“Ada orang-orang yang tidak suka
dengan Islam, mengatakan, ‘Orang itu hanya berbicara saja dan terus mengatakan khilafah,
khilafah. Apa itu khilafah?’ katanya. Kita katakan, kalau kamu tidak suka
terhadap ajaran Islam, khilafah, jadi kau punya solusi apa terhadap masalah
yang kita hadapi? Kalau ada solusi yang lebih baik, tunjukkan! Karena tidak
akan pernah ada solusi yang lebih baik yang ditawarkan oleh Allah dan Islam,”
tuturnya dalam orasi Aksi Bela Palestina di alun-alun Kota
Padangsidimpuan, Ahad (09/02/2025).
Ia menjelaskan bahwa sesorang
yang mencela aktivitas bicara (dakwah) dan menganggapnya bukan aksi nyata,
hakikatnya adalah bagian dari kesalahpahaman dalam memahami ajaran Islam. “Islam
sampai kepada banyak manusia berawal dari pembicaraan,” terangnya.
Demikian juga ketika ingin
menunjukkan kepedulian terhadap Palestina dan menyampaikan solusi, tentu saja
kata Getra haruslah dengan berbicara. Segala informasi bisa sampai ke telinga
manusia dengan bicara.
“Kemudian kita hanya bicara,
kenapa? Karena dengan berbicaralah informasi Islam tersebar luas dan bisa
sampai ke telinga manusia. Informasi mengenai solusi terhadap Palestina bisa
sampaik ke telinga manusia, maka kita sampaikan kepada khalayak di sini untuk
membela Palestina,” imbuhnya.
Getra menjelaskan bahwa dengan
bicara akan mampu mengubah pemahaman manusia. “Pemahaman akan memengaruhi
tingkah laku seseorang, sehingga sangatlah perlu bahkan diwajibkan untuk bicara
sebagai cara untuk melakukan perubahhan di tengah-tengah manusia,” serunya.
“Apakah kita sadar bahwa berbuat
tergantung pada pemahan kita? Kita salat karena memahami wajib. Kenapa Saudari
pakai hijab syari? Karena memahami itu wajib. Oleh karena itu, berbicara tentang mengubah
pemmahaman manusia itu menjadi wajib.karena
berbicara akan mampu mempengaruhi
pemikiran orang lain, “ lanjutnya lagi.
Ia kemudian mengatakan dalam
orasinya, bahwa banyak para pemuka agama (asatiz) saat ini yang tidak
menyampaikan kepada para jemaahnya tentang kesempurnaan Islam sebagai solusi
atas segala persoalan hidup, termasuk masalaha Palsetina, hanya mencukupkan
diri mengkaji tentang salat, puasa, dan masjid.
“Mereka tidak tahu Islam itu
seperti apa. Mereka tidak paham solusi-solusi yang ditawarkan oleh Islam. Ini
gawat darurat. Mereka hanya memahami salat, Islam itu haji, Islam itu masjid.
Padahal Islam itu menjadi solusi bagi segala perkara. Islam itu solusi bagi
Palestina. Tetapi ketika ustaz-ustaz kita tidak menyampaikan itu kepada
jemaahnya, bagaimana mungkin jemaahnya menginginkan syariat Islam?” tegas Getra
dalam orasinya.
Lanjut ia katakan, bahwa kegiatan
aksi bela Palestina yang diselenggarakan oleh Kifah Padangsidimpuan adalah
bukti kepedulian terhadap Palestina. “Karena belakangan, orang-orang dan media
sudah mulai redup dan bosan membicarakannya setelah lebih setahun Palestina
digenosida,” ungkapnya.
“Meskipun telah banyak pakaian,
obat-obatan, dan makanan dikirim ke Palestina, akan tetapi tidaklah menjadi
solusi untuk menghilangkan gangguan yang diderita kaum Muslim di Palestina,”
katanya.
Ia menambahkan, belum lagi
menghadapi kelompok yang mengharapkan solusi penyelesaian atas Palestina dengan
bantuan PBB. “Hal tersebut mustahil akan mendatangkan solusi tuntas. Sebab PBB
ibarat orang tua bagi negara penjajah Zionis yang tidak mungkin menelantarkan
anaknya,” tegasnya.
“Selanjutnya kita mengamati ada
yang mengharapkan bantuan dari PBB. Mereka mengharapkan bantuan dari PBB untuk menyelesaikan kasus Palestina.
Padahal Zionis adalah anak kandung PBB, tidak mungkin PBB menelantarkan anak
kandungnya, mustahil. Oleh karena itu kita harapkan setelah ini kita makin
aktif untuk menyampaikan Islam,” pungkanya.[] M. Siregar