Sekitar seribu massa melakukan long
march dari UIN Raden Fatah Kampus B Jakabaring pukul 07.30 WIB dan tiba di
Monumen Perjuangan Rakyat pukul 08.15 WIB. “Pertama, tegas menolak keras
gencatan senjata yang hanya menguntungkan penjajah Zionis Israel,” tegasnya.
“Wahai para pemimpin
negeri-negeri Muslim! Sampai kapan kalian hanya diam? Sampai kapan kalian
bernegosiasi dengan musuh Allah, sementara mereka terus menumpahkan darah kaum
Muslim,” ucapnya mempertanyakan.
Massa mengenakan baju bernuansa
putih dan hitam dengan membawa bendera putih (al-Liwa) dan hitam (ar-Rayah)
bertuliskan kalimat tauhid serta membawa poster bertuliskan Palestina Masih
Terjajah, Bebaskan dengan Jihad dan Khilafah.
“Setiap hari kita melihat
saudara-saudara kita di Gaza dan Tepi Barat dibunuh dengan keji, anak-anak
mereka menjadi yatim, para ibu mereka menjadi janda, dan tanah mereka dirampas
tanpa belas kasihan. Di tengah kezaliman ini, Israel berbicara tentang gencatan
senjata? Sungguh itu adalah kebohongan besar! Kami menolak gencatan senjata
palsu ini,” tegasnya.
Kedua, kepada seluruh
pemimpin negeri-negeri Muslim untuk segera mengirimkan tentara-tentara mereka
ke Palestina untuk mengusir Zionis Israel.
“Satu-satunya solusi adalah
mengirim tentara-tentara negeri Muslim ke Palestina untuk mengusir Israel
dengan kekuatan militer! Kita memiliki jutaan tentara, tank, pesawat tempur,
dan senjata berat,” jelasnya.
Ketiga, ia mendesak
penguasa agar mengambil sikap tegas dengan menghentikan segala bentuk
normalisasi dengan Zionis Israel. “Termasuk hubungan diplomatik, ekonomi, dan
militer,” ucapnya.
Keempat, mengingatkan kaum
Muslim bahwa khilafah adalah satu-satunya solusi yang akan membebaskan al-Aqsha
dan melindungi kehormatan kaum Muslim.
Kelima, mendesak kaum Muslim di
seluruh dunia untuk bersatu dalam perjuangan menegakkan kembali khilafah
sebagai perisai umat Islam.
“Kita tidak akan berhenti
berjuang, tidak akan diam, dan tidak
akan berhenti sampai Al-Aqsha kembali dalam pangkuan umat Islam,”
pungkasnya.[] Mia