Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Stop Genosida, Bebaskan Palestina

Jumat, 10 Januari 2025 | 05:18 WIB Last Updated 2025-01-09T22:18:24Z

Tintasiyasi.id.com -- Washington (AS) adalah pendukung kuat Israel selama serangan di Gaza yang mampu menggusur hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta jiwa. 

Menyebabkan krisis kelaparan dan meluluhlantakkan pemukiman dan sejumlah fasilitas umum. Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 45 ribu jiwa yang mayoritasnya anak-anak dan wanita.

Berbagai upaya diplomatik terus mengalami kegagalan karena AS sebagai sekutu terkuat Israel memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang gencatan senjata di Palestina. Pasalnya Presiden AS, Joe Biden mengusulkan kepada Kongres AS untuk menjual senjata senilai 8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 129,6 triliun kepada Israel.

Meskipun terjadi unjuk rasa selama berbulan-bulan untuk menuntut embargo senjata terhadap Israel, namun pada kenyataannya kebijakan AS tidak pernah berubah. Apalagi Biden dari Partai Demokrat akan digantikan oleh Donald Trump dari Partai Republik yang merupakan pendukung kuat Israel. (news.okezone.com, Minggu 05-01-2025)

Penderitaan rakyat Palestina dimulai ketika bulan November tahun 1917 M saat terjadinya Deklarasi Balfour yang isinya menyerahkan tanah Palestina pada entitas Yahudi atau yang kini dikenal dengan sebutan Israel. Negeri-negeri Islam pun mulai membisu dan beringsut mundur untuk mengamankan wilayahnya masing-masing.

Sejarah menyaksikan bagaimana para pembunuh bersekutu (AS dan Israel) di bawah dukungan internasional yaitu PBB untuk melakukan pembantaian paling keji dan mengerikan terhadap anak-anak, orang tua dan wanita. 

Entitas Yahudi adalah musuh nyata kaum muslimin yang mendapat angin segar ketika keruntuhan Khilafah Utsmani yang menyebabkan Daulah Islam terpecah belah menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terjajah.

Dibuatlah perbatasan negara untuk menggantikan ikatan Islam yang agung dengan ikatan kebangsaan (nasionalisme) yang bertentangan dengan akidah Islam dan menjadi penghalang dari persatuan dan kebangkitan umat Islam. 

Tak sampai di situ saja konstitusi dan undang-undang yang dimiliki umat Islam di otak-atik sedemikian rupa kemudian dirumuskan konstitusi dan undang-undang baru yang disesuaikan dengan sistem kehidupan Barat.
Ini bertujuan agar umat Islam tunduk dan patuh untuk melayani kepentingan Barat. 

Muncullah para penguasa boneka di negeri-negeri Islam yang hanya tahu cara mengabdi pada kepentingan Barat agar kekuasaannya bisa langgeng dan memperkaya diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan rakyat. 

Menjadikan isu Palestina sebagai cara untuk mendapat simpati dan suara umat Islam saja. Setelahnya kembali diam membisu tanpa melakukan aksi nyata untuk membebaskan Palestina sebagaimana pidatonya yang menggelora di panggung politik pemilihan kekuasaan.

Rakyat Palestina masih harus merasakan nestapa hingga hari ini. Kebrutalan, penindasan, pembunuhan, pengusiran dan genosida terus berlangsung di Gaza dan Tepi Barat sudah lebih dari setahun.

Ratusan ribu orang menyambut syahidnya dan terluka, lebih dari 10.000 dinyatakan hilang. Kehancuran besar-besaran serta kelaparan menewaskan puluhan anak-anak dan manula.

Yahudi atau Israel adalah entitas paling mengerikan dan menjijikan yang terus didukung, diberikan kekuasaan dan perlindungan politik internasional, serta pembenaran atas kejahatannya.

Sangat ironis bahwa para penguasa di negeri-negeri Islam malah meminta keadilan kepada organisasi internasional (PBB) yang dikuasai oleh Amerika yang merupakan sekutu dan pendukung terkuat dari entitas Yahudi.

Negeri-negeri Islam dipaksa untuk menormalisasi apa yang terjadi di Palestina sebagai bentuk pertahanan diri entitas Yahudi dari operasi perlawanan “Banjir Al Aqsa”.

Para penguasa di negara-negara Islam pun beramai-ramai membungkam semangat jihad yang menggelora dari para pemuda Islam dengan cara melalaikannya melalui gemerlap sosial media dan internet.

Berita di media massa pun diatur untuk menyudutkan Palestina. Tidak ada genosida yang ada hanya mempertahankan diri dan bahwa entitas Yahudi adalah pemilik asli tanah wakaf kaum muslimin tersebut.

Suara-suara tentang penderitaan rakyat Palestina di libas, digantikan oleh suara-suara para pendukung yang merupakan corong entitas Yahudi dengan menceritakan fakta sejarah palsu.

Para pemuda Islam dininabobokan dengan kebahagiaan semu, pergaulan yang merusak, pemikiran-pemikiran menyimpang serta dibodohi dengan berita-berita hoax. Sehingga menjadikan mereka para pemuda Islam yang lemah dan bodoh. Padahal di tangan para pemudalah revolusi bermula.

Memang sudah waktunya membangkitkan para pemuda untuk membebaskan Palestina. Mulai menyerukan jihad ke seluruh negeri-negeri Islam.

Menyatukan perasaan dan pemikiran untuk bangkit melawan rezim-rezim boneka bentukan Barat dan mulai bergerak ke Palestina untuk menghentikan kekejian dan kejahatan entitas Yahudi dan sekutunya.

Hal ini hanya bisa dilakukan oleh partai politik ideologis yang menginginkan revolusi besar-besaran untuk mengembalikan kehidupan yang penuh rahmat di mana syariat Islam sebagai asas negara dan kaum muslimin berada di bawah satu komando kepemimpinan. Yang menyatukan seluruh Jazirah Arab dan membentang dari Eropa Timur hingga Afrika Utara bahkan hingga ke benua Asia.

Gema seruan para pemuda Islam mendunia dengan meneriakkan “khaibar-khaibar ya yahud, jaisyu Muhammad sawfa ya’ud" (khaibar-khaibar hai Yahudi, pasukan Muhammad akan kembali). Seruan ini pasti menggentarkan entitas Yahudi yang dikenal berwatak khianat dan pengecut. 

Para punggawa syuhada menjelma kembali dalam diri para pemuda Islam. Ruh jihad menggelora dan panji-panji Islam berdiri tegak di tangan para perindu surga. 

Berduyun-duyun menuju Palestina. Menghapus air mata, mengobati luka, membangun kembali yang telah porak-poranda dan Palestina kembali ke pangkuan Islam. 

Teruslah serukan "birruh biddam nafdika ya Aqso" (dengan nyawa, dengan darah, kami akan membelamu wahai Aqso) di hati para pemuda Islam hingga mengakar kuat. Di tangan para pemuda inilah perjuangan tanpa kenal lelah untuk menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah bermula. Allahu Akbar.[]

Oleh: Ika Nur Wahyuni
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update