Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tiga Poin Penting dari Tragedi Palestina hingga Jatuhnya Rezim Asad

Jumat, 17 Januari 2025 | 04:52 WIB Last Updated 2025-01-16T21:52:08Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan bahwa ada tiga poin penting sebagai pembelajaran di 2024 terkait tragedi Palestina dan runtuhnya rezim Bashar Asad.

"Ada tiga poin penting sebagai pembelajaran di 2024 terkait tragedi Palestina dan runtuhnya rezim Bashar Asad," tuturnya pada pembahasan Refleksi Dunia Islam 2024 di kanal Youtube UIY Official, Senin (06/01/2025).

“Mereka sering mengatakan atau coba mengatakan bahwa ini persoalan kemanusiaan, tidak ada urusannya dengan agama dan tidak ada urusannya dengan umat Islam. Apa yang terjadi di sana itu jelas menimpa saudara kita. Apa yg menjadi terjadi pada saudara kita itu sesungguhnya juga menimpa pada kita, menyakiti sebagian umat Islam menyakiti umat Islam secara keseluruhan,” terangnya. 

Pertama, tak mungkin dan tak boleh melupakan Palestina. “iapa saja yang mengatakan bahwa persoalan Palestina ini tidak ada hubungannya dengan agama, itu satu kedustaan yg sangat besar,” jelasnya. 

"Hal itu dilakukan dunia untuk terus mencoba mengurangi perhatian umat Islam terhadap apa yg terjadi di Palestina," ulasnya. 

Kedua, kenyataan bahwa dunia saat ini tidak berpihak pada umat Islam. “Dunia hari ini dunia yang sama sekali tidak ramah terhadap umat Islam. Kebohongan besar selalu disampaikan kepada mereka. Ketika mereka mengatakan hak asasi manusia itu semuanya berlaku untuk mereka, tapi tidak untuk umat Islam,” tegasnya. 

"Hegemoni dunia yang saat ini ada di tangan negara-negara Barat, khususnya Amerika dan dan sekutu-sekutunya, menjadikan wajah dunia saat ini jahat, tidak berperikemanusiaan, tidak adil, serakah, dan dunia yang dikuasai oleh para penjahat," bebernya. 

“Ketidakadilan, kezaliman, keserakahan, kejahatan, dan nirkemanusiaan sama sekali. Ini ada suatu peristiwa yang lebih dari satu tahun, tapi tak ada tanda-tanda bakal berhenti dan atau dihentikan oleh mereka,” imbuhnya. 

UIY menegaskan bahwa kerusakan Palestina bukan saja tanggung jawab Israel saja namun juga negara Barat dan pemimpin-pemimpinnya. 

“Karena itu tepat sekali kalau dikatakan bahwa seluruh kerusakan Palestina, Gaza khususnya, adalah made by western country itu tepat sekali,” sambungnya.

Ketiga, perpecahan umat Islam tampak nyata. "Hal ini menyebabkan umat Islam menjadi lemah tanpa kekuatan," tegasnya. 

“Dunia Islam ini hari adalah dunia yang terpecah, terbelah, dan dikuasai oleh mereka yang berkuasa tidak untuk kepentingan Islam, tapi untuk kepentingan dirinya masing-masing. Bahkan bukan untuk negaranya, kalau betul untuk negaranya kenapa Bashar Asad itu rela negaranya hancur begitu rupa? Hanya satu jawabannya bahwa dia tidak mempedulikan rakyatnya, negaranya, sepanjang dia dan keluarganya itu berkuasa,” papar UIY.

Walaupun, lanjutnya, umat Islam itu jumlahnya luar biasa banyak, yakni hampir 2 miliar, namun saat ini terpecah-belah di dalam lebih dari 50 negara. 

UIY menyampaikan kesadaran umat untuk bersatu ini harus bangkit dan menunjukkan identitas sebagai Muslim. "Persatuan itu tak kunjung bisa diwujudkan oleh karena ada dua hal yang memungkinkan terjadinya persatuan itu tidak ada," ungkapnya.

Pertama, institusi politik yang memang itu ditetapkan sebagai pemersatu umat; kedua, pemimpin yang memang dipilih atau diwujudkan sebagai pemimpin seluruh umat, yaitu khalifah,” jelasnya. 

Umat Islam harus menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada kemuliaan kecuali dengan Islam. "Tidak ada Islam kecuali dengan penerapan syariat secara kaffah, dan tidak ada penerapan syariat secara kaffah tanpa Daulah Islam Khilafah," pungkasnya.[] Hima Dewi

Opini

×
Berita Terbaru Update