuk melakukan persekusi dan kriminalisasi kepada kaum Muslim yang memperjuangkan tegaknya syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah, bukan apa-apa, karena pelevelan yang selama ini tercipta akibat diterapkannya demokrasi, akan porak-poranda," jelasnya.

 

Alhasil, ia menilai bila level pertama dikuasai oleh rakyat yang kemudian membaiat khalifah untuk menerapkan syariat secara kaffah dalam naungan khilafah, maka pihak asing akan gigit jari lantaran tidak mendapatkan lagi apa yang selama ini mereka kuasai.

 

"Semua akan dikelola oleh khalifah demi kesejahteraan dunia akhirat rakyat yang mayoritas Muslim ini. Oligarki, pemilik lapak, rakyat, khalifah, dan para aparatur khilafah semuanya wajib tunduk kepada syariat Islam saja, bukan yang lainnya," tegasnya.

 

"Bahkan mereka bahu membahu berjihad melawan asing-aseng yang coba-coba macam-macam dengan Islam. Karena dalam Islam, kedaulatan itu hanya milik asy-Syari' saja, bukan rakyat, oligarki, pemilik lapak, khalifah, apalagi asing-aseng," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update