TintaSiyasi.id -- Menilik perkembangan perang permanen Palestina dan Zionis yang tak berkesudahan, pada perkembangan terbarunya dilansir dari BBC Indonesia Gencatan senjata antara Zionis dan Hamas mulai dilakukan pada Minggu (19/01/2025), setelah awalnya mengalami penundaan selama tiga jam.
Perwakilan Israel, kelompok Hamas, Amerika Serikat, dan Qatar telah resmi menandatangani kesepakatan di Doha. Dan akhirnya kesepakatan gencatan senjata pertama kali diumumkan pada Rabu (15/01) oleh mediator AS dan Qatar. Namun ternyata, sesaat setelah gencatan senjata diumumkan masih ada serangan yang ditimpa oleh Gaza. Yang ternyata sekalipun Zionis sudah bersepakat masih ada Partai Kekuatan Yahudi yang berhaluan ekstrem kanan yang tidak menyetujui gencatan senjata yang disepakati bersama. Karena menganggap perjanjian gencatan senjata sebagai "kemenangan penuh bagi Palestina".
Kesepakatan gencatan senjata memang dimaksudkan untuk menghentikan serangan di Gaza sejenak. Dalam periode tersebut, Zionis dan Hamas dan bertukar sandera dan tahanan. Kelompok Hamas menangkap setidaknya 251 sandera ketika menyerang Zionis pada Oktober 2023. Sedang pada informasi terbarunya Hamas masih menyandera 94 orang. Sedang Zionis diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina yang akan dilakukan dengan beberapa tahapan. Tentu merupakan kegembiraan bagi para warga dikedua pihak seperti di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah, yang serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv para warga memberikan ekspresi bahagia sejenak dari peperangan yang terjadi yang kemudian perlahan memudar dikarenakan saat kembali ke rumahnya yang ada adalah sambutan kehancuran baik rumah, keluarga bahkan juga hobinya.
Perang yang dilakukan oleh keduanya telah berhasil membuka banyak mata dunia dengan pertempuran sengit dalam perebutan sengketa lahan yang berangsur bertahun-tahun lamanya. Serangan demi serangan terus digencarkan telebih pada 15 bulan terakhir yang semakin massif dilakukan tak berkesudahan. Serangan dari Hamas yang mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera, dibanding dengan serangan militer Zionis ke Gaza yang telah mengakibatkan lebih dari 46.700 orang telah tewas.
Gencatan senjata yang dijembatani oleh AS sebenarnya bukan dikarenakan tekanan AS kepada Netanyahu namun karena Zionis tidak sanggup mematahkan rakyat Gaza. Hal ini dibuktikan dengan nampaknya keteguhan rakyat Gaza meski menderita kelaparan, di bunuh, banyak pemimpin pejuang syahid, mereka tetap teguh dan mereka tetap mempertahankan tanahnya yang telah mampu menggentarkan Zionis.
Lantas apa saja tahapan dari gencatan senjata yang dipandang lebih menguntungkan Palestina ini?
Ada beberapa tahapan dalam gencatan senjata diantaranya adalah tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu, penyerahan tahanan ( 1; 30 ) yang artinya setiap sandra dari warga Israel yang dibebaskan akan membebaskan 30 sandra warga palestina.
Tahap kedua pelepasan sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan.
Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gaza yang tentu dapat memakan waktu bertahun-tahun serta pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.
Dilansir dari Voa Indonesia 17/1/2025 beberapa pengamat pesimis mengenai solusi gencatan senjata yang sedang diberlakukan karena dipandang hanya sekedar menjadi jeda konflik dan akan berpotensi lagi untuk meletusnya peperangan antara Palestina dan Zionis. Dikarenakan watak dari Zionis yang sering mengingkari perjanjian yang ada akibat banyaknya tekanan baik dari AS maupun tekanan dalam negerinya.
