Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Standar Baik dan Buruk, Kiai Labib: Menurut Allah Swt.

Rabu, 29 Januari 2025 | 06:39 WIB Last Updated 2025-01-28T23:41:13Z

Tintasiyasi.ID -- Di kanal YouTube One Ummah berjudul Standar Baik dan Buruk Seorang Muslim, Ulama Aswaja K.H. Rokhmat S. Labib mengatakan bahwa standar memandang sesuatu baik atau buruk bagi seorang Muslim adalah menurut Allah Swt.

 

"Baik buruk menurut seorang Muslim itu bukan hanya didasarkan kepada enak dan tidak enak, baik dan tidak baik menurut akal manusia. Tetapi bagi seorang Muslim, baik dan buruk adalah menurut Allah Swt.,” terangnya, Selasa (26/03/24).

 

Ada satu ayat di antara yang menggambarkan ini. “Misalnya dalam surah al-Baqarah ayat 221. Ketika Allah Swt. menerangkan kepada kita tentang larangan untuk menikahi orang-orang musyrik dan musyrikah," tuturnya.

 

Allah swt berfirman:

 

Dan janganlah kamu berkawin dengan perempuan-perempuan kafir musyrik sebelum mereka beriman (memeluk agama Islam); dan sesungguhnya seorang hamba perempuan yang beriman itu lebih baik daripada perempuan kafir musyrik sekalipun keadaannya menarik hati kamu. Dan janganlah kamu (kawinkan perempuan-perempuan Islam) dengan lelaki-lelaki kafir musyrik sebelum mereka beriman (memeluk agama Islam) dan sesungguhnya seorang hamba lelaki yang beriman lebih baik daripada seorang lelaki musyrik, sekalipun keadaannya menarik hati kamu. (Yang demikian ialah kerana orang-orang kafir itu mengajak ke neraka sedang Allah mengajak ke Surga dan memberi keampunan dengan izinNya.

 

“Jadi kita harus mengambil apa yang jadi patokan dari Allah Swt. Kalau Allah katakan baik, kita mengatakan baik, kalau Allah katakan buruk, kita katakan buruk, karena ada konsekuensinya," tegasnya.

 

Bagi seorang mukmin, bahkan bagi sesiapa pun, kalau sudah dibandingkan dengan surga tidak ada apa-apanya. "Maka sekali pun itu cantik, sekalipun kaya raya, cerdas segala macam dimiliki, tetapi kalau itu mengajak kepada neraka, itu jelas jauh jika dibandingkan dengan surga yang luasnya seluas langit," ungkapnya.

 

“Maka begitulah seorang mukmin selalu menjadikan syariat sebagai miqyasul amal (standar perbuatan). Apa yang dikatakan baik oleh syariat, itu baik. Apa yang dikatakan buruk, itu adalah buruk, dan harus ditinggalkan sekalipun itu menarik bagi kalian," pungkasnya.[] Hidayah Muhammad

Opini

×
Berita Terbaru Update