"Sistem khilafah beda dengan demokrasi. Demokrasi itu kan kedaulatan di tangan rakyat. Dalam Islam penguasa dipilih rakyat, seolah-olah mirip demokrasi, tetapi tidak sama. Karena khalifah dipilih oleh rakyat untuk melaksanakan kedaulatan syariat," ucapnya pada kanal Youtube UIY Official dengan judul Siapa Diskriminatif? Khilafah atau Demokrasi?, Kamis (02/01/2025).
Lanjutnya, tidak hanya berbeda dengan sistem demokrasi, namun khilafah juga berbeda dengan sistem teokrasi. “Dalam teokrasi, pemimpin berkuasa dengan dalih atas nama Tuhan,” tegasnya.
"Teokrasi sumber hukumnya raja dengan mengatasnamakan Tuhan. Seperti dirinya (pemimpin) dipilih Tuhan untuk berkuasa, dalam Islam penguasa dipilih rakyat," terangnya.
UIY menegaskan untuk menolak sistem teokrasi dan demokrasi, terlebih dengan teokrasi memiliki sejarah yang buruk di dunia Barat.
"Demokrasi teokrasi dan tentu saja kita akan menolak, karena teokrasi suatu istilah kalau yang sering saya bilang mengandung konotasi yang buruk di dalam pengalaman kesejarahan Barat. Justru demokrasi adalah antitesis dari teokrasi," jelasnya.
Meski demikian, ia menegaskan, sistem Islam bukanlah sistem yang diskriminatif seperti yang banyak disebut orang Barat. “Di dalam khilafah, wajib seorang khalifah adalah seorang Muslim dan menjalankan syariat Islam,” ujarnya.
"Islam tidak diskriminatif, tetapi seperti halnya sistem politik di mana pun, pasti punya limitasi (pembatasan)," tegasnya.
Ia mencontohkan sistem politik di Amerika ada limitasi juga. “Seorang presiden harus lahir di Amerika. Berbeda dengan sistem Islam, limitasi di Amerika berdasarkan keadaan, namun sistem Islam berdasarkan pilihan,” terangnya.
"Maksudnya, sekali lahir di Indonesia tidak mungkin bisa berubah lahir di Amerika, atau sebaliknya. Sementara limitasi dalam Islam sebuah pilihan, anda tidak akan jadi khalifah karena anda kafir, tetapi begitu anda Muslim, anda berpeluang menjadi khalifah dan itu pilihan, bisa dipilih siapa pun. Limitasi dalam Islam itu rasional," ujar penulis buku Menggagas Bisnis Islami ini.
"Jadi siapa bilang sistem di dalam Islam itu diskriminatif. Jadi kalau anda kafir itu kan pilihan anda, jangan salahkan siapa-siapa kalau anda tidak menjadi khalifah, karena anda memilih kafir," tutupnya.[] Taufan