Hal ini dilihat dari pasca beberapa jam gencatan senjata diumumkan namun serangan Zionis masih tetap dilakukan, hingga pertukaran sandera diundur. Tidak hanya itu baru seminggu diumumkan gencatan senjata pada tanggal 23/1/2025 pesan peringatan dari drone dengan pengeras suara menyuruh para pengungi di Jenin untuk segera mengungsi karena akan diledakkan bom didaerah tersebut.Tentu, serangan udara Zionis memadamkan kegembiraan yang sempat muncul setelah pengumuman gencatan senjata. Dan akhirnya membuat suasana ceria berubah menjadi ketakutan. Karena gencatan senjata hanya diperuntukan di wilayah Gaza saja sementara wilayah Palestina lainnya tidak termasuk dalam kesepakatan. Hal ini membuktikan bahwa gencatan senjata nyatanya tak akan mengubah apapun.
Belum lagi ada tahapan ke tiga dari gencatan senjata yaitu tahap pembangunan kembali inilah yang paling dikhawatirkan, ketika tahap pembangunan kembali negeri Palestina pastilah membutuhkan biaya yang fantastis, terlebih sistem pemerintahan yang kocar kacir. Alhasil sangat berpeluang besar untuk AS mengirimkan antek-antek nya untuk memimpin Palestina dikemudian hari. Dan ini sangatlah berpeluang besar bagi para musuh Islam untuk menguasai Al aqsa dan Palestina .
Maka sudah saatnya untuk tidak berharap pada siapa pun kecuali hanya kepada Allah Swt, karena sering kali mengecewakan.
Sebagaimana firman Allah SWT : "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS al-Baqarah [2]: 120
Kandungan dari terjemahan ayat tersebut adalah para kaum Yahudi, dan kaum Nasrani tidak akan senang ataupun rela kepada kaum muslim dengan terus-menerus. Karena itu, tak perlu kaum muslim mencari kerelaan dan persetujuan mereka. Kita diminta untuk tetap fokus mencari ridha Allah dalam mendakwahi mereka ke jalan kebenaran yang menjadi misi risalah Rosulullah Saw dari Allah SWT yaitu menyebarkan Islam keseluruh penjuru dunia.
Maka bertepatan dibulan Rajab dan peringatan Isra' mi'raj harusnya menjadikan untuk semakin memahamkan masyarakat bahwa akar masalah penjajahan Palestina adalah tidak diterapkan Islam dalam sistem bernegara.
Akibatnya negara-negara muslim tidak punya pelindung dari banyaknya musuh-musuh Allah. Apalagi mengingat kemuliaan yang Allah berikan pada tanah Palestina yang begitu strategis. Karena umat Islam bagaikan satu tubuh, salah satu anggota tubuh sakit maka yang lain akan ikut merasakannya. Maka umat Islam sudah tidak hanya diminta untuk memboikot produk, memberikan sumbangan- sumbangan tapi lebih dari itu untuk mendorong terwujudnya kembali kemuliaan umat Islam dengan berdirinya sistem pemerintahan Islam yang sering disebut dengan khilafah. Harus ada dukungan nyata umat Islam khusunya di Indonesia untuk mengembalikan lagi pelindungnya yaitu kepemimpinan Islam dengan khilafah. Karena khilafah adalah ajaran Islam yang sering dilupakan dan ditiadakan keberadaannya yang padahal amat sangat penting posisinya untuk menjadi solusi dari banyaknya permasalahan hidup yang ada.
Sebagaimana umat Islam adalah satu tubuh maka sudah seharusnya untuk menyakini kemenangan adalah milik umat Islam dan pujian hanya milik Allah. Kemenangan akan datang atas pertolongan Allah. Oleh karena itu jalan perjuangan wajib sesuai tuntunan Allah, tidak menyerahkan urusan pada musuh-musuh Allah. Dan terus menyuarakan solusi Palestina dengan solusi tuntas yaitu khilafah Islam.
Wallahualam bisshowab
Oleh: Wilda Nusva Lilasari S.M.
Aktivis Muslimah