Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ahli Fikih: Khilafah Itu Kewajiban, Berbuatlah Bukan Diam

Rabu, 19 Februari 2025 | 15:18 WIB Last Updated 2025-02-19T08:20:51Z

Tintasiyasi.ID -- Ahli Fikih Islam K.H. M. Shiddiq Al-Jawi, M.Si. menegaskan bahwa khilafah merupakan sebuah kewajiban, sehingga umat Islam dituntut untuk berbuat bukan hanya diam.

 

"Kita harus paham bahwa yang namanya khilafah itu adalah kewajiban syariat, yang namanya kewajiban itu menuntut kita berbuat bukan diam," ucapnya di kanal YouTube ALMIQYAS dalam judul Indonesia Berkah dengan Islam Kaffah pada Minggu (16/02/2025).

 

Lanjutnya, ia mencontohkan kewajiban di dalam Islam yakni salat fardu. “Di dalam kewajiban tersebut kita dituntut untuk berbuat, di awali dengan melakukan takbiratul ihram dan gerakan mengucap takbir,” terang Kiai.

 

"Dan para ulama sudah sepakat tegaknya khilafah itu adalah kewajiban umat, berarti umat itu tidak boleh diam, kalau diam hukumnya tidak wajib, mungkin mubah.  Mubah boleh dilakukan boleh tidak, itu ciri mubah. Tapi yang namanya wajib kita harus proaktif melakukan suatu perbuatan," jelasnya.

 

Adapun, ia menjelaskan dari kitab yang berjudul Al-Fiqh ‘ala Madzahibil Arba'ah yang ditulis Syekh Abdurrahman al-Jaziri dikatakan bahwa para imam yakni Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal sepakat untuk imamah atau sinonim dari khilafah merupakan fardu atau kewajiban.

 

"Kalau seperti yang ada sekarang ketika khilafah itu hancur sejak 1924 berarti fardu kepada kita umat Islam untuk menegakkan kembali," ujarnya.

 

Lebih lanjut, ia menekankan apabila hukumnya fardu maka ada tuntutan dari Allah Swt. supaya berbuat bukan diam. "Maka dari itu sebagai umat Islam karena hukumnya fardu kita lakukan sesuai dengan kemampuan kita, berjuang sesuai bagian masing-masing. Saya mengajak mari berjuang sesuai dengan kemampuan masing-masing," terangnya.

 

Lebih lanjut, dosen STEI Hamfara ini kembali menegaskan jika khilafah merupakan satu-satunya cara untuk menyatukan umat Islam. Terbukti dengan sistem selain Islam telah gagal.

 

"Mengapa harus dengan jhilafah karena kalau dengan yang lain terbukti tidak bisa. Sekarang ini bukti nyata tidak bisa, kita ini menggunakan apa? Sistem dari Eropa. Indonesia misalnya menggunakan sistem republi, apakah itu dari Islam? Bukan, sistem republik itu hasil dari revolusi Prancis," ungkapnya.

 

"Kenapa mereka Muslim tapi mengadopsi sistem pemerintahan dari Eropa? Kekeliruan besar. Jadi sudah terbukti, kita sekarang menerapkan sistem Eropa. Kenapa kita tidak menggunakan sistem dari Islam itu sendiri. Ketika khilafah nanti tegak, salah satu misinya adalah persatuan umat," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update