Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aksi Bela Palestina Yogyakarta Serukan Tolak Solusi Dua Negara

Minggu, 02 Februari 2025 | 17:49 WIB Last Updated 2025-02-02T10:51:39Z

Tintasiyasi.ID -- Dalam aksi bela Palestina Yogyakarta yang di mulai pukul 07.30 WIB, Ahad (02/02/2025), salah satu orator yang juga Budayawan Muslim Yogyakarta Doni Riw menegaskan seruan tolak solusi dua negara untuk Palestina, karena solusi dua negara solusi omong kosong.

 

“Tolak solusi dua negara untuk Palestina, karena solusi dua negara adalah solusi omong kosong,” tegasnya di hadapan ratusan umat Islam dari Forum Silaturahmi Majelis Taklim Yogyakarta dari berbagai wilayah Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta.

 

Di kawasan Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Doni menyatakan, “Membebaskan Palestina tentu bukan dengan membuat dua negara, omong kosong membuat solusi dua negara. Zionis datang ke Palestina kemudian minta sebagian tanah yang akan dimiliki dua negara. Solusi omong kosong."

 

“Solusinya ialah dengan Zionis hengkang dan kepemimpinan Palestina kembali di bawah kaum Muslim. Solusi dari PBB tidak menguntungkan Palestina, karena PBB alat Amerika Serikat (AS),” serunya di depan peserta aksi yang didominasi pakaian warna hitam dan batik.

 

Massa yang memegang spanduk bertuliskan 'Jihad dan Kaffah Solusi untuk Palestina' dan 'Kirim Tentara Selamatkan Palestina' terus menyimak orasi. “PBB alat Amerika. Solusi yang diajukan kepada PBB yang menguntungkan Palestina selalu di veto Amerika. Karena itu tidak ada jalan lain, kirim tentara bebaskan Palestina,” serunya lantang yang diikuti peserta aksi berteriak pembebasan Palestina sembari mengibarkan bendera al-Liwa dan Ar-Raya.

 

Orator lainnya, Abu Hasan, menilai otak dari solusi negara yang ditawarkan oleh PBB ialah AS. “Sehingga menerima solusi dua negara sama dengan menyerahkan sebagian tanah kaum Muslim kepada Zionis,” ungkapnya lugas.

 

"Tanah kharajiah adalah tanah yang menjadi haknya kaum Muslim sampai akhir zaman. Dengan solusi dua negara kita mengkhianati darah harum perjuangan aswaja Palestina," terangnya.

 

Selanjutnya, Pegiat Literasi dan Penulis Buku Buanglah Demokrasi Pada Tempatnya Pedyanto menekankan bahwa umat Islam disatukan dengan akidah yang sama. “Bukan dengan kepentingan, bangsa, suku, dan ras,” bebernya.

 

"Kalau ada saudara kita, kapan pun, di mana pun dia berada ketika dia tersakiti maka kita akan merasakan sakit. Ketika mereka dizalimi kita merasakan terzalimi. Ketika mereka dianiaya di mana pun kita ikut teraniaya. Ketika ada saudara kita di Palestina ditindas kita harus bangkit bergegas melawan," ucapnya lantang.[] Taufan


Opini

×
Berita Terbaru Update